Berita Viral

Menteri Bahlil Dikawal Ketat ke Fakfak, Takut Digeruduk Massa-Diteriaki Penipu Seperti di Sorong?

Kunjungan Menteri ESDM RI, Bahlil Lahadalia ke Fakfak, Papua Barat pada Rabu (11/5/2025) menjadi sorotan publik dan mendapat pengawalan super ketat.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Tribunnews
DIKAWAL KETAT: Kunjungan Menteri ESDM RI, Bahlil Lahadalia ke Fakfak, Papua Barat pada Rabu (11/5/2025) menjadi sorotan publik. Berbeda dengan kunjungan sebelumnya, kali ini Bahlil mendapat pengawalan super ketat. Bahkan setiap orang dilarang mengambil foto di Bandara Siboru Fakfak. 

Menteri Bahlil Dikawal Ketat di Fakfak, Berkaca Kunjungan ke Sorong Digeruduk Massa dan Diteriaki Penipu?

TRIBUNJAMBI.COM - Kunjungan Menteri ESDM RI, Bahlil Lahadalia ke Fakfak, Papua Barat pada Rabu (11/5/2025) menjadi sorotan publik. 

Berbeda dengan kunjungan sebelumnya, kali ini Bahlil mendapat pengawalan super ketat.

Bahkan setiap orang dilarang mengambil foto di Bandara Siboru Fakfak.

Terkesan tertutup, kunjungan Bahlil Lahadalia kali ini tanpa ada penyambutan tari-tarian daerah seperti biasa. 

Dia yang mengenakan kemeja putih dan celana hitam langsung menuju ruang VVIP untuk sarapan setelah turun dari pesawat.

Dia sarapan sebelum melanjutkan perjalanan dengan helikopter menuju Kabupaten Teluk Bintuni
Rundown agendanya pun tak tersebar luas.

Informasi yang beredar di masyarakat Fakfak menyebut Bahlil Lahadalia datang untuk memancing. 

Namun, Menteri Bahlil Lahadalia sendiri sebelumnya menyatakan kepada media di Jakarta kunjungannya kali ini untuk memastikan sumur-sumur gas di daerah Kepala Burung, termasuk Sorong, Fakfak, dan Bintuni. 

Baca juga: Menteri Bahlil Dikawal Ketat dan Dilarang Ngambil Foto saat ke Fakfak, Lanjut Naik Heli ke Bintuni

Baca juga: 4 PULAU Milik Warga Aceh Sejak 1965 Kini Beralih ke SUMUT, Diurus Sejak 2022, Ini Daftarnya

Baca juga: KKB Papua Anggota Egianus Kogoya Serang Aparat saat Patroli, Tembakan Balasan Lumpuhkan 1 TPNPB-OPM

"Dalam waktu dekat, saya akan berkunjung ke daerah kepala burung yaitu Sorong termasuk nanti ke Fakfak dan Bintuni. Saya akan memastikan sendiri langsung ke lokasi," tutur Menteri Bahlil Lahadalia.

Helikopter yang ditumpanginya bahkan sudah siaga di Bandara Siboru Fakfak sejak Senin, 9 Juni 2025.

Pengamanan ketat di Fakfak ini diduga berkaca pada insiden di Sorong.

Sebab pada Sabtu (7/6/2025), momen Menteri Bahlil Lahadalia kunjungan kerja ke Sorong justru berujung pada aksi protes massa yang meneriakinya 'Bahlil Penipu' di Bandara DEO Sorong.

Kekecewaan massa, yang terdiri dari Koalisi Selamatkan Alam dan Manusia Papua, memuncak saat Bahlil keluar melalui pintu belakang bandara, menghindari dialog langsung. 

Mereka menuntut pencabutan izin konsesi tambang nikel di Raja Ampat, membawa spanduk bertuliskan #SaveRajaAmpat dan #PapuaBukanTanahKosong.

Salah satu pemuda adat Raja Ampat, Uno Klawen, menyebut tindakan Bahlil sebagai penipuan.

Sebab hanya menyebut PT Gag Nikel, padahal ada tiga perusahaan besar lain yang juga beroperasi di Raja Ampat, yaitu PT Kawei Sejahtera Mining, PT Anugerah Surya Pratama, dan PT Mulya Raymon Perkasa. 

Baca juga: JOKOWI Disebut Miliki Kriteria Nabi, Kader PSI: Beliau Menikmati Menjadi Manusia Biasa

Sikap Bahlil yang menghindari massa dinilai sebagai bentuk ketidakjujuran dan ketidakpedulian terhadap aspirasi masyarakat adat yang merasa alam mereka dirusak atas nama pembangunan.

"Bahlil penipu, karena dia hanya menyebut satu perusahaan, yaitu PT Gag Nikel, padahal di Raja Ampat ada empat perusahaan besar yang beroperasi," ujar Uno.

Menurut Uno, selain PT Gag Nikel, tiga perusahaan lainnya yang masih beroperasi di wilayah Raja Ampat adalah adalah PT Kawei Sejahtera Mining, PT Anugerah Surya Pratama dan PT Mulya Raymon Perkasa.

Uno menilai sikap Bahlil Lahadalia yang menghindar dari massa dan tidak berani berdialog langsung sebagai bentuk ketidakjujuran serta ketidakpedulian terhadap aspirasi masyarakat adat.

"Kami sebagai anak adat Raja Ampat meminta negara jangan tutup mata terhadap permainan elit pusat. Alam kami dirusak dan dirampok atas nama pembangunan," tegasnya.

Aksi tersebut mencerminkan kekesalan warga adat atas kerusakan lingkungan yang terjadi akibat aktivitas tambang.

Serta harapan agar pemerintah lebih transparan serta berpihak pada kelestarian alam dan hak masyarakat lokal.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Dugaan Kecurangan Depot Pertamina Kasang Jambi, Ada Selisih 600 Liter per Mobil Tangki Elnusa

Baca juga: Prediksi Skor Jubilo Iwata vs Sagamihara di Yamaha Stadium 11/6/2025 Pukul 17.00 WIB

Baca juga: Menteri Bahlil Dikawal Ketat dan Dilarang Ngambil Foto saat ke Fakfak, Lanjut Naik Heli ke Bintuni

Baca juga: SPMB Dibuka, SMKN 1 Merangin Jambi Sediakan 420 Kursi untuk Murid Baru

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved