Berita Kerinci

Kronologi Keluarga Pasien Ngamuk di RSU MHA Thalib Kerinci, Diduga Terjadi Kesalahan Diagnosa

Keluarga pasien atas nama Yogi Alfian, warga Koto Keras Sungai Penuh, yang sempat viral karena mengamuk di Rumah Sakit Umum (RSU) MHA Thalib, Kerinci,

Penulis: Herupitra | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
Tribunjambi.com/ Heru Pitra
Viral Keluarga Pasien Ngamuk di RSU Sungai Penuh Gara-Gara Tak Punya Kain Kasa untuk Operasi 

TRIBUNJAMBI.COM, KERINCI – Keluarga pasien atas nama Yogi Alfian, warga Koto Keras Sungai Penuh, yang sempat viral karena mengamuk di Rumah Sakit Umum (RSU) MHA Thalib, Kerinci, diduga mengalami kesalahan diagnosa yang serius.

Kronologi bermula saat Yogi dibawa ke RSU MHA Thalib dengan keluhan luka pada tangan yang terluka dan mengalami pendarahan. Setelah pemeriksaan awal, tim medis menyarankan untuk segera dilakukan tindakan operasi. 

Namun, menjelang prosedur operasi, keluarga pasien mengaku tidak mendapatkan pelayanan yang memadai.

Istri Yogi, Tuti Jusmita, menceritakan bahwa pihak rumah sakit menyuruhnya untuk mencari kain kasa nomor 4 di apotek terdekat. 

"Saat saya mencari kain kasa nomor 4 di apotek depan ruangan paru, mereka mengatakan kosong, hanya ada nomor 6. Lalu saya kembali ke ruang bedah dan bertanya solusi, tapi mereka bilang harus cari di apotek di Sungai Penuh. Kalau tidak ada, katanya operasi tidak bisa dilakukan karena urat tangan suami saya putus," ungkap Tuti.

Setelah berkeliling di apotek Sungai Penuh tanpa hasil, Tuti kembali ke RS dan melaporkan hal tersebut. Di sini, ia mulai emosi karena pelayanan yang tidak memuaskan. 

"Saya tanya solusi, perawat malah menjawab tidak tahu sambil menelpon, 'Silakan tanya ke ruang operasi.' Ketika saya sampai di ruang operasi, saya diberitahu bahwa kain kasa nomor 6 juga bisa digunakan," beber Tuti.

Kondisi suami Tuti yang semakin parah dengan pendarahan, asam lambung yang naik, dan luka yang membengkak, membuatnya semakin emosi. Akhirnya, mereka memutuskan untuk mencari pengobatan lain. 

"Kami menemui Dr. Madi, yang mengatakan bahwa luka suami saya biasa saja, tidak ada urat yang putus. Lima menit selesai, luka dijahit dengan lima jahitan," kata Tuti.

Kasus ini memicu ketegangan dan protes dari keluarga pasien di RSU MHA Thalib. 

Keluarga merasa sangat dirugikan oleh kejadian ini, dan situasi ini menjadi sorotan masyarakat setempat. Mereka khawatir tentang kualitas layanan kesehatan di RSU MHA Thalib yang semakin memburuk.

Sebagian masyarakat berharap kejadian ini dapat menjadi pelajaran bagi semua pihak agar lebih berhati-hati dalam memberikan diagnosa dan tindakan medis kepada pasien.

Baca juga: Kominfo Muaro Jambi Gelar Bimtek Pengisian Metadata Statistik Sektoral 2024

Baca juga: Jelang Laga Timnas Indonesia vs Jepang , Simak Berita Tim dan Prediksi Starting XI Kedua Tim

Baca juga: Kunci Jawaban PKN Kelas 9 Halaman 94, Menjelaskan Soal Kedaulatan

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved