Berita Viral

Sosok Suharman, Pawan Ular Taklukkan King Kobra Pakai Ayat Al Quran Viral, Akui Pernah Digigit

Sejak bergabung dengan Dinas Pemadam Kebakaran Nunukan pada 2010, tak terhitung jumlah ular yang telah berhasil Suharman tangkap.

Penulis: Tommy Kurniawan | Editor: Tommy Kurniawan
IST
Aksi Suharman ketika menjinakkan ular cobra 

TRIBUNJAMBI.COM - Seperti diketahui satu tugas dari pertugas pemadam kebakaran alias Damkar adalah membantu warga menangani ular.

Hal ini pula yang dijalani Suharman petugas damkar dari Nunukan, Kalimantan Utara.

Ia selalu beraksi kali ada laporan keberadaan ular di pemukiman warga khususnya jenis berbisa dan mematikan.

Ya, Suharman bukan hanya jadi andalan dalam penanganan ular, tapi juga melatih rekan-rekannya di Damkar dalam hal menangkap ular.

Diungkapkan Suharman jika ia memiliki kemampuan menjinakkan ular sudah sejak kecil.

"Tidak pernah ada latihan, itu pengalaman saya dari kecil yang suka mencari lubang ular, memancingnya keluar, dan menjadikannya mainan," tutur Suharman, saat ditemui pada Kamis (17/4/2025).

Baca juga: Lisa Mariana Mati Kutu, Ayah Kandung dari Anaknya Seorang Narapidana, Hotman Paris: Ada Bukti WA

Baca juga: Penyebab Arya Saloka Ceraikan Putri Anne Terjawab, Postingan Amanda Manopo Disorot: Gak Ada Urusan

Baca juga: Bukannya Minta Maaf, Paula yang Terbukti Selingkuhi Baim Wong Malah Posting Kata Motivasi: Bersyukur

Sejak bergabung dengan Dinas Pemadam Kebakaran Nunukan pada 2010, tak terhitung jumlah ular yang telah berhasil Suharman tangkap.

Tak hanya ular berbisa, ia juga pernah menangani ular sanca kembang, ular daun, dan berbagai jenis ular lainnya, termasuk biawak bahkan buaya.

Kecintaannya pada fauna sudah tumbuh sejak kecil, bahkan terhadap binatang yang bagi kebanyakan orang dianggap berbahaya.

"Saya suka pelihara hewan dan membesarkannya. Ada burung, tupai, dan banyak lagi. Ketika sudah besar dan saya rasa mampu mencari makan sendiri, saya lepaskan ke alam liar. Kadang ada yang minta, saya kasihkan," kata dia, sembari mengurus bayi tupai yang ditempatkan dalam kandang burung.

Menurut Suharman, ular berbisa memang memiliki habitat dan potensi bahaya bagi manusia.

Namun, mereka diciptakan dengan keunikan tersendiri serta mekanisme perlindungan alami.

Semua ular yang ia tangkap—termasuk King Kobra dan Kobra Jawa—selalu dilepaskan kembali ke alam, jauh dari pemukiman warga.

"Jujur saya lebih suka melepaskan hewan ke alam liar ketimbang memberikan ke orang untuk dipelihara," katanya.

Kapok Mengunggah Tangkapan Kobra ke Medsos

Suharman mengaku kapok setelah sering mengunggah tangkapan ular kobra ke media sosial. 

Ia menghindari memposting lagi karena banyak orang yang justru meminta ular tersebut untuk dikonsumsi.

"Banyak telfon masuk, mereka selalu minta buat di rica, dimasak pedas. Katanya bagus untuk stamina dan vitalitas. Itulah gak ada sudah saya posting-posting lagi. Biarlah dilepas saja, kembali ke hutan," katanya.

Salah satu pengalaman paling ekstremnya adalah saat menangkap seekor King Kobra sepanjang 4 meter di wilayah Nunukan Selatan.

Ular tersebut memberikan perlawanan sengit dan bahkan sempat mengejar warga di sekitar lokasi.

"Saya selalu mengamalkan bacaan Innahu Min Sulaiman, Wa Innahu Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillah ular bisa saya tangkap meski pakai tangan kosong," ujar pria yang juga berprofesi sebagai marbot ini.

Biasanya, Suharman menangkap ular tanpa alat bantu.

Karena sudah memahami sifat dan perilaku ular, ia mengaku tak pernah digigit oleh jenis ular berbisa.

"Saya pernah dipanggil perusahaan kelapa sawit di Sebuku. Disuruh ajar karyawannya menangkap ular pas banyak kasus gigitan ular di sana. Saya ajarkan menangkap dan cara bersikap saat jumpa ular berbisa," lanjutnya.

Kecintaannya pada ular bahkan membawanya ikut tampil dalam pawai seremonial perayaan HUT Nunukan dan HUT RI, dengan berkalung ular besar.

Suharman menegaskan bahwa tugas petugas pemadam kebakaran tak hanya sebatas memadamkan api. 

Mereka dituntut untuk bisa melakukan berbagai hal di luar tugas utama.

"Kita hadir di tengah masyarakat tentu untuk membantu mereka. Itu yang kita lakukan, selain amal, kita juga dapat pahala," ujarnya.

Tips Saat Digigit Ular

Meskipun belum pernah terkena bisa ular, Suharman mengaku pernah tergigit oleh ular sawah, dengan dua taring menancap penuh di tangannya.

 Meski tidak berbisa, rasa sakitnya cukup hebat.

Lalu, bagaimana cara melepaskan gigitan ular?

"Ambil ember penuh air, atau kalau di dekat sungai, tenggelamkan kepala ularnya. Dia lama-lama akan lepas sendiri. Jangan ditarik karena bisa robek. Gigi ular itu melengkung ke dalam," jelasnya.

"Cara kedua, bisa dengan menyentil bola mata ular beberapa kali," tambahnya.

Untuk korban gigitan kobra, ia menyarankan segera mengikat area sekitar gigitan—sekitar sejengkal dari luka—guna mencegah penyebaran racun, dan menghindari banyak gerak.

"Saat dipatuk kobra secepatnya pergi ke rumah sakit. Meski tidak ada obat anti bisa ular kobra di Nunukan, setidaknya ada penetral racun sebagai pertolongan," katanya.

Tips Saat Menemui Ular Berbisa

Suharman juga membagikan tips jika suatu saat menjumpai ular berbisa, khususnya Kobra Jawa dan King Kobra.

Untuk Kobra Jawa, pastikan terlebih dahulu bahwa ular telah menyemburkan bisa sebelum ditangkap.

"Itu pasti menyembur dan berakibat semacam luka bakar. Bisa beracun sekali, dan bisa terbang sekitar semeter semburannya. Jadi pastikan bisanya sudah keluar, baru tangkap," katanya.

Sementara King Kobra biasanya akan berdiri setinggi mungkin sebelum mematuk. 

Saat melihat ular dalam posisi tegak tinggi, sebaiknya jangan panik atau bereaksi berlebihan.

"Tunggu si ular menurunkan ketinggiannya saat badannya tegak. Setelah itu lebih baik diusir kalau merasa kedatangan petugas pemadam kebakaran akan terlambat," tutup Suharman.

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved