Berita Viral

YORDANIA Bekingi Israel, Tembak Jatuh Serangan Udara Iran, Ali Khamenei Bersumpah Hancurkan Musuhnya

Sebelumnya, penyiar publik Israel melaporkan negaranya mulai mencegat pesawar nirawak di atas Suriah.

Penulis: Tommy Kurniawan | Editor: Tommy Kurniawan
ist
YORDANIA Bekingi Israel, Tembak Jatuh Serangan Udara Iran, Ali Khamenei Bersumpah Hancurkan Musuhnya 

TRIBUNJAMBI.COM - Perang panas dilakukan Israel kepada Iran rupanya dibantu oleh Yordania.

Fakta itu terkuak ketika Israel mencegat pesawat Iran usai serangannya pada Jumat dini hari (13/6/2025).

Rupanya militer Yordania ikut membantu menembaki drone dan rudal Iran yang melintasi wilayah udaranya.

Sebelumnya, penyiar publik Israel melaporkan negaranya mulai mencegat pesawar nirawak di atas Suriah.

Sama halnya dengan Channel 12 negara itu melaporkan angkatan udaranya mencegat UAV di atas Arab Saudi.

Sementara itu, kantor berita negara Yordania melaporkan mereka telah mencegat sejumlah rudal dan pesawat nirawak yang memasuki wilayah udaranya pagi ini.

Baca juga: BERSUMPAH Pemimpin Tertinggi Iran Akan Hancurkan Israel Usai Jenderalnya Tewas, Khamenei: Hukuman

Baca juga: PANTAS Israel Serang Iran hingga Tewaskan Mayjen Hossein Salami, Emosi Arab Saudi Meledak

Baca juga: PENAMPAKAN Peta Pangkalan Militer AS di Timur Tengah, Perang Israel - Iran Tak Terbendung

Yang terbaru adalah Israel menunggu kedatangan sekitar 100 pesawat nirawak serang yang diluncurkan dari Iran dalam apa yang tampaknya merupakan respons pembalasan awal terhadap serangan Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Iran.

Beberapa laporan mengatakan Israel melakukan di Iran dalam 10 menit apa yang telah dilakukannya terhadap Hizbullah selama 10 hari untuk menyingkirkan jajaran kepemimpinan tingkat atas Iran.

Israel tengah mempersiapkan diri untuk pertempuran yang lebih panjang, setidaknya dua pekan, sebagaimana yang kami dengar dari perdana menteri Israel, yang meminta warga negaranya bersiap, membeli makanan, dan tetap berada di dekat tempat perlindungan karena negara tersebut dalam keadaan darurat.

Wilayah udara terkunci, sekolah ditutup, dan semua bisnis tutup; tidak ada yang diizinkan untuk dilanjutkan kecuali hal-hal yang benar-benar diperlukan sementara militer dalam keadaan siaga tinggi dan memanggil kembali ribuan prajurit cadangan untuk bertugas aktif di militer.

Sementara itu, pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei marah usai diserang Israel bertubi-tubi hingga Jumat (13/6/2025).

Ya, Ali Khamenei bersumpah akan memberikan hukuman berat kepada Israel dalam waktu dekat.

Dalam pernyataan resmi disiarkan oleh kantor berita negara IRNA, Ali Khemenei mengecam keras serangan tersebut.,

Ia menegaskan jika tindakan Israel telah merenggut nyawa sejumlah tokoh penting militer, salah satunya Panglima Tertinggi Garda Revolusi Iran Mayjen Hossein Salami.

Tak itu saja, serangan Iran juga menewaskan sejumlah ilmuwan di Iran.

Menurutnya tindakan serangan Israel ini sudah sangat keji dan jahat.

"Israel telah membuka tangan keji dan berlumuran darahnya untuk melakukan kejahatan terhadap negara tercinta kami, memperlihatkan watak jahatnya lebih dari sebelumnya dengan menyerang kawasan pemukiman," ujar Khamenei dalam pernyataannya, Jumat (13/6/2025).

IRNA juga mengonfirmasi bahwa sejumlah pejabat tinggi militer dan ilmuwan telah menjadi korban tewas dalam serangan tersebut, namun belum dirinci secara resmi siapa saja yang menjadi korban.

BERSUMPAH Pemimpin Tertinggi Iran Akan Hancurkan Israel Usai Jenderalnya Tewas, Khamenei: Hukuman
BERSUMPAH Pemimpin Tertinggi Iran Akan Hancurkan Israel Usai Jenderalnya Tewas, Khamenei: Hukuman (ist)

Sumber-sumber sebelumnya dari media Iran sempat melaporkan bahwa Jenderal Hossein Salami dari Garda Revolusi Iran (IRGC) dikhawatirkan turut menjadi korban, bersama satu pejabat tinggi lainnya serta dua ilmuwan nuklir.

Serangan ini menimbulkan ledakan besar di berbagai lokasi, termasuk di ibu kota Iran, Teheran, dan kota-kota besar lainnya seperti Kermanshah dan Tabriz.

Warga di Teheran melaporkan mendengar rentetan ledakan pada Jumat pagi, beberapa jam setelah serangan pertama, meski belum diketahui apakah itu berasal dari sistem pertahanan udara yang aktif atau serangan susulan.

Di Kermanshah, warga menyaksikan asap hitam membumbung tinggi di atas kota pasca suara ledakan keras.

 Belum ada informasi pasti mengenai target yang diserang di wilayah tersebut. Situasi serupa terjadi di Tabriz, di mana ledakan juga terdengar namun belum diketahui secara jelas penyebab dan dampaknya.

Angkatan Udara Israel menggunakan pesawat pengisi bahan bakar udara ke udara yang sudah tua untuk mendukung misi tempur ini, agar pesawat tempur mereka bisa menjangkau target di Iran.

Namun belum jelas apakah jet tempur Israel benar-benar memasuki wilayah udara Iran atau hanya menembakkan rudal dari jarak jauh di wilayah udara negara tetangga, seperti Irak.

Beberapa warga Irak mengatakan mendengar suara pesawat tempur terbang di atas kepala mereka pada saat serangan berlangsung.

Serangan Israel ini diyakini sebagai bagian dari operasi militer besar yang disebut "Rising Lion", yang menurut pernyataan sebelumnya dari pihak Israel, ditujukan untuk menghentikan pengembangan senjata nuklir Iran.

Target operasi ini meliputi fasilitas pengayaan uranium, program rudal balistik, hingga para ilmuwan yang diduga terlibat dalam proyek bom nuklir.

Sosok Mayjen Hossein Salami

Berikut ini sosok Mayjen Hossein Salami yang tewas dalam serangan udara Israel pada Jumat (13/6/2025) dini hari. 

Serangan udara Israel ini dikenal dengan operasi militer Rising Lion. 

Mayjen Hossein Salami merupakan ikon militer dan ideologi Republik Islam Iran

Hossein Salami dipandang sebagai perpaduan antara ideologi, prajurit, dan propagandis.

Ia bukan hanya memimpin IRGC secara militer, tetapi juga mengarahkan visi geopolitik Iran yang menantang hegemoni Barat.

Dalam kehidupan dan kematiannya, ia menjadi simbol dari tekad Iran untuk bertahan, menyerang, dan membentuk poros kekuatan baru di Timur Tengah.

Latar Belakang dan Pendidikan

Dikutip dari Reuters, Hossein Salami lahir tahun 1960 di Golpayegan, Provinsi Isfahan, ketika Iran masih berupa Negara Kekaisaran.

Ia diterima di jurusan teknik mesin di Iran University of Science and Technology pada 1978.

Pendidikan formalnya sempat tertunda karena ia memilih bergabung dengan IRGC setelah meletusnya Perang Iran–Irak (1980–1988).

Usai perang, ia melanjutkan pendidikan dan meraih gelar Magister dalam Manajemen Pertahanan.

Pengalaman militernya yang ekstensif membuatnya dipercaya menempati berbagai posisi penting, termasuk menjadi komandan Angkatan Udara IRGC dan kepala Universitas Komando dan Staf.

Karier Militer dan Kenaikan Pangkat

Salami bergabung dengan IRGC tahun 1981 dan melejit sebagai tokoh kunci pascaperang.

Hossein Salami menjadi wakil komandan IRGC hingga akhirnya pada 21 April 2019.

Kemudian Hossein Salami diangkat sebagai Panglima Tertinggi IRGC menggantikan Mohammad Ali Jafari oleh Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.

Sebagai panglima, Salami memainkan peran penting dalam:

Mengembangkan kekuatan siber dan UAV IRGC
 
Retorika Garis Keras dan Ideologi Perlawanan

Salami dikenal dengan retorika anti-AS, anti-Israel, dan anti-Saudi yang ekstrem.

Dalam pemakaman Qasem Soleimani (Januari 2020), ia menyatakan, "Kami akan membalas dendam yang tangguh dan membuat mereka menyesal."

Saat Iran menembak jatuh pesawat penumpang Ukraina (PS752) secara tidak sengaja, ia menyampaikan permohonan maaf terbuka di parlemen Iran dengan kata-kata menyentuh:

"Aku berharap bisa berada di dalam pesawat dan terbakar bersama mereka."

Pada 2019, Salami juga menyampaikan bahwa perang yang dihadapi Iran adalah perang global:

"Kami punya rencana untuk mengalahkan kekuatan dunia. Perang kami bukan lokal."

Hossein Salami juga memainkan peran sentral dalam menyusun operasi besar IRGC terhadap Israel, termasuk dalam serangan drone dan rudal ke wilayah Israel pada April 2024.

Salami menyebut operasi itu “berhasil melampaui ekspektasi” meskipun belum seluruhnya dipublikasikan.

Kematian dalam Operasi Rising Lion

Pada 13 Juni 2025, Israel meluncurkan Operasi Rising Lion, serangan udara terkoordinasi terhadap markas IRGC, situs nuklir Natanz dan pangkalan militer strategis di Isfahan.

Dalam serangan itu, Salami tewas bersama Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Jenderal Mohammad Bagheri.

Jet-jet F-35 dan F-15 Israel menyerang lebih dari 30 lokasi, termasuk ruang komando IRGC dan bunker pengendali drone.

Menurut laporan dari The Times of Israel dan Al Arabiya, kematian Salami dianggap sebagai “pukulan telak” terhadap kepemimpinan militer Iran.

Penghargaan dan Warisan

Salami menerima Order of Fath Kelas 1, penghargaan militer tertinggi di Iran.

Ia dianggap sebagai salah satu arsitek kekuatan militer regional Iran, bersama Qasem Soleimani.

Sumbangsih utamanya:

Menjadikan IRGC kekuatan militer dan ideologis paling berpengaruh di Iran

Memperkuat pertahanan asimetris lewat rudal, drone, dan milisi sekutu

Menjadi wajah perlawanan terhadap tekanan internasional dan sanksi ekonomi

Dampak Kematian dan Eskalasi Regional

Kematian Salami menimbulkan gelombang kemarahan di Iran.

Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei menyebutnya sebagai “martir besar bangsa” dan menyerukan “balas dendam total.”

Para analis memperingatkan bahwa gugurnya tokoh sekelas Salami berisiko memicu konflik regional terbuka antara Iran dan Israel, dan menggagalkan perundingan nuklir Iran-AS yang rencananya digelar dua hari setelah serangan terjadi.

Biodata Hossein Salami

Nama Lengkap: Hossein Salami (حسین سلامی)

Gelar: Sardar / Mayor Jenderal

Tempat Lahir: Golpayegan, Provinsi Isfahan, Negara Kekaisaran Iran

Tahun Lahir: 1960

Tanggal Wafat: 13 Juni 2025

Usia Saat Wafat: 64–65 tahun

Tempat Wafat: Isfahan, Iran

Penyebab Kematian: Serangan udara Israel (Operasi Rising Lion)

Karier Militer

Tahun Bergabung IRGC: 1981

Cabang Dinas: Korps Garda Revolusi Islam (IRGC)

Masa Dinas: 1981–2025

Pangkat Terakhir: Mayor Jenderal

Posisi Terakhir: Panglima Tertinggi IRGC (2019–2025)

Posisi Sebelumnya:

Wakil Komandan IRGC

Komandan Angkatan Udara IRGC

Kepala Universitas Komando dan Staf IRGC Pendidikan

Sarjana Teknik Mesin – Iran University of Science and Technology

Magister Manajemen Pertahanan – Universitas Militer Iran (setelah Perang Iran–Irak)

Pengalaman Tempur

Perang Iran–Irak (1980–1988)

Intervensi Iran di Suriah dan Irak (2010–kini)

Perang Bayangan Iran–Israel

Konflik langsung Iran–Israel (2024)

Penghargaan

Order of Fath (1st Class) – Penghargaan militer tertinggi di Iran

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved