Berita Viral

Sosok dan Profesi Adhel Setiawan Wali Murid yang Viral Berani Laporkan Dedi Mulyadi ke Komnas HAM

Sosok Adhel Setiawan kini jadi perhatian usai viral karena melaporkan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi ke Komnas HAM.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
TikTok @dedimulyadiofficial/Capture Kompas TV
LAPORKAN: Sosok Adhel Setiawan kini jadi perhatian usai viral karena melaporkan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi ke Komnas HAM. Dia melaporkan Kang Dedi dengan status sebagai wali murid yang protes anaknya dimasukkan ke barak militer. (foto: TikTok @dedimulyadiofficial/Capture Kompas TV) 

Sosok Adhel Setiawan Wali Murid yang Viral Berani Laporkan Dedi Mulyadi ke Komnas HAM

TRIBUNJAMBI.COM – Sosok Adhel Setiawan kini jadi perhatian usai viral karena melaporkan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi ke Komnas HAM.

Dia melaporkan Kang Dedi dengan status sebagai wali murid yang protes anaknya dimasukkan ke barak militer.

Sementara, tujuan mantan Bupati Purwakarta tersebut untuk mendisiplinkan warganya yang bermasalah.

Meski demikian, Adhel Setiawan tetap memberikan kritik tajam terhadap kebijakan Dedi Mulyadi tersebut.

Dia mengatakan tidak setuju dengan kebijakan Dedi Mulyadi yang memasukkan anak nakal ke barak militer itu.

"Saya selaku orang tua murid di Jawa Barat tidak setuju dengan kebijakan ini. Saya ingin kebijakan itu dihentikan karena kami menilai kebijakan ini syarat dengan dugaan pelanggaran HAM," ungkap Adhel Setiawan, Jumat (9/5/2025).

Lantas siapa sebenarnya Adhel Setiawan?

Sosoknya kini menjadi perhatian publik.

Baca juga: Warga Minta Dedi Mulyadi Pindah ke Jambi Viral: Di Sini Jalan Banyak Bosok

Baca juga: Tak Main-main, Dedi Mulyadi Bakal Seret ASN Malas Hingga Bapak-bapak Pemabuk ke Barak Militer

Adhel Setiawan ternyata bukan sosok sembarangan.

Adhel memiliki profesi mentereng yakni sebagai pengacara.

Ia tergabung dalam tim Defacto & Partners Law Office.

Sosok Adhel pernah disorot beberapa tahun lalu saat menangani sejumlah kasus.

Selain sebagai pengacara, Adhel kabarnya juga pernah menjadi Ketua Forum Silaturahmi Alumni (FSA) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Untuk diketahui, Ada tiga alasan kenapa Adhel kontra dengan kebijakan Dedi Mulyadi tersebut.

Pertama, Adhel menyinggung soal makna dari pendidikan.

Kata Adhel, Dedi Mulyadi tidak paham akan definisi pendidikan seperti apa.

"Alasannya adalah saya melihat Dedi Mulyadi ini enggak ngerti atau enggak paham dengan falsafah pendidikan. Pendidikan itu kan tujuannya memanusiakan manusia, artinya anak didik itu bukan tanah liat atau benda yang harus dibentuk. Tapi anak didik itu subjek atau manusia yang harus dibimbing atau ditumbuhkan potensi tumbuh kembang atau bakatnya," pungkas Adhel Setiawan.

"Permasalahan kenakalan remaja menurut kami sebagai orang tua siswa, kenakalan siswa karena mereka tidak didengar permasalahan mereka, dan itu tugas guru dan orang tua beserta pemerintah yang memegang kebijakan tentang pendidikan. Bukan ujug-ujug dibawa ke militer," sambungnya.

Baca juga: Ngaku Digusur bak Hewan, Aura Cinta Sebut Uang Rp10 Juta dari Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Tak Cukup

Kedua, Adhel mempertanyakan soal kurikulum yang dipakai militer untuk mendidik para siswa nakal.

Adhel pun merasa ngeri saat mendengar cerita anak-anak tersebut menetap di barak militer dengan berbagai macam aturan.

"Ada enggak jaminan selama dibina di barak ini mereka tidak diintimidasi, tidak dibentak, tidak dimarahi? Buktinya kemarin saya baca di berita itu mereka bangun jam 4 pagi, tidur jam 10 malam, dipakain baju militer, diajarin baris berbaris, rambut dibotakin, ini terbuka peluang yang sangat besar untuk terjadinya pelanggaran HAM," ujar Adhel.

Karenanya, Adhel pun mempertanyakan apakah ada jaminan anak-anak tersebut diperlakukan dengan baik selama di militer.

"Apa ada jaminan dengan dibawa ke barak militer, masalah kenakalan itu akan terselesaikan? kan enggak ada jaminan juga.  Apalagi kurikulum untuk pendidikan militer tidak diuji tidak terbukti ampuh atau tidak. Kurikulum maupun metode yang baik untuk anak itu sudah lengkap diatur Kementerian Pendidikan. Jadi bukan memanusiakan manusia, tapi memiliterkan manusia," kata Adhel Setiawan.

Alasan ketiga, Adhel menduga Dedi Mulyadi sedang menyalahgunakan wewenangnya sebagai Gubernur.

Sebab kata Adhel, tidak ada pasal dalam undang-undang yang memperbolehkan militer ikut andil dalam mendidik para siswa.

"Enggak ada satu pun payung hukum yang membolehkan militer ikut andil menyelesaikan permasalahan kenakalan remaja. Itu enggak ada satupun pasalnya. Dilihat dari sini, kami menduga Dedi Mulyadi ini sudah melakukan penyalagunaan wewenang. Paling tidak melampaui kewenangannya sebagai Gubernur karena mengeluarkan kebijakan yang tidak berdasar hukum dan cenderung melanggar HAM," pungkas Adhel.

Kritikan tajam Adhel Setiawan kepada Dedi Mulyadi belakangan membuat sosoknya jadi sorotan.

Sasar ASN hingga Bapak-bapak Pemabuk

Gebrakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi yang mendisiplinkan warganya yang bermasalah dengan memasukkan ke barak militer tidak hanya menyasar anak nakal.

Baca juga: Eks Jenderal Kopassus Geram ke Hercules yang Usik Dedi Mulyadi Sampai Ingin Balas Pakai Hukum Rimba

Nantinya, cakupan program tersebut akan diperluas hingga menyasar orang dewasa.

Mereka yang dimasukkan untuk mendapatkan pendidikan dari prajurit tersebut bagi yang kerap bikin onar.

Diantara kategori yang akan dimasukkan ke barak tersebut yakni Aparatur Sipil Negara (ASN) yang malas-malasan.

Dedi Mulyadi mengungkapkan wacana tersebut di Kantor Gubernur Gedung Bale Jaya Dewata, Kota Cirebon, Rabu (7/5/2025).

“Mereka (pelajar) baik-baik saja, pertumbuhannya semakin baik, semakin disiplin. Makannya juga semakin lahap, sudah meninggalkan kebiasaan merokok, meninggalkan kebiasaan minum (miras), dan lainnya. Sudah berjalan dengan baik,” ujar Dedi Mulyadi.

Menurutnya, efektivitas program barak militer sangat bergantung pada peran keluarga.

Keluarga berperan dalam meneruskan pola hidup disiplin di rumah.

“Sistem itu tidak akan ada artinya bilamana mereka pulang ke rumahnya masing-masing, sistem di rumahnya tidak diuubah,” ucapnya.

Lebih lanjut, Dedi menegaskan bahwa ke depan, program barak militer juga akan menyasar kelompok orang dewasa.

Orang dewasa yang dimaksud tersebut bagi berperilaku menyimpang, seperti pemabuk, suami yang tidak menafkahi keluarga, hingga ASN yang malas bekerja.

“Saat ini untuk para pelajar, yang berikutnya targetnya adalah orang-orang dewasa. ASN-ASN malas juga menjadi target kita,” jelas dia.

Dedi Mulyadi menjelaskan, pendekatan ini diperlukan karena persoalan kriminal dan penyimpangan sosial tidak bisa diselesaikan hanya dengan hukuman penjara.

Diketahui, per Senin (5/5/2025), sejumlah siswa yang dikategorikan nakal telah dikirim ke barak militer di Depo Pendidikan (Dodik) Bela Negara Rindam III/Siliwangi, Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

Mereka akan menjalani pendidikan karakter dan kedisiplinan selama 14 hari.

Program ini merujuk pada Surat Edaran (SE) Nomor: 43/PK.03.04/KESRA tentang 9 Langkah Pembangunan Pendidikan Jawa Barat. 

Pelajar yang dikirim ke barak militer diklasifikasikan sebagai siswa yang kerap terlibat tawuran, bermain gim berlebihan, merokok, hingga balapan liar.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Prediksi Skor dan Statistik Tottenham vs Crystal Palace di Liga Premier Inggris, Kick off 20.15 WIB

Baca juga: Kode Redeem FF Free Fire Hari Ini Minggu 11 Mei 2025, Ada Bundle Midnight Ace hingga Diamond

Baca juga: Tak Main-main, Dedi Mulyadi Bakal Seret ASN Malas Hingga Bapak-bapak Pemabuk ke Barak Militer

Baca juga: Prediksi Skor dan Statistik Napoli vs Genoa di Serie A Italia, Kick off 01.45 WIB

Artikel ini diolah dari TribunnewsBogor.com

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved