Ramadhan 2025

Benarkah tak Boleh Makan Gorengan Saat Buka Puasa?

Saat sedang buka puasa usahakan tidak konsumsi atau makan gorengan sebab banyak dampaknya bagi kesehatan.

Penulis: Heri Prihartono | Editor: Heri Prihartono
Ners.Unair.Ac.Id
ILUSTRASI GORENGAN-Saat sedang buka puasa usahakan tidak konsumsi atau makan gorengan sebab banyak dampaknya bagi kesehatan. 

TRIBUNJAMBI.COM - Saat sedang buka puasa usahakan tidak konsumsi atau makan gorengan sebab banyak dampaknya bagi kesehatan.

Gorengan tak sehat jika dijadikan cemilan saat buka puasa.

Sebab kelezatan gorengan bisa menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan.

Dikutip dari Kompas.com Dosen Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (IPB) Karina Rahmadia Ekawidyani memberikan penjelasan.

Dijelaskannya jika gorengan tidak dianjurkan untuk dikonsumsi saat berbuka puasa. 

Alasannya gorengan ini termasuk makanan dengan tinggi lemak. Padahal lemak itu termasuk makanan yang sulit dicerna dibandingkan dengan karbohidrat.

"Mencerna gorengan itu memakan waktu lebih lama. Padahal selama berpuasa kan sistem pencernaan beristirahat selama setengah hari. Kemudian saat makan makanan tinggi lemak jadi sistem pencernaan harus bekerja lebih berat," kata Karina seperti dikutip dari kanal YouTube IPB, Minggu (25/4/2021)

Berikut bahaya makan gorengan bagi kesehatan :

1. Memicu Penyakit Berbahaya

Disarankan mengurangi atau menghindari makanan yang digoreng, karena mengandung lebih banyak kalori yang dapat menambah berat badan dan obesitas.

Obesitas adalah pemicu berbagai penyakit, seperti penyakit jantung, diabetes, stroke, dan kanker yang membahayakan kesehatan.

2. Sakit Tenggorokan


Dampak gorengan pada sebagiam orang akan merasakan tenggorokan menjadi gatal hingga serak pada tenggorokan.

Hal ini karena terdapat kandungan akrolein, berasal dari minyak goreng yang sudah digunakan berkali-kali untuk menggoreng hingga warna minyak menjadi hitam pekat.


3. Kanker

Gorengan mengandung zat akrilamida yaitu senyawa karsinogenik, hal inilah yang berisiko memicu awalnya penyakit kanker.

Akrilamida terbentuk ketika makanan yang kaya karbohidrat dipanaskan pada suhu tinggi, terutama melalui proses penggorengan.

Semakin lama dan semakin tinggi suhu penggorengan, semakin besar pula kadar akrilamida yang terbentuk dalam makanan.

Zat ini telah dikaitkan dengan peningkatan risiko beberapa jenis kanker berdasarkan penelitian pada hewan laboratorium.

Meskipun dampaknya pada manusia masih dalam penelitian lebih lanjut, konsumsi akrilamida secara berlebihan tetap perlu diwaspadai.

Selain sebagai karsinogen, akrilamida juga dapat memengaruhi sistem saraf dan menyebabkan gangguan neurologis jika dikonsumsi dalam jumlah besar.

Gorengan yang dikonsumsi secara rutin dapat meningkatkan akumulasi zat berbahaya ini dalam tubuh seiring waktu.

Penggunaan minyak yang berulang kali dalam proses menggoreng juga berpotensi meningkatkan kadar akrilamida dalam makanan.

Selain akrilamida, gorengan juga mengandung lemak trans yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan peradangan.

Pola makan tinggi gorengan dapat memicu stres oksidatif dalam tubuh yang berkontribusi terhadap perkembangan penyakit kronis.

Mengurangi konsumsi gorengan dan memilih metode memasak yang lebih sehat dapat membantu mengurangi paparan zat berbahaya ini.

Mengganti gorengan dengan makanan yang direbus, dikukus, atau dipanggang bisa menjadi langkah preventif untuk kesehatan jangka panjang.

Mengonsumsi makanan yang kaya antioksidan seperti sayur dan buah dapat membantu tubuh melawan efek buruk akrilamida.

Pemilihan minyak yang lebih sehat dan menghindari suhu penggorengan terlalu tinggi juga dapat mengurangi pembentukan zat ini.

Memasak dengan metode yang lebih alami dan minim proses pemanasan dapat menjaga kualitas nutrisi makanan.

Menghindari konsumsi gorengan yang sudah berwarna terlalu kecoklatan atau gosong dapat membantu mengurangi asupan akrilamida.

Masyarakat perlu lebih sadar akan risiko kesehatan dari konsumsi gorengan yang berlebihan dalam jangka panjang.

Edukasi tentang pola makan sehat dan risiko akrilamida penting untuk mencegah berbagai penyakit degeneratif.

Keseimbangan dalam pola makan dengan mengurangi gorengan dapat membantu menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh.

Oleh karena itu, penting untuk membatasi konsumsi gorengan agar terhindar dari risiko penyakit akibat akrilamida.

4. Mengganggu Pencernaan

Kandungan lemak dalam minyak yang akan membuat gorengan sulit untuk dicerna, apalagi ketika gorengan dijadikan sebagai makanan utama dalam berbuka puasa.

Saluran pencernaan akan lebih bekerja keras untuk dapat mencerna lemak tersebut dan mencerna gorengan membutuhkan waktu yang lama.

Lemak yang berlebihan dalam gorengan dapat menyebabkan perut terasa penuh dan tidak nyaman setelah berbuka puasa.

Selain itu, konsumsi gorengan yang berlebihan dapat memicu kenaikan asam lambung dan menyebabkan gangguan pencernaan.

Lemak dalam gorengan juga berpotensi meningkatkan risiko gangguan metabolisme jika dikonsumsi secara berlebihan.

Makanan yang digoreng mengandung lemak trans yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah.

Proses pencernaan yang lebih lama membuat energi dari gorengan tidak segera tersedia bagi tubuh setelah berpuasa.

Konsumsi gorengan saat berbuka juga dapat menghambat penyerapan nutrisi dari makanan lain yang lebih sehat.

Tubuh membutuhkan makanan yang mudah dicerna saat berbuka untuk mengembalikan energi dengan cepat.

Makanan yang kaya serat dan protein lebih dianjurkan karena lebih mudah dicerna dan memberikan rasa kenyang lebih lama.

Mengganti gorengan dengan makanan rebus atau panggang dapat menjadi pilihan yang lebih sehat untuk berbuka.

Selain berdampak pada pencernaan, konsumsi gorengan yang berlebihan juga berkontribusi terhadap peningkatan berat badan.

Minyak yang digunakan untuk menggoreng berulang kali dapat menghasilkan senyawa berbahaya bagi kesehatan.

Mengonsumsi gorengan dalam jumlah yang banyak dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah.

Saluran pencernaan yang bekerja terlalu keras dapat menyebabkan rasa lelah setelah berbuka puasa.

Konsumsi makanan yang terlalu berlemak saat berbuka juga dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang drastis.

Makanan yang lebih ringan seperti kurma dan air putih lebih direkomendasikan untuk berbuka puasa.

Mengurangi konsumsi gorengan dapat membantu menjaga kesehatan sistem pencernaan selama bulan puasa.

Menyeimbangkan asupan makanan saat berbuka dengan sayur dan buah dapat membantu proses pencernaan lebih baik.

Oleh karena itu, sebaiknya gorengan dikonsumsi dalam jumlah terbatas agar tidak mengganggu sistem pencernaan saat berbuka puasa.

Baca juga: Resep Sambal Kacang Gorengan yang Nikmat untuk Buka Puasa

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved