SUMUR Minyak Ilegal di Sarolangun Jambi Menyala, Api Menjulang Tinggi Disertai Ledakan Kecil

TRIBUNJAMBI.COM - Insiden kebakaran hebat terjadi di kawasan sumur minyak ilegal yang berada di Mandiangin Timur, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi.

Kebakaran yang berada di kawasan minyak tersebut membuat api cepat membesar dan membubung tinggi.

Menyalanya api tersebut juga disertai dengan ledakan kecil.

Berdasarkan informasi viral yang beredar di sosial media terjadi pada Kamis (12/6/2025), tepatnya di lokasi yang disebut Area 10.

Informasi itu juga menyebutkan kebakaran di sumur minyak ilegal terjadi pada malam hari sekitar pukul 20.00 WIB.

Api yang menjulang tinggi ke udara itu juga disertai dengan ledakan kecil.

Meski terjadi kebakaran hebat, hingga saat ini tidak ada korban jiwa dilaporkan dari insiden tersebut.

Adapun pemilik dari sumur tersebut dikabarkan milik tiga orang yang dijuluki manusia belut.

Baca juga: Polres Sarolangun Jambi Tangkap Pemilik Sumur Minyak Ilegal Pasca Kebakaran di Mandiangin Timur

Baca juga: Breaking News - Kebakaran di Ruko Depan RS Abdul Manap di Mayang Kota Jambi

Baca juga: MENGERIKAN Resma Reta Dibunuh 13 Tusukan, Sahabat Resma Sempat Dengar Teriakan: Ngapoi Kau Kesiko

Bahkan di lokasi tersebut sebagai wilayah operasi dari ketiga orang yang disebut 'Tiga Serangkai Kepala Belut'.

Adapun Area 10 tersebut merupakan wilayah yang sulit dijangkau oleh pihak luar, sebab dijaga ketat.

Berikut keterangan unggahan video kebakaran yang berada di kawasan sumur minyak ilegal di Mandiangin, Sarolangun, Provinsi Jambi itu.

Kebakaran Hebat di Area 10 Mandiangin Timur Sarolangun, Diduga Sumur Ilegal Milik “3 Serangkai Kepala Belut”

Kebakaran hebat terjadi di lokasi yang dikenal masyarakat sebagai “Area 10”, tepatnya di Desa Jati Baru, Kecamatan Mandiangin Timur, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi, pada malam Kamis, 12 Juni 2025. Lokasi tersebut selama ini disebut-sebut sebagai wilayah operasi kelompok yang dikenal dengan julukan “3 Serangkai Kepala Belut”.

Sumur minyak ilegal yang terbakar diduga kuat milik tiga tokoh yang dikenal luas di kawasan itu:
• Subandrio
• Da’eng alias Candra
• Gusti

Warga sekitar menyebut Area 10 sebagai “Area 51-nya Sarolangun” karena dijaga ketat dan dikenal sulit dijangkau oleh pihak luar, termasuk aparat. Lokasi ini diduga berada di bawah perlindungan pihak-pihak tertentu yang membuat aktivitas di dalamnya berlangsung tanpa hambatan hukum, atau dalam istilah warga, “berbeking licin”.