Berita Viral

Viral Dikabarkan 10 Tahun Diculik, Ternyata Atlet Asal Bnadung Sengaja Kabur Karena KDRT dari Ayah

Viral atlet taekwondo asal Bandung, Jawa Barat, disebut hilang 10 tahun ternyata memang kabur dari orangtuanya.

Editor: Suci Rahayu PK
Net via TribunJakarta / instagram/@ryukijanessa
Korban KDRT - Cerita Fidya Kamalinda, atlet asal Bandung yang telah 10 tahun menghilang, tiba-tiba muncul, sengaja kabur karena jadi korban KDRT orangtua. 

TRIBUNJAMBI.COM- Viral atlet taekwondo asal Bandung, Jawa Barat, disebut hilang 10 tahun ternyata memang kabur dari orangtuanya.

Bahkan atlet bernama Fidya Kamalinda itu juga memberika klarifikasi terkait perlakuan orantuanya.

Klarifikasi Fidya Kamalinda diunggah akun nstagram @ryukijanessa.

Dalam video klarifikasi itu, Fidya menjelaskan fakta di balik hilangnya dirinya, yang selama ini disalahpahami oleh publik, sekaligus membagikan pengalaman pahit yang ia alami dalam kehidupan keluarganya.

Fidya menegaskan bahwa dirinya tidak diculik, seperti yang banyak diberitakan.

Kepergiannya dari rumah adalah keputusan yang diambilnya sendiri setelah bertahun-tahun merasakan tekanan besar, terutama dari ayahnya. 

"Nama saya Fidya Kamalinda, perkenalkan saya di sini mau menanggapi pemberitaan yang beredar di media sosial tentang diri saya," ungkap Fidya dalam video tersebut, sembari memperlihatkan KTP untuk membuktikan identitasnya.

Fidya menjelaskan bahwa sejak usia lima tahun, ia telah mengalami kekerasan fisik dan verbal yang dilakukan oleh ayahnya.

"Kekerasan pertama yang bapak saya lakukan waktu saya umur 5 tahun saya pernah dijambak, ditendang, diseret oleh bapak saya sendiri dan itu berlanjut sampai tahun-tahun berikutnya," ujarnya.

Baca juga: Prediksi Skor dan Statistik St. Pauli vs Hoffenheim di Bundesliga Jerman, Kick off 02.30 WIB

Baca juga: Info Cuaca Tanjab Barat Hujan Merata Beberapa Hari ke Depan, Waspada Banjir Jalan Jambi-Riau 

Selain kekerasan fisik, Fidya juga mengungkapkan bahwa keluarganya memiliki ekspektasi yang sangat tinggi terhadap dirinya, terutama dalam dunia olahraga Taekwondo.

Setiap kali dia hendak bertanding, orang tuanya membawanya ke dukun untuk menjalani ritual seperti mandi bunga dan meminta air doa, sebuah praktik yang membuatnya merasa tertekan dan terperangkap dalam keinginan orang tuanya.

Tekanan semakin besar setelah Fidya kalah dalam pertandingan Pekan Olahraga Daerah (Porda) 2014, yang membuat mentalnya semakin terganggu.

Fidya juga menceritakan mengenai ketidakadilan yang dirasakannya terhadap hadiah dari kejuaraan yang dimenangkannya.

"Setiap mendapat hadiah dari sebuah kejuaraan, saya tak pernah menerima sepeserpun uang hadiah tersebut," ujar Fidya dengan penuh penyesalan.

Bahkan untuk membiayai kuliah, Fidya harus bekerja keras dengan berjualan online, karena uang dari hadiah-hadiah tersebut diambil oleh orang tuanya.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved