Pilihan Rasulullah Menjelang Wafat: Pelajaran tentang Kenikmatan Sejati

Menjelang wafatnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan contoh tentang makna kenikmatan sejati.

Penulis: Heri Prihartono | Editor: Heri Prihartono
Freepik.com
Ilustrasi seorang Muslim yang sedang berdoa. 

TRIBUNJAMBI.COM - Menjelang wafatnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan contoh tentang makna kenikmatan sejati.

Dalam suatu malam, beliau mengajak Abu Muwaihibah radhiallahu ‘anhu menuju Pemakaman Baqi’. Rasulullah mengatakan bahwa beliau diperintahkan untuk memohonkan ampunan bagi penghuni kubur di sana.

Sesampainya di Baqi’, beliau mengucapkan salam dan menyampaikan betapa beruntungnya mereka yang telah dimakamkan, karena telah terbebas dari fitnah dunia yang semakin berat.

Di tengah malam yang hening itu, Rasulullah mengungkapkan kepada Abu Muwaihibah bahwa beliau diberi pilihan: menikmati seluruh kekayaan dunia, hidup kekal, lalu masuk surga, atau memilih perjumpaan dengan Allah Azza wa Jalla dan surga.

Dengan keyakinan penuh, Rasulullah menolak pilihan duniawi tersebut dan memilih bertemu dengan Rabb-Nya sebagai kenikmatan tertinggi.

Kenikmatan yang dirasakan manusia, seperti yang dicontohkan Rasulullah, terdiri dari dua jenis: kenikmatan jasmani dan rohani. Kenikmatan jasmani bersifat sementara, tergantung pada kondisi fisik manusia yang lambat laun akan melemah.

Makanan lezat, perjalanan wisata, atau hiburan lainnya hanya nikmat di masa muda, namun akan berkurang nilainya seiring bertambahnya usia.

Berbeda halnya dengan kenikmatan rohani.

Ketenangan batin yang diraih melalui ibadah seperti sholat, dzikir, doa, atau bermunajat kepada Allah akan semakin terasa seiring manusia membiasakan diri melakukannya.

Semakin bertambah usia, semakin dalam kenikmatan rohani itu dirasakan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memilih kenikmatan rohani ini sebagai bentuk kebahagiaan yang abadi.

Pelajaran untuk Kehidupan

Pilihan Rasulullah memberikan pesan penting bahwa kenikmatan dunia hanyalah sementara, sedangkan kenikmatan rohani bersifat kekal dan akan terus bertambah nilainya.

Sebagai umatnya, kita perlu melatih diri untuk lebih menghargai kebahagiaan rohani daripada mengejar kenikmatan jasmani yang fana. Dengan memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah, kita bisa merasakan kebahagiaan sejati yang tidak hanya menyentuh dunia, tetapi juga membawa kita pada kehidupan akhirat yang abadi.

Semoga kita bisa meneladani pilihan Rasulullah dan menjadi bagian dari orang-orang yang mendapatkan kenikmatan tertinggi ini.

Baca juga: Kunci Jawaban PAI Kelas 5 SD KurMer Ayo Berlatih Halaman 126-129 BAB 5 tentang Perjuangan Rasulullah

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved