WAWANCARA EKSKLUSIF
Menggagas Potensi Nanas Tangkit, Program Unggulan Diskoperindag Muaro Jambi di Sektor UMKM
Adanya industrialisasi ini niatnya agar UMKM naik kelas. Artinya kita menciptakan peluang-peluang baru nih menciptakan ekonomi b
Penulis: Rara Khushshoh Azzahro | Editor: Duanto AS
KABUPATEN Muaro Jambi memiliki beberapa wisata unggulan yang juga membuat usaha mikro kecil menengah (UMKM) tumbuh di dalamnya. Satu di antaranya destinasi wisata Candi Muaro Jambi.
Percandian Muaro Jambi yang luasnya 3.981 hektare, bukan hanya terkenal secara nasional, tetapi sudah mendunia. Selain merupakan tempat peribadan umat Buddha, ini menjadi tempat wisata yang dikunjungi beragam wisatawan.
Orang-orang yang datang berkunjung bukan hanya untuk berwisata, tentu pulangnya membawa oleh-oleh.
Pemerintah Muaro Jambi memiliki strategi untuk pengembangan UMKM. Bagaimana strateginya?
Berikut wawancara Pemimpin Redaksi Tribun Jambi, Yoso Muliawan, dengan Kepala Diskoperindag Muaro Jambi, Riduwan.
Industrialisasi apa yang dibentuk oleh Diskoperindag Muaro Jambi untuk menciptakan ekonomi baru?
Kepala Diskoperindag: Adanya industrialisasi ini niatnya agar UMKM naik kelas. Artinya kita menciptakan peluang-peluang baru nih menciptakan ekonomi baru sehingga UMKM benar-benar mampu meningkatkan perekonomian.
Sebagaimana diketahui bahwa di negara Cina, India, Thailand, dan lainnya itu sudah naik kelas UMKM nya bisa expor bahkan. Jadi UMKM-nya sudah menggelutip pasar ekspor.
Inilah pentingnya UMKM kita ini adanya kemitraan ke beberapa perusahaan.
Berarti dari awalnya home industri itu beralih menjadi industri yang lebih besar?
Kepala Diskoperindag: Kita ingin memproduksi produk-produk yang sifatnya industrialisasi seperti contoh kita punya di sini nanas Tangkit. Nah kita bisa menciptakan supaya nanas tangkit itu diolah ekstraknya, seratnya sehingga ada teknologi yang bisa membuat pintalan benang sehingga menjadi kain yang lebih indah. Peran seperti itulah maksudnya yang memasukkan peran teknologi di dalamnya.
Yang tadinya produksi secara tradisional ditingkatkan menggunakan teknologi.
Tadi ada clue bermitra dengan perusahaan. Itu maksudnya bagaimana dan realisasinya sejauh seperti apa?
Kepala Diskoperindag: Kalau Peraturan Pemerintah Penanaman Modal, PP Nomor 1/2022, sudah banyak sekali clue tentang kemitraan. Bagaimana perusahaan besar, BUMN, itu bermitra menjadi orang tua angkatnya dari UMKM.
Nah, saya berharap satu perusahaan melakukan pembinaan suatu produk saja. Mulai dari bahan bakunya hingga pemasaran, sehingga itu bisa naik kelas.
Jadi satu produk itu bisa beberapa warga atau beberapa UMKM. Misal produk nanas ditopang oleh satu perusahaan. Terus ada gula merah ditopang juga oleh satu perusahaan dengan mesin-mesin teknologinya yang lebih canggih.
Sudah ada contoh perusahaan yang mengelola satu produk di Kabupaten Muaro Jambi, Pak?
Kepala Diskoperindag: kebetulan ada di Muaro Jambi. Kemarin saya hadir di acara Hari UMKM Nasional di Palembang. Ternyata migas di sana itu membina beberapa UMKM dari Muaro Jambi juga.
Nanti kita akan melakukan koordinasi juga dengan perusahaan di sini. Hal-hal seperti ini akan menjadi contoh.
Kebetulan, kita punya forum CSR yang mana kita akan coba mendiskusikan, bukan hanya bantuan tetapi bentuk CSR yang mampu menopang beberapa produk UMKM supaya lebih naik kelas.
Kalau nanas, kita itu ada sekitar 1.000 hektare luasan lahan nanas kita. Nah di situ kan dahulu rawa, ditanami nanas malah menjadi hanparan nanas Tangkit Baru yang luar biasa.
Orang mengenal selama ini nanas madu. Tetapi nanas Tangkit ini kualitasnya sudah luar biasa dari nanas madu ini.
Nah, kebun nanas ini kan juga menjadi tempat wisata. Bisa makan nanas, bisa konsumsi beberapa produk UMKM yang sudah ada kurang lebih 16 produk turunan tanpa adanya musiman.
Lalu bagaimana kelanjutannya?
Kepala Diskoperindag: Kita bersama Litbang Provinsi Jambi dan ada bagian hukum di sini, kelompok pertanian mengajukan indikasi geografis (IG) yang merupakan hak patennya dari Kemenkumham yang melalui tim penilai dan butuh beberapa tahun melewati prosesnya. Paragraf barulah pada tahun 2023 kemarin IG tersebut keluar ditetapkan oleh kementerian.
Dulu selama ini di sana itu Rp5.000 sampai Rp10.000 kalau sudah masuk kan ada yang dijual ke Jakarta itu bisa Rp40 ribu-Rp50 ribu satu buah nanasnya.
Itu baru dalam bentuk buahnya. Nah, kita bagaimana mengembangkan lagi ekstraknya tadi.
Kalau seratnya bagaimana itu, Pak Kadis?
Kepala Diskoperindag: Kalau bahas seratnya dulu itu dari daun nanas yang merupakan limbah. Begitu diambil buahnya, daunnya kan harus dibuang itu selama ini terbuang begitu saja.
Jadi dengan seratnya itu dijadikan benang menggunakan teknologi, kemudian dikirim ke daerah Jawa benangnya ini.
Kita sudah ada teknologinya untuk menghasilkan benang. Kita kita buat bertahap, mudah-mudahan di tahun-tahun berikutnya bisa menghasilkan kain.
Tujuannya mau ke negara mana kirimnya kalau ke luar negeri?
Kepala Diskoperindag: Sudah seharusnya kita bukan hanya pameran-pameran tetapi juga menjalin kerjasama dengan negara-negara tetangga.
Kita rangkul sumber kita yang banyak ini mulai dari bahan baku setengah jadi, ataupun sudah jadi, ataupun bahan mentah ini yang perlu kita jalin kerja sama.
Sehingga mereka-mereka yang datang-datang saja bukan hanya calo-calo lagi. Tetapi benar-benar pihak yang sudah bekerjasama.
(rara khushshoh azzahro)
Saksi Kata, Anggota HMI Dikeroyok di UIN STS Jambi hingga Kepala Bocor |
![]() |
---|
Saksi Kata: Sesepuh Kenali Asam Atas Kota Jambi Siap Mati, Heran Zona Merah Pertamina |
![]() |
---|
SAKSI KATA Pasien Somasi RSUD Kota Jambi, Pengacara: Anak 4 Tahun Meninggal |
![]() |
---|
Juliana Wanita SAD Jambi Pertama yang Kuliah, Menyalakan Harapan dari Dalam Rimba |
![]() |
---|
SAKSI KATA: Pengakuan Rosdewi Ojol Jambi yang Akunnya Di-suspend karena Ribut vs Pelanggan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.