Human Interest Story

Kisah Zaitun si Pengusaha Rempeyek dan Pekerjanya: Berkat BPJS Ketenagakerjaan, Kami Tak Sendirian

Zaitun tidak memotong gaji karyawan untuk membayar premi BPJS Ketenagakerjaan. Dia menanggung itu dari hasil penjualan rempeyek.

Penulis: Heri Prihartono | Editor: Duanto AS
TRIBUN JAMBI/HERI PRIHARTONO
Karyawan sedang membungkus produk Rempeyek Ilham di rumah Zaitun, Lorong Teladan, RT 31, Kelurahan Payo Lebar, Kota Jambi, Provinsi Jambi, Senin (11/11/2024) 

SUARA penggorengan berderak, aroma gurih menyeruak, di antara para karyawan yang sibuk berkemas di sebuah rumah di Lorong Teladan, RT 31, Kelurahan Payo Lebar, Kota Jambi, Provinsi Jambi. Di sana berdiri Zaitun, seorang perempuan tangguh pemilik Rempeyek Ilham

Zaitun mulai merintis usaha itu sejak 2004 dengan modal seadanya. Berawal dari rumah kontrakan sederhana, ia kini memiliki rumah produksi dan karyawan yang setiap hari bersama-sama memenuhi permintaan produk Rempeyek Ilham dari kota hingga luar Provinsi Jambi.

"Awalnya hanya saya sendiri, lalu satu per satu karyawan datang. Sekarang ada 34 orang yang membantu produksi," cerita Zaitun sambil tersenyum, saat ditemui di rumahnya.

"Pengiriman pun sekarang sudah sampai ke Jakarta, Lampung, Medan, bahkan sampai online. Namun, kebahagiaan saya bukan hanya soal pertumbuhan usaha ini, tapi juga keluarga yang kami bangun bersama di sini," lanjutnya.

Melindungi Karyawan Sebagai Bagian dari Keluarga

Bagi Zaitun, karyawan bukan sekadar pekerja. Mereka adalah keluarga yang selalu ada, berbagi suka duka dalam setiap perjalanan usaha. Sebagai bentuk kasih sayangnya.

Sejak 2015, Zaitun mendaftarkan karyawannya ke BPJS Ketenagakerjaan. Langkah ini bukan sekadar formalitas. Dia ingin karyawannya memiliki perlindungan yang layak, memastikan mereka memiliki harapan dan rasa aman dalam bekerja.

"Saya tidak ingin mereka merasa sendirian ketika sedang dalam kesulitan," ujar Zaitun. 

Menariknya, Zaitun tidak memotong gaji karyawan untuk membayar premi BPJS Ketenagakerjaan. Dia menanggung itu dari hasil penjualan rempeyek.

"Saya pun tidak memotong gaji mereka untuk biaya BPJS ini. Ini sepenuhnya dari saya. Bahkan, jika suatu hari saya tak lagi ada, saya ingin mereka tetap dilindungi," tuturnya.

Keputusan ini terbukti membawa ketenangan dan kenyamanan di tempat kerjanya. 

Suasana kerja di Rempeyek Ilham yang
Suasana kerja di Rempeyek Ilham yang penuh kekeluargaan. Zaitun, pemilik usaha, mendaftarkan semua karyawannya ke BPJS Ketenagakerjaan.

Ratina, karyawan yang sudah empat tahun bekerja di Rempeyek Ilham, merasakan langsung manfaatnya. Ketika ia jatuh dan harus dirawat di rumah sakit, semua biayanya ditanggung BPJS Ketenagakerjaan

"Alhamdulillah, BPJS langsung bantu. Rasanya kami tidak sendirian,” kata Ratina dengan mata berkaca-kaca. 
"Bekerja di sini membuat saya nyaman, ibu Zaitun selalu memperhatikan kami," kata Ratina.

Kisah Sedih dan Keharuan di Balik Perlindungan

Ada sebuah kisah yang tak pernah Zaitun lupakan. Seorang karyawannya meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas. Kepergian itu begitu menghantam keluarga besar Rempeyek Ilham. Zaitun dan seluruh karyawan berduka. 

Namun, di tengah kepedihan, BPJS Ketenagakerjaan hadir membantu dengan santunan bagi keluarga almarhum. Dengan bantuan BPJS, ahli waris mendapatkan santunan sebesar Rp 42 juta.

"Rasanya lega. Meski tidak bisa menggantikan kepergiannya, setidaknya keluarga yang ditinggalkan bisa mendapatkan bantuan. Saya hanya tanda tangan, dan BPJS yang mengurus sisanya. Saya tidak bisa berkata-kata waktu itu, hanya berdoa semoga keluarganya tabah,” ujar Zaitun dengan suara bergetar.

Merajut Keluarga di Tempat Kerja

Di setiap Jumat pagi, Zaitun punya tradisi Jumat Berkah bersama karyawan, sekadar memberikan bingkisan atau doa bersama sebagai bentuk kebersamaan. "Kami ingin bukan hanya bekerja, tapi juga saling mendukung seperti keluarga. Saya berharap, walaupun mereka bukan keluarga sedarah, mereka merasa punya keluarga yang siap membantu," tambah Zaitun.

Dengan semakin berkembangnya usaha ini, Zaitun berharap bisa terus menghidupi banyak keluarga. Ia tak ingin ada karyawan yang merasa sendirian dalam menghadapi masalah. Ia ingin BPJS Ketenagakerjaan terus mendukung para pekerja di manapun mereka berada.

"BPJS (Ketenagakerjaan) ini bukan hanya perlindungan di atas kertas. Ini harapan dan rasa aman untuk karyawan kami. Dan bagi saya, melihat mereka dilindungi itu lebih dari segalanya. Saya hanya ingin mereka tahu, mereka tidak sendirian," kata Zaitun menutup perbincangan, penuh harapan.

Program BPJS Ketenagakerjaan menghadirkan kepedulian di tengah kesibukan. Di antara tumpukan rempeyek dan tempe yang siap kirim, Zaitun dan para karyawannya terus bekerja dengan penuh semangat. 

Setiap lembar rempeyek yang dihasilkan adalah bukti kerja keras dan kehangatan keluarga besar Rempeyek Ilham yang terajut oleh rasa kasih, saling peduli, dan jaminan perlindungan yang mereka dapatkan.

Sesuatu yang Berharga

Ratina, seorang ibu muda yang bekerja di bagian produksi Rempeyek Ilham, telah merasakan langsung betapa berharganya BPJS Ketenagakerjaan dalam melindungi dirinya dari risiko di tempat kerja. 

Empat tahun silam, ia bergabung dengan tim produksi rempeyek milik Zaitun. Saat itu, Ratina hanya berharap mendapatkan pekerjaan untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarganya. 

Tidak pernah terlintas dalam benaknya bahwa suatu hari ia akan mendapatkan perlindungan seperti yang kini ia nikmati melalui BPJS Ketenagakerjaan.

Satu kejadian di tahun kedua bekerja mengubah pandangannya. Saat itu, Ratina tengah mengemas rempeyek di area produksi, yang cukup sibuk. Tanpa sengaja, ia jatuh, dan mengalami luka cukup serius di bagian tangan.

Kecemasan Ratina semakin memuncak saat ia dibawa ke rumah sakit. Sebagai tulang punggung keluarga, pikiran Ratina terpecah antara rasa sakit dan kekhawatiran akan biaya yang harus ditanggung. Pada saat itulah Zaitun, pemilik usaha Rempeyek Ilham, menenangkannya dan meyakinkan bahwa semua biaya pengobatan akan ditanggung melalui BPJS Ketenagakerjaan

"Bu Zaitun bilang, jangan khawatir, semuanya akan diurus. Saya lega dan merasa sangat diperhatikan,” ujar Ratina sambil mengenang hari itu.

Di rumah sakit, Ratina mendapatkan pelayanan yang cepat karena kartu BPJS Ketenagakerjaan miliknya aktif. Dokter memberikan perawatan intensif untuk memastikan lukanya sembuh total. Semua biaya perawatan, obat-obatan, dan terapi ditanggung penuh oleh BPJS.

"Saat itu saya benar-benar merasa bersyukur. Kalau tidak ada BPJS, mungkin saya tidak bisa melanjutkan pekerjaan ini dengan nyaman," kata Ratina.

Setelah beberapa hari menjalani perawatan, Ratina kembali ke rumah. Meski sempat merasa trauma akibat kecelakaan tersebut, ia akhirnya bisa kembali bekerja dengan lebih hati-hati. Pengalaman ini membuat Ratina semakin menghargai pekerjaan dan dukungan dari perusahaan tempatnya bekerja.

"Saya merasa beruntung bekerja di sini. Ibu Zaitun sangat peduli dan perhatian kepada kami, karyawannya. Dia memastikan kami semua terlindungi," kata Ratina.

Kejadian itu juga membuat Ratina lebih memahami pentingnya jaminan sosial. BPJS Ketenagakerjaan bukan sekadar program pemerintah, tetapi benar-benar memberikan perlindungan nyata bagi pekerja seperti dirinya.

"Selama ini saya kira BPJS hanya formalitas, ternyata manfaatnya benar-benar kami rasakan. Saya jadi lebih tenang bekerja, karena tahu saya punya perlindungan," tambah Ratina.

Bagi Ratina, BPJS Ketenagakerjaan tidak hanya memberikan manfaat dalam bentuk finansial, tetapi juga menghadirkan rasa aman. “Kalau ada apa-apa, saya tidak merasa sendirian. BPJS siap membantu, dan Ibu Zaitun juga selalu mendukung kami,” tuturnya.

Dia pun sering menceritakan pengalamannya kepada teman-teman kerja lain, dan mendorong mereka untuk lebih memahami pentingnya jaminan ketenagakerjaan.

Selain itu, Ratina merasakan bahwa BPJS Ketenagakerjaan juga memberikan dampak psikologis yang positif. Dia kini lebih percaya diri dalam menjalani hari-harinya di tempat kerja.

“Saya tidak lagi cemas atau khawatir berlebihan. Saya bisa fokus bekerja dan memberikan yang terbaik karena tahu ada yang melindungi,” ujarnya.

Berkat BPJS Ketenagakerjaan, Ratina kini bisa bekerja lebih tenang dan merasa dihargai. Perlindungan yang diberikan kepada para pekerja seperti dirinya menciptakan rasa aman dan meningkatkan produktivitas.

Ratina berharap lebih banyak perusahaan mendaftarkan karyawannya pada BPJS Ketenagakerjaan, agar semua pekerja bisa merasakan manfaat yang sama. (heri prihartono)

Baca juga: Gadai Mobil Hasil Kejahatan ke Suku Anak Dalam Jambi, Puluhan Kendaraan Diparkir di Kebun Sawit

Baca juga: Tragedi 2 Bocah Suku Anak Dalam di Tebo Jambi Meninggal Setelah Makan Sarang Lebah di Hutan

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved