Ulah AKBP Fajar Widyadharma Buat Polri Tercoreng, Propam Tes Urine: Positif Gunakan Narkoba

Satu anggota Polri membuat nama institusi kepolsian tercoreng. Kali ini akibat ulah AKBP Fajar Widyadharma, Kapolres Ngada, Nusa Tenggara Timur.

|
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Istimewa
POLRI TERCORENG: Satu anggota Polri kembali membuat nama institusi kepolsian tercoreng. Kali ini akibat ulah AKBP Fajar Widyadharma Lukman, Kapolres Ngada, Nusa Tenggara Timur. (Istimewa) 

Ulah AKBP Fajar Widyadharma Lukman, Kapolres Ngada, Nusa Tenggara Timur.

TRIBUNJAMBI.COM - Satu anggota Polri kembali membuat nama institusi kepolisian tercoreng. Kali ini akibat ulah AKBP Fajar Widyadharma Lukman, Kapolres Ngada, Nusa Tenggara Timur.

Sebelumnya dikabarkan bahwa AKBP Fajar diamankan Mabes Polri terkait dugaan narkoba dan asusila.

Kabar terbaru, Bidang Propam Mabes Polri melakukan tes urine.

Hasilnya ditemukan positif menggunakan narkoba.

Fakta mengejutkan itu diungkapkan Kabid Humas Polda NTT, Kombes Pol Henry Novika Chandra, Selasa (4/3/2025).

Dia mengungkapkan bahwa kasus yang menimpa Kapolres Ngada itu ditangani langsung oleh Divisi Propam Mabes Polri.

Kombes Henry mengungkapkan AKBP Fajar Widyadharma dilakukan tes urine oleh Propam Polri saat diamankan.

"Berdasarkan pemeriksaan atau tes urin oleh Divisi Propam Mabes Polri, bersangkutan positif gunakan narkoba," ujarnya.

Baca juga: Kok Bisa Kapolda NTT Tidak Tahu Kapolresnya Diamankan karena Narkoba dan Asusila: Saya Baru Tahu

Baca juga: Kekayaan Kapolres di NTT yang Diamankan Mabes Polri Disorot, Cuma Rp14 Juta

Meski demikian, pihaknya baru menerima laporan terkait hasil pemeriksaan urine. Dugaan keterlibatan dalam kasus lainnya masih dalam proses pendalaman oleh tim Mabes Polri.

"Penangkapan dan pemeriksaan dilakukan langsung oleh Mabes Polri. Kami baru menerima hasil pemeriksaan urin saja," jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, seorang Kapolres di Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) dikabarkan ditangkap tim dari Mabes Polri, pada Kamis (20/2/2025).

Pria berpangkat AKBP itu berinisial FWK dikabarkan ditangkap dalam kasus penyalahgunaan narkoba dan pornografi.

Namun penangkapan sejak 10 hari lalu itu belum dibuka ke publik. 

Bahkan hingga kini kronologi serta motifnya juga masih ditutup rapat.

”Mabes Polri mengamankan (FWK),” ujar Kapolda NTT, Irjen Pol Daniel Tahi Monang Silitonga saat dikonfirmasi pada Senin (3/3/2025).

Saat ditanya mengenai alasan pemeriksaan terhadap FWK, Daniel enggan memerinci. 

”Kami belum tahu. Tunggu hasil pemeriksaan,” kata Daniel sambil bergegas naik ke mobilnya.

Kabid Humas Polda NTT, Kombes Henry Novika Chandra yang ditanya mengenai detail kasus itu juga memberikan jawaban yang sama. 

”Masih diperiksa di Mabes Polri,” kata Henry.

Baca juga: Respon Kompolnas Soal Kabar Kapolres di NTT Diamankan Mabes Polri Diduga Narkoba dan Pornografi

Hingga kini belum ada kronologi penangkapan FWK, berikut waktu dan tempat serta modusnya. 

Berdasarkan informasi yang dihimpun, FWK ditangkap di Bajawa, ibu kota Kabupaten Ngada, NTT

Ngada berada di Pulau Flores.

”Kami masih menunggu hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Mabes Polri. Jika dalam pemeriksaan terbukti melakukan pelanggaran atau tindak pidana lainnya, akan dilakukan tindakan tegas sesuai dengan peraturan yang berlaku di lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia."

"Proses hukum akan mengacu pada ketentuan disiplin ataupun kode etik profesi Polri,” tuturnya.

Menurut dia, lantaran pelanggaran itu dilakukan oleh perwira menengah (pamen) yang menjabat suatu jabatan strategis lingkungan Polri, kewenangan pemeriksaan diambil alih Divisi Propam Polri

”Ini seusai prosedur dan aturan yang berlaku,” katanya.

Alek Roga (35), warga Ngada, mengatakan, masyarakat sangat kecewa dengan informasi terkait dugaan pimpinan Polri di daerah terlibat kasus narkoba.

Ia khawatir peredaran narkoba di daerah itu sudah meluas ke mana-mana.

”Polisi yang kita harapkan dapat melindungi generasi muda dari ancaman narkoba, malah (diduga) terlibat kasus narkoba. Masyarakat (bisa semakin) tidak percaya kepada polisi,” ujarnya dengan nada kecewa.

Ia berharap institusi tertinggi Polri melakukan evaluasi secara besar-besaran di Polres Ngada. Jangan sampai jaringannya sudah terbentuk dan melibatkan banyak orang.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: LINK Download Free Fire MOD 2025: Diamond Unlimited, Senjata No Recoil hingga Tanpa Root HP

Baca juga: Sosok Agustiar Sabran Gubernur Kalimantan Tengah Periode 2025-2030

Baca juga: Respon Kapendam Cendrawasih Usai TNI Dituding KKB Papua Bakar Rumah Warga di Pegunungan Bintang

Baca juga: Harga Sawit di Kalimantan Timur Maret 2025 Naik Tipis Jadi Rp 3.224,53 Per Kilogram

Sebagian artikel ini tayang di Tribunflores.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved