Berita Politik

JOKOWI Disebut Miliki Kriteria Nabi, Kader PSI: Beliau Menikmati Menjadi Manusia Biasa

Presiden ke -7 RI, Joko Widodo atau Jokowi disebut memiliki kriteria sebagai Nabi. Penilaian itu datang dari kader PSI, Dedy Nur Palakka.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Ist
MILIKI KRITERIA NABI:Presiden ke -7 RI, Joko Widodo atau Jokowi disebut memiliki kriteria sebagai Nabi. Penilaian itu datang dari kader PSI, Dedy Nur Palakka. 

JOKOWI Disebut Miliki Kriteria Nabi, Kader PSI: Beliau Menikmati Menjadi Manusia Biasa

TRIBUNJAMBI.COM - Presiden ke -7 RI, Joko Widodo atau Jokowi disebut memiliki kriteria sebagai Nabi.

Penilaian itu datang dari kader Partai Solidaritas Indonesia atau PSI, Dedy Nur Palakka.

Ya, kata dia, penilaiannya terhadap mantan Gubernur DKI Jakarta tidak perlu disalahkan.

Sebab kata dia, itu hanyalah penilaiannya secara pribadi dan tidak salah.

Adapun penilaian terhadap sikap kenabian yang dimiliki Jokowi disampaikan Dedy dalam membalas celotehan warganet yang menyindir Jokowi, di akun X, Selasa (10/6/2025)

"Jadi nabi pun sebenarnya beliau ini (Jokowi) sudah memenuhi syarat, cuman sepertinya beliau menikmati menjadi manusia biasa dengan senyum selalu lebar ketika bertemu dengan rakyat."

"Sementara di dunia lain masih ada saja yang tidak siap dengan realitas bahwa tugas kenegaraan beliau sudah selesai dengan paripurna," tulis Dedy.

Pernyataan Dedy tersebut mengundang perhatian luas warganet.

Baca juga: JOKOWI Diminta Belajar ke SBY, Sahroni: Berilah Urusan Politik bagi Anak dan Mantu

Baca juga: PETI Beraktivitas di Batang Hari Jambi? Warga Jadi Khawatir Pakai Air Sumur

Baca juga: KALAPAS Ungkap 19 Tahanan Termasuk 11 Napi KKB Papua Rencanakan Kabur Secara Matang

Dedy bahkan dianggap berlebihan dalam memberikan pujian kepada Jokowi.

Ia lalu membuat penjelasan terkait pernyataannya tersebut.

Menurut Dedy, tidak semua penyebutan "nabi" berarti secara literal menerima wahyu dari Tuhan seperti yang dipahami dalam Islam atau Kristen.

Apalagi, persepsi bahwa seorang nabi harus menerima wahyu secara langsung dari Tuhan.

"Orang yang menerima wahyu dari Tuhan untuk disampaikan kepada umat manusia."

"Namun, dalam perbincangan filsafat, sastra, dan tafsir sosial, kata nabi juga sering digunakan secara kiasan atau simbolik," jelas Dedy.

Dedy menegaskan pernyataannya tersebut tidak salah dan tidak harus disalahkan.

"Tidak perlu banyak orang untuk mengawali pemikiran."

Baca juga: ROCKY GERUNG Nilai Idealisme PSI Ganti Haluan, Beralih ke Kebutuhan Jokowi: Jadi Partai Oligarki

"Banyak ide besar dalam sejarah justru berangkat dari satu orang yang melihat sesuatu yang orang lain belum lihat," ujar Dedy.

Ia lantas memberikan beberapa contoh tokoh besar di dunia.

"'Dulu orang menganggap Nelson Mandela pengacau, sebelum akhirnya disebut pembawa cahaya rekonsiliasi dan Mahatma Gandhi dulu dianggap aneh dengan strategi ahimsa, sebelum dunia menyebutnya nabi tanpa senjata."

"Sifat kenabian tidak harus selalu disematkan oleh massa. Kadang, satu orang yang mampu menjaga integritas, sabar dalam difitnah, tidak membalas kebencian dengan kebencian, dan tetap memimpin dengan ketenangan, jauh lebih mencerminkan karakter kenabian daripada mereka yang sibuk mengaku-ngaku 'paling religius'," jelas Dedy.

Ia menegaskan peryataannya itu hanyalah penilaian pribadi.

"Jadi, kalaupun hanya satu orang yang mengatakan Jokowi punya sifat kenabian, itu sah sebagai penilaian pribadi yang berbasis pada nilai-nilai etis, bukan klaim wahyu literal," tandas Dedy.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Sidang Narkoba Tikuy dan Mafi di PN Jambi, Jaksa Hadirkan Penyidik Mabes yang sebut Helen Pemasok

Baca juga: PETI Beraktivitas di Batang Hari Jambi? Warga Jadi Khawatir Pakai Air Sumur

Baca juga: Usai Viral Bocor dan Banjir di Masjid Islamic Center, DPRD Jambi Sebut Sudah Diperbaiki

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved