Berita Internasional

Tak Ada Negosiasi Gencatan Senjata bagi Iran selama Israel Terus Menggempur Wilayahnya

Iran menyatakan tidak akan melakukan perundingan gencatan senjata dengan Israel selama serangan dari Tel Aviv terhadap wilayahnya masih berlangsung

Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Mareza Sutan AJ
Tribunjambi.com/Mareza Sutan AJ
ISRAEL VS IRAN - Ilustrasi konflik Israel dan Iran. Iran menegaskan tidak ada negosiasi gencatan senjata selama Israel terus menggempur mereka. 

TRIBUNJAMBI.COM - Iran menyatakan tidak akan melakukan perundingan gencatan senjata dengan Israel selama serangan dari Tel Aviv terhadap wilayahnya masih berlangsung.

Sikap tegas tersebut disampaikan oleh seorang pejabat yang memiliki akses langsung terhadap komunikasi terkait, sebagaimana dilaporkan kantor berita Reuters pada Minggu (15/6/2025).

Penolakan Iran ini dinilai sebagai sinyal meningkatnya potensi eskalasi konflik yang lebih besar di kawasan Timur Tengah.

"Iran memberi tahu mediator Qatar dan Oman bahwa mereka (Iran dan Israel) hanya akan melakukan perundingan serius setelah Iran menyelesaikan tanggapannya terhadap serangan pendahuluan Israel," ungkap pejabat itu kepada Reuters dengan syarat anonim karena isu ini sangat sensitif.

“Iran menegaskan bahwa negaranya tidak akan berunding saat diserang,” lanjutnya seperti dilansir Reuters pada Senin (16/6/2025).

Pernyataan tersebut muncul menyusul serangan mendadak yang diluncurkan Israel pada Jumat pagi (13/6/2025).

Serangan itu menargetkan fasilitas nuklir Iran dan menewaskan Kepala Intelijen IRGC, Brigadir Jenderal Mohammad Kazemi, beserta wakilnya, Jenderal Hassan Mohaqiq.

Menanggapi serangan itu, Iran bersumpah akan memberikan balasan besar dan menyebut bahwa mereka siap "membuka gerbang neraka" terhadap musuh bebuyutannya.

Konfrontasi ini disebut sebagai yang paling intens di antara kedua negara dalam beberapa waktu terakhir.

Lebih jauh, pejabat yang menjadi sumber Reuters tersebut juga membantah sejumlah laporan media yang menyebut Iran meminta bantuan Oman dan Qatar untuk melibatkan Amerika Serikat sebagai mediator dalam gencatan senjata maupun perundingan nuklir.

Ia menyatakan bahwa informasi tersebut tidak benar.

Sebagai catatan, Oman selama beberapa bulan terakhir memang aktif menjadi penghubung dalam dialog nuklir antara Iran dan Amerika Serikat.

Namun, upaya tersebut harus terhenti menyusul serangan besar-besaran Israel ke Teheran yang menggagalkan putaran perundingan terakhir.

Sementara itu, Qatar dikenal berhasil menjadi penengah dalam kesepakatan pertukaran tahanan antara Iran dan AS pada 2023.

Kedua negara Teluk ini memiliki hubungan diplomatik yang baik dengan Iran dan Amerika Serikat, serta diketahui juga menjalin komunikasi langsung dengan Israel, menjadikan mereka pemain penting dalam diplomasi kawasan.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved