News

Harga Minyak Dunia Diprediksi Tembus Rp2 Juta per Barel Usai AS Gempur Fasilitas Nuklir Iran

Harga minyak mentah dunia diprediksi melonjak tajam menyusul serangan militer Amerika Serikat ke tiga fasilitas nuklir utama Iran di Fordow, Natanz, d

SHUTTERSTOCK
Ilustrasi 

TRIBUNJAMBI.COM – Harga minyak mentah dunia diprediksi melonjak tajam menyusul serangan militer Amerika Serikat ke tiga fasilitas nuklir utama Iran di Fordow, Natanz, dan Esfahan pada Sabtu (21/6/2025) malam waktu AS.

Serangan ini menandai keterlibatan langsung AS dalam konflik Iran-Israel dan memicu kekhawatiran akan eskalasi menjadi perang global. 

Investor pun bersiap menghadapi lonjakan harga energi di tengah kekhawatiran terganggunya pasokan minyak dari Timur Tengah.

Sejumlah lembaga keuangan global seperti Citigroup, Goldman Sachs, dan JP Morgan telah memperbarui proyeksi harga minyak dunia.

Analis memperkirakan harga minyak jenis Brent akan naik ke kisaran US$75–78 per barel jika konflik hanya berdampak pada sekitar 1,1 juta barel per hari ekspor minyak Iran

Namun jika Iran benar-benar menutup Selat Hormuz, harga bisa melonjak drastis ke level US$120–130 per barel, atau sekitar Rp1,9 juta–Rp2,1 juta per barel (dengan kurs Rp16.200/US$).

Risiko Penutupan Selat Hormuz

Selat Hormuz merupakan jalur pelayaran vital yang dilalui lebih dari 20 juta barel minyak mentah per hari, berasal dari negara-negara seperti Arab Saudi, Kuwait, Irak, Uni Emirat Arab, dan Iran.

Minyak tersebut dikirim ke kawasan Asia, Eropa, dan Amerika.

Meskipun belum ada blokade resmi, ancaman penutupan Selat Hormuz oleh Iran sudah cukup memicu kepanikan pasar.

Jika jalur ini benar-benar ditutup, pasokan global akan terganggu secara signifikan.

“Selat Hormuz adalah leher botol sistem energi global. Jika ditutup, efeknya akan langsung terasa di pom bensin dari Jakarta hingga London,” ujar James Martens, analis energi dari Global Risk Insights.

Dampak Global: Inflasi hingga Krisis Pasokan

Tak hanya harga minyak mentah, sejumlah produk turunan seperti solar dan bahan bakar pesawat (avtur) juga mengalami lonjakan harga.

Di Eropa, harga jet fuel naik hingga 45 persen, sementara harga solar melonjak 60 persen.

Menurut Goldman Sachs, kenaikan harga energi berisiko menambah tekanan inflasi global, terutama di negara-negara pengimpor energi seperti negara-negara Asia dan Eropa.

Analis dari JP Morgan juga mengingatkan bahwa volatilitas pasar akan tetap tinggi dalam beberapa pekan ke depan, tergantung pada respons Iran dan langkah lanjutan dari AS dan sekutunya.

Selain itu, rantai pasok global juga berpotensi terganggu.

Banyak perusahaan pelayaran mulai mempertimbangkan untuk mengalihkan rute atau menunda pengiriman barang demi menghindari risiko di kawasan tersebut.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Harga Minyak Dunia Diprediksi Melonjak, Bisa Tembus Rp 2,1 Juta per Barel Imbas AS Ikut Serang Iran, https://www.tribunnews.com/internasional/2025/06/22/harga-minyak-dunia-diprediksi-melonjak-bisa-tembus-rp-21-juta-per-barel-imbas-as-ikut-serang-iran

Baca juga: KOK BISA Siswa SD Sawer Biduan di Acara Perpisahan? Kepsek Klarifikasi

Baca juga: Rakor di Jakarta, Monadi Ingin Terapkan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah di Kerinci

Baca juga: TEMUAN YKKMP Pasca Kontak Tembak TNI Vs TNI di Yahukimo: Selongsong Hingga Bukti Korban Tewas

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved