Pameran Yos Sudarso Dibatalkan Gara-gara Lukisan Mirip Jokowi
Pameran tunggal seniman Yos Suprapto yang dijadwalkan berlangsung di Galeri Nasional Indonesia Jakarta pada 19 Desember 2024 hingga 19 Januari 2025 di
Pameran lukisan
TRIBUNJAMBI.COM - Pameran tunggal seniman Yos Suprapto yang dijadwalkan berlangsung di Galeri Nasional Indonesia Jakarta pada 19 Desember 2024 hingga 19 Januari 2025 ditunda.
Yos mengungkapkan, penundaan pameran yang bertajuk “Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan” ini dilakukan tiba-tiba.
Padahal, persiapan pameran sudah dilakukan sejak 2023.
“Kesepakatan pameran ini sebetulnya sudah jauh-jauh hari dan sebetulnya formal kesepakatan itu terjadi pada bulan Juni tahun 2023,” ujar Yos saat ditemui di Galeri Nasional, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (20/12/2024).
Berdasarkan kesepakatan pada tahun 2023, Yos diminta untuk membuat pameran di Galeri Nasional Indonesia pada awal 2024.
Tapi, seiring berjalannya waktu, rencana ini terus diundur.
“Karena saya tinggal di Jogja, saya tidak tahu perkembangan politik di Jakarta seperti apa. Dan, saya hanya manut saja,” kata dia.
Pembicaraan soal pameran tunggal ini semakin serius memasuki Desember 2024.
Baca juga: Daftar UMK 2025 se-Provinsi Jawa Barat - Tertinggi Upah Minimum Bogor Rp 5.690.752
Baca juga: Bagaikan Joker di Juventus, Weston McKennie Ingin Bertahan di Sana Selama Mungkin
Yos sempat diminta untuk menggelar pameran pada 3 Desember 2024 di ruang pameran Gedung A Galeri Nasional Indonesia.
“Tapi ternyata kemudian ada kemunduran mendadak karena alasannya ada pameran Basuki Abdullah Award. Jadi, jadwal yang seharusnya saya punya itu digeser menjadi tanggal 19 Desember 2024 oleh Galeri Nasional,” kata Yos.
Setelah pameran Basuki Abdullah selesai pada 12 Desember 2024, Yos mulai memasukkan dan menata karya seninya pada 13 Desember 2024.
Beberapa hari kemudian, tepatnya 17 Desember 2024, kurator yang ditunjuk oleh Galeri Nasional, Suwarno Wisetrotomo, meminta agar dua lukisan karya Yos disensor.
Alasannya karena terlalu vulgar dan tidak sesuai dengan tema pameran.
Kedua lukisan ini salah satunya berjudul Konoha 1.
Lukisan itu menggambarkan seorang raja yang seolah sedang menginjak rakyatnya.
Lukisan lain yang diminta disensor berjudul Konoha 2. Lukisan tersebut memperlihatkan beberapa figur manusia telanjang.
“Begitu kurator datang yang terjadi komplain bahwa ada dua lukisan yang dia juga pernah lihat di rumah saya, yang dulunya tidak pernah ngomong apa-apa tentang karya tersebut, dikomplain untuk tidak disertakan dengan alasan bahwa itu akan mengurangi greget, atau nilai, atau bobot dari tema pameran,” kata dia.
Awalnya Yos setuju untuk menutup dua lukisan ini dengan kain hitam. Tapi, pada 19 Desember 2024 atau hari di mana pameran harusnya digelar, kurator kembali komplain dan meminta tiga lukisan lain diturunkan.
“Tiga lukisan ini menceritakan tentang seorang petani, gambaran petani, ya, sedang memberi makan kepada orang kaya. Petani memberi makan kepada anjing-anjing. Petani membawa sapi, yang saya gambarkan, seperti ke istana. Loh, itu dianggap vulgar,” kata Yos.
Baca juga: Berikut Agenda Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro di Jambi Hari Ini
Yos pun mempertanyakan alasan kurator tiba-tiba meminta lukisan ini diturunkan. Padahal, saat itu tiga jam lagi pameran akan dibuka.
“Saya menanyakan, kok di titik terakhir baru lu ngomong. Berapa jam sebelum pameran dibuka, itu disuruh turunkan. Itu kan kontroversial sekali,” imbuh dia.
Karena ketidaksepahaman ini, Suwarno mundur sebagai kurator.
Kepada Yos, Suwarno mengatakan dirinya selaku seniman tidak mengikuti otoritas dari kurator.
“Dia (Suwarno) dengan menggunakan kata otoritas. Itu masih tercatat di sini, di dalam WA-nya ke saya, ‘otoritas saya sebagai kurator’,” kata Yos.
Adapun hingga Rabu (20/12/2024) pukul 16.02 WIB, Yos dan timnya belum bisa masuk ke area pameran.
Padahal, pameran ini dijadwalkan terbuka untuk publik sejak 20 Desember 2024 sampai 19 Januari 2025.
Pembatalan pameran lukisan ini dikomentari Rocky Gerung
"Bayangkan misalnya kita ingat bagaimana di era orde baru lukisan-lukisan atau karya-karya Semsar (Siahaan) atau Nashar yang tajam, tidak boleh dipamerkan tuh."
"Bagaimana buku-buku Pramoedya Ananta Toer dilarang untuk dibaca. Sama persis dengan larangan terhadap pameran lukisan yang terjadi hari-hari ini," kata Rocky seperti dikutip dari Youtube Rocky Gerung yang tayang pada Jumat (20/12/2024).
Rocky melanjutkan pelarangan terhadap kebebasan berekspresi dalam kebudayaan dan kesenian menunjukkan ada yang tidak beres dengan demokrasi di Indonesia.
"Kan ini kekonyolan tuh. Justru kita mulai membaca banyak pejabat di bidang kebudayaan, mungkin kepala museum atau kepala ruang pameran enggak ngerti apa yang disebut fungsi naratif kebudayaan, fungsi kreatif dari para pelaku budaya," lanjutnya.
Rocky juga melihat bahwa pemerintahan Prabowo tidak konsisten untuk memperlihatkan pembelaan terhadap kebebasan berekspresi.
Baca juga: Gunung Kerinci di Jambi Alami Peningkatan Aktivitas Gempa, Berpotensi Erupsi Tiba-tiba
Sementara itu, Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Fadli Zon mengatakan, tidak ada penutupan paksa Pameran Tunggal Yus Suprapto di Galeri Nasional.
"Tidak ada pembungkaman, tidak ada beredel. Kita ini mendukung kebebasan ekspresi," ujar Fadli Zon saat ditemui media dalam pembukaan pameran 130 Tahun Pithecanthropus Erectus di Museum Nasional, Jakarta Pusat, Jumat (20/12/2024) malam.
Fadli Zon mengungkapkan alasan penundaan Pameran Tunggal Yus Suprapto adalah ketidaksesuaian tema dengan lukisan yang dipamerkan.
Seniman, Yos Suprapto, disebut memasang sendiri lukisan di pamerannya yang sebenarnya tidak disetujui oleh kurator.
"Beberapa lukisan itu, saya kira, menurut kurator tidak pas, tidak tepat dengan tema," kata dia.
"Ada tema yang mungkin motifnya politik, bahkan mungkin makian terhadap seseorang. Kemudian, ada juga yang telanjang, itu tidak pantas. Telanjang dengan memakai topi yang mempunyai identitas budaya tertentu," lanjut Fadli Zon.
Penggambaran obyek bertopi raja jawa atau raja Mataram, kata Fadli Zon, bisa memicu ketersinggungan dan masuk kategori SARA.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Yos Suprapto Gagal Gelar Pameran Gara-gara Lukisannya Mirip Jokowi, Respons Rocky Gerung: Konyol,
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Daftar UMK 2025 se-Provinsi Jawa Barat - Tertinggi Upah Minimum Bogor Rp 5.690.752
Baca juga: Bagaikan Joker di Juventus, Weston McKennie Ingin Bertahan di Sana Selama Mungkin
Baca juga: Kimberly Ryder Akui Dilarang KB: Jangan Sampai Suami Maksa Punya Anak
Daftar UMK 2025 se-Provinsi Jawa Barat - Tertinggi Upah Minimum Bogor Rp 5.690.752 |
![]() |
---|
Bagaikan Joker di Juventus, Weston McKennie Ingin Bertahan di Sana Selama Mungkin |
![]() |
---|
Jelang Nataru, Pemkab Sarolangun Pastikan Harga dan Stok Bahan Pokok Aman |
![]() |
---|
Gunung Kerinci di Jambi Alami Peningkatan Aktivitas Gempa, Berpotensi Erupsi Tiba-tiba |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.