Kiper Lazio Ungkap Suasana Ruang Ganti Klub Setelah Kalah dari Parma 1-3

TRIBUNJAMBI.COM - Kiper Lazio Ivan Provedel menggambarkan suasana hati di ruang ganti tim setelah kekalahan 1-3 di tangan Parma.

Biancocelesti kebobolan gol cepat melalui Dennis Man sementara Anas Haj Mohamed menggandakan keunggulan Crociati setelah turun minum. 

Taty Castellanos memperkecil ketertinggalan bagi Biancocelesti yang kemudian bangkit untuk mencari gol penyeimbang di akhir pertandingan, tetapi akhirnya kebobolan melalui serangan balik dalam prosesnya.

Ivan Provedel Marah dengan Kekalahan

Dalam wawancara pascapertandingannya dengan Lazio Style Channel (melalui La Lazio Siamo Noi), Provedel mengungkapkan bahwa ia dan rekan-rekannya marah dan menyesal setelah melihat lima kemenangan beruntun mereka runtuh.

"Kami merasa marah dan menyesal karena kami datang ke sini dengan semangat yang tepat. Namun sayangnya, beberapa hal kecil membuat kami harus membayar mahal, dan kami kebobolan dua gol. 

Baca juga: Lazio dan Nicolo Rovella Mencapai Kesepakatan Kontrak Baru Berdurasi Lima Tahun

"Saya bahkan tidak ingin memikirkan gol ketiga, yang seharusnya bisa kami hindari. 

'Saya harap ini hanya akan memberi kami energi yang besar menjelang dua pertandingan mendatang melawan Napoli [di Coppa Italia dan Serie A]." ujarnya.

Semangat Tim & Persatuan

Meski demikian, kiper asal Italia itu menegaskan para pemain Lazio tetap lebih bersatu dari sebelumnya meskipun hasil yang mengecewakan.

"Semangat tim tetap ada dan tim bersatu. Kami semua mengikuti instruksi pelatih. 

"Rasa sesal harus menjadi dasar untuk selalu memulai, sikap harus sempurna, dan sisanya hanyalah konsekuensi belaka. 

Baca juga: Pertandingan Inter Milan Melawan Fiorentina Ditunda Setelah Edoardo Bove Pingsan di Lapangan

"Kami membuat beberapa kesalahan, bahkan beberapa kesalahan teknis yang terlalu banyak. Kami akan melakukan segalanya untuk memperbaiki diri mulai besok.

Terhambat oleh Kekacauan Pembukaan Pertandingan

Provedel merasa bahwa gol Nicolo Rovella yang dianulir diikuti oleh gol pembuka Parma telah merusak moral tim, yang memainkan peran utama dalam kekalahan tersebut.