Berita Kerinci

Puluhan Tahun Terisolasi, Jalan ke Renah Pemetik Akhirnya Dibuka Lewat Perjuangan Bupati Kerinci

Bupati Kerinci, Monadi, kembali menunjukkan komitmennya dalam membangun infrastruktur daerah. Ia bergerak cepat memperjuangkan pembangunan jalan menuj

Penulis: Herupitra | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
Ist
Bupati Kerinci Monadi menemui Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di Jakarta. 

TRIBUNJAMBI.COM, KERINCI – Bupati Kerinci, Monadi, kembali menunjukkan komitmennya dalam membangun infrastruktur daerah.

Ia bergerak cepat memperjuangkan pembangunan jalan menuju Renah Pemetik, salah satu wilayah terpencil yang selama ini sulit dijangkau.

Langkah strategis dilakukan Monadi dengan menemui langsung Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di Jakarta.

Pertemuan ini bertujuan untuk memperjuangkan izin pembangunan jalan yang melintasi kawasan hutan, guna mendukung program prioritas Pemerintah Kabupaten Kerinci.

"Jalan Renah Pemetik sudah ada sejak 1960. Ini merupakan urat nadi bagi para petani. Kondisinya yang sulit dilalui selama ini menjadi keluhan masyarakat. Karena itu, kami bertekad menjadikan akses ini lebih layak dan aman," kata Monadi.

Upaya tersebut mendapat respons positif dari pemerintah pusat.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memberikan izin pembangunan jalan Renah Pemetik dengan beberapa catatan, termasuk komitmen untuk menjaga kelestarian kawasan hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).

Sekretaris Jenderal KLHK menyampaikan dukungan atas inisiatif tersebut dan menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam menjaga hutan.

“Ini hasil kerja keras bersama antara pemerintah daerah dan pusat. Jalan ini bukan sekadar akses fisik, tetapi juga kunci pemerataan pembangunan dan peningkatan ekonomi warga yang sebagian besar adalah petani,” ujar Monadi.

Rencana pembangunan jalan tersebut disambut antusias oleh warga Renah Pemetik.

Selama ini, mereka harus menempuh medan terjal dan membawa hasil pertanian secara manual untuk mencapai jalan besar.

“Kami sangat bersyukur. Dulu untuk membawa kopi, harus dipikul berjam-jam. Kalau jalan ini dibangun, pasti perekonomian kami lebih baik,” ujar seorang petani kopi setempat.

Baca juga: Pengacara Ungkap Jokowi Bawa dan Perlihatkan Ijazah SD hingga Kuliah ke Penyidik Polda Metro Jaya

Baca juga: Detik-detik Polisi Berhamburan Diserang SAD di Tebo Jambi di Kebun Sawit, Gegara Berondolan Sawit

Baca juga: Gaji dan Tunjangan Bupati dan Wakil Bupati Muaro Jambi 2025, Penghasilan BBS dan Jun Mahir per Bulan

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved