Kunci dan Jawaban

Kunci Jawaban PAI Kelas 9 Halaman 156, Tawakal!

Berikut kunci jawaban kelas 9 mata pelajaran  Pendidikan Agama Islam, Kurikulum Merdeka.

Penulis: Heri Prihartono | Editor: Heri Prihartono
NET
Berikut kunci jawaban kelas 9 mata pelajaran  Pendidikan Agama Islam, Kurikulum Merdeka. 

TRIBUNJAMBI.COM - Berikut kunci jawaban kelas 9 mata pelajaran  Pendidikan Agama Islam, Kurikulum Merdeka.

Materi ini ada di buku PAI  halaman 156.

2. Jelaskan pengertian tawakal!

JAWABAN

Tawakal adalah sikap berserah diri sepenuhnya kepada Allah setelah berusaha dan berikhtiar dengan maksimal. Dalam Islam, tawakal merupakan salah satu prinsip fundamental yang mengajarkan umat manusia untuk menjalani hidup dengan penuh keikhlasan dan kepercayaan kepada takdir yang telah ditentukan oleh Allah. Tawakal bukanlah sikap pasif atau menyerah tanpa usaha, melainkan sebuah penggabungan antara usaha maksimal dan kepasrahan total kepada kehendak Allah. Sikap ini menjadi bukti keyakinan bahwa manusia memiliki keterbatasan, sementara Allah adalah Maha Kuasa yang menentukan hasil dari setiap usaha.

Dalam kehidupan sehari-hari, tawakal tercermin dalam berbagai aspek. Sebagai contoh, seorang petani yang menanam padi akan berusaha merawat tanamannya dengan baik, memupuk, menyirami, dan melindungi dari hama. Setelah semua upaya dilakukan, ia memasrahkan hasil panennya kepada Allah. Hasil panen bisa melimpah, biasa saja, atau bahkan gagal, namun seorang yang bertawakal akan tetap tenang karena meyakini bahwa semua itu adalah bagian dari rencana Allah yang terbaik. Sikap ini mengajarkan manusia untuk tidak terlalu larut dalam kegembiraan atau kesedihan, melainkan tetap bersyukur dalam setiap keadaan.

Tawakal juga berkaitan erat dengan keyakinan bahwa Allah Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman, “Dan bertawakallah kepada Allah. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara” (QS. Al-Ahzab: 3). Ayat ini mengingatkan manusia bahwa Allah adalah tempat terbaik untuk bersandar setelah segala ikhtiar dilakukan. Tawakal juga menjadi refleksi dari keyakinan bahwa manusia hanya bisa berusaha, sedangkan hasil akhir sepenuhnya berada di tangan Allah. Dengan pemahaman ini, seseorang akan terhindar dari sikap sombong ketika berhasil atau putus asa ketika gagal.

Dalam perjalanan hidup, seringkali manusia dihadapkan pada situasi yang di luar kendali. Misalnya, dalam menghadapi penyakit, seseorang harus berikhtiar dengan mencari pengobatan terbaik, menjalani terapi, atau menjaga pola hidup sehat. Namun, kesembuhan tetap berada dalam kuasa Allah. Tawakal mengajarkan bahwa manusia tidak boleh berhenti berusaha, tetapi juga tidak boleh melupakan bahwa segala sesuatu bergantung pada kehendak Allah. Keyakinan seperti ini memberikan ketenangan batin, karena manusia tidak lagi merasa sepenuhnya memikul beban hidup seorang diri.

Tawakal juga melatih manusia untuk bersabar dan ikhlas menerima takdir. Dalam Islam, kesabaran dan tawakal adalah dua sisi mata uang yang saling melengkapi. Ketika seseorang bertawakal, ia akan lebih mudah menerima hasil yang tidak sesuai harapan. Misalnya, seorang pelajar yang telah belajar keras namun tidak berhasil meraih nilai tinggi akan tetap merasa tenang karena menyadari bahwa usahanya tidak pernah sia-sia di hadapan Allah. Kesabaran yang lahir dari tawakal menjadikan seseorang lebih kuat menghadapi tantangan hidup.

Lebih jauh lagi, tawakal mendorong manusia untuk memiliki pandangan positif terhadap kehidupan. Seseorang yang bertawakal akan selalu berprasangka baik kepada Allah, meskipun sedang berada dalam kondisi sulit. Ia yakin bahwa di balik setiap cobaan terdapat hikmah dan pelajaran berharga. Sikap ini akan mendorong seseorang untuk tetap optimis dan tidak mudah menyerah. Dalam jangka panjang, tawakal juga akan membangun rasa percaya diri, karena ia tahu bahwa ia tidak berjalan sendiri, melainkan selalu ada Allah yang menyertainya.

Tawakal tidak hanya memiliki dimensi spiritual, tetapi juga berdampak pada hubungan sosial. Orang yang bertawakal cenderung lebih sabar, rendah hati, dan tidak mudah menyalahkan orang lain. Ia memahami bahwa setiap orang memiliki perjalanan hidup masing-masing yang diatur oleh Allah. Sikap seperti ini menciptakan keharmonisan dalam masyarakat, karena tidak ada ruang untuk iri hati atau persaingan yang tidak sehat. Sebaliknya, tawakal mengajarkan rasa saling mendukung dan berbagi kebaikan.

Dalam konteks modern, tawakal juga relevan untuk diterapkan di dunia kerja, pendidikan, dan kehidupan bermasyarakat. Ketika menghadapi tekanan dan ketidakpastian, tawakal menjadi solusi untuk menjaga kesehatan mental. Misalnya, seorang karyawan yang menghadapi tantangan besar di tempat kerja akan tetap merasa tenang jika ia meyakini bahwa setiap usahanya akan dicatat oleh Allah. Tawakal juga memberikan motivasi untuk terus belajar dan berusaha, karena Allah mencintai hamba-Nya yang giat berikhtiar.

Namun, penting untuk diingat bahwa tawakal tidak berarti melepaskan tanggung jawab. Islam menekankan pentingnya usaha sebagai bentuk ibadah. Rasulullah SAW pernah bersabda, “Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki; ia pergi di pagi hari dengan perut kosong dan kembali di sore hari dalam keadaan kenyang” (HR. Tirmidzi). Hadis ini menunjukkan bahwa tawakal harus disertai dengan usaha nyata.

Akhirnya, tawakal adalah wujud keimanan yang mendalam kepada Allah. Dengan tawakal, manusia belajar untuk tidak menggantungkan hidupnya kepada dunia, melainkan kepada Sang Pencipta. Tawakal memberikan ketenangan hati, kebahagiaan, dan rasa syukur dalam menjalani kehidupan. Oleh karena itu, sikap tawakal perlu ditanamkan sejak dini agar setiap individu mampu menghadapi kehidupan dengan penuh keimanan, kesabaran, dan keikhlasan.

Disclaimer

1. Pembahasan di atas hanya sebagai referensi belajar.

2. Soal di atas merupakan pertanyaan terbuka. Artinya ada beberapa jawaban tidak terpaku di atas.

3. Artikel ini tidak mutlak menjamin kebenaran jawaban. Siswa dapat mengembangkan jawaban yang lebih baik.

Baca juga: Kunci Jawaban PAI Kelas 9 SMP Halaman 82 : Etika Pergaulan Muslim

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved