Berita Internasional

BOCOR Data Intelijen AS Dibantah Utusan Donald Trump, Klaim Serangan Hancurkan Pengayaan Uranium

Utusan khusus Presiden Amerika Serikat, Donald Trump untuk Timur Tengah bantah data intelijen terhadap serangan nuklir Iran pada Minggu bocor.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Ist/ Kolase Tribun Jambi
BANTAH: Utusan khusus Presiden Amerika Serikat, Donald Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff membantah data intelijen terhadap serangan udara Amerika Serikat ke fasilitas nuklir Iran pada Minggu (22/6/2025)  bocor. 

BOCOR Data Intelijen AS Dibantah Utusan Donald Trump, Klaim Serangan Hancurkan Pengayaan Uranium

TRIBUNJAMBI.COM - Utusan khusus Presiden Amerika Serikat, Donald Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff membantah data intelijen terhadap serangan udara Amerika Serikat ke fasilitas nuklir Iran pada Minggu (22/6/2025)  bocor.

Dia menegaskan penyerangan itu telah menghancurkan hampir seluruh kemampuan pengayaan uranium Teheran.

Tentu hal itu berbanding terbalik dengan laporan intelijen sebelumnya yang dikabarkan bocor.

Dalam wawancara dengan Fox News, Witkoff menyatakan lokasi Fordow, Natanz, dan Isfahan mengalami kerusakan parah.

Terutama pada komponen utama seperti sentrifugal yang digunakan untuk memperkaya uranium.

“Ketiga lokasi itu mengalami kerusakan mayoritas, jika bukan seluruhnya. Sentrifugal-sentrifugal dihancurkan dalam cara yang akan membuat sangat sulit bagi Iran untuk menghidupkan kembali program nuklirnya,” kata Witkoff, dikutip dari Al Jazeera, Rabu (25/6/2025).

“Menurut saya pribadi dan menurut banyak pakar lain yang sudah melihat data mentah, butuh waktu bertahun-tahun bagi Iran untuk pulih," ucapnya.

Witkoff juga mengkritik keras kebocoran laporan penilaian intelijen yang menyebut bahwa program nuklir Iran hanya tertunda beberapa bulan akibat serangan tersebut. 

Baca juga: ISRAEL akan Terus Serang Iran, PM Netanyahu: Jika Mulai Lagi Program Nuklir

Baca juga: TPNPB-OPM dalam Duka Nasional: Pemasok Logistik ke KKB Papua Meninggal

Baca juga: Dokter Tifa Sebut Jokowi di Fase Runtuhnya Wadah: Sorot Mata Kosong, Penurunan Fungsi Tubuh

Ia menyebut tindakan itu sebagai “tindakan pengkhianatan” dan mendesak dilakukan penyelidikan menyeluruh.

“Ini seharusnya diusut. Siapa pun yang bertanggung jawab atas kebocoran ini harus dimintai pertanggungjawaban,” ujarnya.

Gedung Putih sebelumnya juga sudah membantah isi laporan itu dan menyebut pelakunya sebagai “oknum rendah dalam komunitas intelijen” yang ingin mendiskreditkan Presiden Trump.

Lebih lanjut, Witkoff mengungkapkan bahwa proses dialog menuju perdamaian jangka panjang antara AS dan Iran telah dimulai, baik secara langsung maupun melalui perantara.

“Kami sudah saling bicara, tidak hanya secara langsung tetapi juga lewat pihak ketiga. Percakapannya menjanjikan,” kata dia.

“Sekarang waktunya kami duduk bersama dengan Iran dan merumuskan kesepakatan damai menyeluruh. Saya sangat yakin kami akan mencapainya," kata Witkoff.

Sebelumnya muncul kontroversi baru di Washington setelah dokumen penilaian awal dari Badan Intelijen Pertahanan (Defense Intelligence Agency/DIA) mengenai serangan Amerika Serikat (AS) ke Iran, bocor ke media.

Dokumen tersebut menyebut serangan udara AS ke fasilitas nuklir Iran tidak sepenuhnya menghancurkan program nuklir Teheran.

Baca juga: DONALD TRUMP Kecewa ke Iran dan Israel, Tetap Luncurkan Rudal Meski Umumkan Gencatan Senjata

Baca juga: Tukang Ojek Meninggal di Ruang Tunggu Dukcapil Jambi Saat Antar Tetangga Buat KK

Laporan yang diklasifikasikan sebagai "top secret" atau "sangat rahasia" itu menyebut serangan terhadap fasilitas Fordow, Natanz, dan Isfahan hanya menunda pengayaan uranium Iran selama beberapa bulan.

Selain itu, Iran disebut telah memindahkan sebagian cadangan uranium tingkat tinggi sebelum serangan terjadi.

Lebih lanjut, penilaian tersebut juga mengatakan beberapa sentrifugal utama Iran masih bertahan dan berkemungkinan besar masih beroperasi.

Gedung Putih: Penilaian Itu Salah Total

Menanggapi kebocoran tersebut, Gedung Putih langsung membantah kebenaran laporan tersebut dan mengecam kebocoran informasi yang mereka sebut sebagai upaya untuk merusak kredibilitas Presiden Donald Trump.

“Penilaian itu salah total. Ini adalah dokumen rahasia yang dibocorkan oleh individu rendahan dalam komunitas intelijen,” kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan, dilansir Al Jazeera, Selasa (24/6/2025).

“Ini adalah upaya terang-terangan untuk mendiskreditkan Presiden Trump dan para pilot pemberani yang telah menjalankan misi dengan sempurna untuk menghancurkan program nuklir Iran.”

Gedung Putih juga menyebut dokumen tersebut bocor tidak hanya ke CNN, tetapi juga ke The New York Times, Wall Street Journal, dan The Washington Post, menandakan adanya perang informasi yang sedang berlangsung di dalam pemerintahan AS sendiri.

Kebocoran ini merupakan salah satu indikasi pertama dari perang narasi pasca-serangan udara terhadap Iran.

Di satu sisi, pemerintahan Trump mengeklaim telah berhasil "menghancurkan ancaman nuklir Iran secara total".

Sementara di sisi lain muncul laporan internal yang menyiratkan Iran masih mempertahankan kapasitas pentingnya.

Hal ini dikhawatirkan akan berdampak pada dukungan domestik terhadap kebijakan luar negeri Trump, terlebih menjelang pemilihan presiden mendatang.

Sejauh ini, belum ada tanggapan resmi dari Pentagon maupun dari lembaga intelijen terkait keakuratan penilaian tersebut.

Seperti yang diketahui, AS melakukan serangan bom terhadap tiga lokasi nuklir di Iran pada Minggu (22/6/2025). Trump mengeklaim serangan tersebut sukses dan ketiga lokasi tersebut telah "dihancurkan".

Sementara Iran sendiri belum mengonfirmasi kerusakan total di situs-situs nuklirnya, namun beberapa pejabatnya membantah serangan tersebut menyebabkan kerusakan dahsyat.

Usai serangan tersebut, Iran melakukan serangan balasan ke pangkalan militer AS, Al Udeid, di Qatar dan dilaporkan tidak mengakibatkan dampak berarti.

Setelah itu, Trump mengumumkan gencatan senjata antara Israel dan Iran berhasil disepakati, Senin (23/6/2025).

Ia juga meminta kedua pihak menahan diri untuk tidak melanggar meski sempat terjadi serangan dari kedua negara setelah gencatan senjata berlaku.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Kumpulan Lagu MP3 DJ Remix Full Bass 24 Jam Tergacor, DJ Kartel, DJ Panda, DJ TikTok, DJ Wisnu 2025

Baca juga: Musrenbang RPJMD Batang Hari Jambi 2025–2029, Bupati Paparkan 6 Indikator Pembangunan

Baca juga: Polemik Stockpile Batubara PT SAS di Kota Jambi, Syarif Fasha Soroti Ancaman Lingkungan

Baca juga: DLH Jambi Pastikan PT SAS Layak Lingkungan, Sebut Stockpile Batubara Tidak Akan Ganggu Intake PDAM

Sumber: Tribun Ambon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved