LIPUTAN KHUSUS
Hujan Politik Uang Puluhan Miliar di Jambi Jelang Coblosan, Pengakuan Timses Hijau, Kuning dan Merah
Itu merupakan temuan lapangan Tribun Jambi menjelang Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada Serentak 2024 pada 27 November nanti.
Penulis: tribunjambi | Editor: Duanto AS
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Seorang calon kepala daerah di Provinsi Jambi menyiapkan uang belasan hingga puluhan miliar rupiah untuk disalurkan kepada calon pemilih menjelang hari pencoblosan Pilkada di Jambi.
Itu merupakan temuan lapangan Tribun Jambi menjelang Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada Serentak 2024 pada 27 November nanti.
Praktik politik uang atau money politics pada pilkada sudah bukan rahasia umum di masyarakat.
Itu menjadi satu di antara cara calon kepala daerah (cakada) atau politikus dalam mengamankan suaranya agar menang pemilihan.
Hasil penelusuran Tribun Jambi, satu di antara tim pemenangan pada pemilihan bupati (pilbup) sebuah daerah di Provinsi Jambi, mengungkapkan pasangan calon (paslon)-nya sudah menyiapkan uang puluhan miliar untuk "membeli" dan mendapatkan suara masyarakat.
Narasumber Tribun Jambi yang meminta namanya tidak disebutkan mengatakan bahwa duit yang disiapkan itu akan disalurkan mendekati hari pencoblosan.
Siapa saja yang bakal mendapatkan uang dan bagaimana pendistribusiannya?
Ada metode yang dilakukan timses untuk menghitung siapa saja pemilih yang bakal mendapat kucuran uang puluhan miliar itu, tanpa menyebut angka pasti.
Sebelum uang disalurkan menjelang hari pencoblosan, pihaknya telah mendata pemilih yang diyakini akan mencoblos calonnya jika mendapatkan imbalan uang.
Paslon tersebut tidak menyiapkan uang untuk semua pemilih.
Tetapi pihaknya menghitung dari jumlah DPT, kemudian ada perumusan dengan keberadaan beberapa calon rivalnya, sehingga diperoleh angka pemilih yang bakal diberikan uang.
"Kalau dihitung-hitung, minimal itu 120 ribu pemilih yang jadi target. Dikalikan (imbalan uang) Rp100 ribu, berarti sekitar Rp12 miliar yang sudah disiapkan pada hari H," ungkapnya, Selasa (22/10/2024).
Rencana penyaluran uang untuk para pemilih, nantinya akan dilakukan melalui tim yang terbentuk hingga tingkat desa.
Tim di tiap tingkatan memiliki tugas masing-masing.
Pengeluaran Lainnya
Pengeluaran calon kepala daerah bukan hanya puluhan miliar untuk "mahar" uang imbalan untuk memenangkan pilkada.
Narasumber Tribun menyebutkan biaya lain yang harus dikeluarkan cakada.
Ada biaya cetak spanduk dan biaya pemasangan, ditambah cetak poster dan selebaran yang ribuan lembar.
Kemudian, setiap kali rapat dengan tim pemenangan, cakada selalu memberi uang transportasi senilai Rp100 ribu per orang.
"Kalau enggak ada uangnya, siapa yang mau datang," ucapnya.
Beda Calon Beda Cara
Tentu beda calon, beda pula cara yang dilakukan.
Ternyata, praktik politik uang tidak sembarangan disebar cakada kepada masyarakat.
Baca juga: Sosok AWD Pimpinan Ponpes di Jambi yang Rudapaksa 12 Santri, Kerap Diundang Isi Ceramah
Para cakada tak ingin uang yang telah disebar tak berdampak signifikan terhadap perolehan suaranya.
Narasumber Tribun Jambi yang lain, calon kepala daerah di Provinsi Jambi menuturkan membentuk sebuah tim khusus.
Tim ini tugasnya melakukan pemetaan wilayah yang bisa disasar untuk penyebaran atau pendistribusian politik uang menjalang hari-H pemilihan.
Seorang anggota tim yang membantu proses pemetaan wilayah, yang namanya dirahasiakan, mengungkapkan bahwa timnya diminta untuk memfaktualkan data yang telah dikumpulkan tim pemenangan dari setiap kecamatan dan desa.
"Kami selain melakukan pendampingan, juga memfaktualkan data untuk pemetaan wilayah yang akan disasar menjelang pemilihan nanti," ucapnya.
Perlu diketahui, cakada memiliki tim pemenangan yang bertugas mengajak masyarakat atau sejumlah orang di setiap kecamatan dan desa, untuk memilihnya pada Pilkada Serentak 2024.
Nama-nama orang yang diajak dan bersedia itu akan didata dan dituliskan dalam formulir khusus yang telah disiapkan.
Data pemilih yang telah dikumpulkan oleh tim pemenangan tersebut, selanjutnya difaktualkan oleh tim pendamping cakada untuk dicek kebenarannya.
"Apakah benar-benar orang tersebut akan memilih calon kita atau hanya mencatut nama saja," tuturnya.
Nanti, setelah difaktualkan, maka akan diperoleh hasil yang dapat dikategorikan ke dalam tiga zona wilayah, yakni zona wilayah hijau, zona wilayah kuning dan zona wilayah merah.
"Zona wilayah hijau dikategorikan sebagai wilayah yang aman, atau mayoritas pemilih akan memilih calon," ujar narasumber Tribun.
Zona wilayah kuning dikategorikan sebagai wilayah yang masih rawan, kemungkinan menang tipis ataupun kalah tipis bisa terjadi, karena pemilih masih ragu-ragu siapa calon yang akan dipilih.
Kemudian, zona wilayah merah dikategorikan sebagai wilayah yang sudah dipastikan elektabilitas calon kepala daerah tersebut rendah, dan kemungkinan menangnya sangat tipis.
Narasumber Tribun juga mengatakan, dari tiga kategori zona wilayah itu, hanya zona wilayah hijau dan zona wilayah kuning yang akan mendapat distribusi siraman politik uang.
Sedangkan untuk zona merah akan ditinggalkan, karena potensi menang tipis.
"Dan jika didistribusikan politik uang maka hasilnya dipastikan juga tidak akan maksimal," lanjutnya.
Pada zona wilayah hijau dan zona wilayah kuning, tim cakada akan memaksimalkan pendistribusian politik uang agar pemilih dapat memberikan suaranya.
"Dari tiga zona wilayah yang telah dipetakan, yang akan digarap itu cuma zona hijau dan zona kuning, untuk zona merah itu ditinggal," ujarnya
Berapa Jumlah Uangnya?
Narasumber Tribun mengungkapan untuk zona wilayah hijau, pendistribusian politik uang di kisaran angka Rp50 ribu hingga Rp100 ribu per orang.
"Itu karena kategorinya suaranya sudah aman, dan hanya mengamankan suaranya agar tidak beralih ke pesaing," ujarnya.
Baca juga: Sosok Afif, Oknum Sipir Lapas Jambi yang Divonis Hukuman Mati, Tetangga Tak Ada yang Kenal
Sementara untuk zona kuning, pendistribusiannya akan lebih besar, berada di angka Rp150 ribu per orang, dengan tujuan untuk merebut suara dari pemilih yang masih ragu menentukan pilihannya.
Meski begitu, ia tidak mengungkapkan berapa total dana yang telah disiapkan oleh calon kepala daerah yang didampinginya tersebut untuk menyiram atau dalam bahasa politiknya mengamakan suara di pilkada.
Narasumber belum menyebutkan angka pasti dana yang akan dikeluarkan.
Dia hanya bisa memastikan jumlahnya miliaran rupiah untuk "pengamanan suara.
Dia menambahkan, proses pendistribusian politik uang akan dilakukan mulai seminggu jelang hari-H hingga hari-H pemilihan, 27 November.
Pendistribusiannya akan dilakukan tim pemenangan.
Dan bentuknya bukan hanya berupa uang tunai.
Calon kepala daerah ini juga telah menyiapkan sembako (sembilan bahan pokok) kebutuhan masyarakat yang nilainya setara. (nik/dna)
Baca juga: Mobil Mewah Siapa di Depan Ponpes SMM? Gerbang Digembok Pasca Kasus Asusila 12 Santri Terungkap
Baca juga: Sosok Sipir Lapas di Jambi yang Divonis Hukuman Mati Karena Kasus Narkoba 52 Kg
Warga 4 Daerah Tolak Pembangunan Stockpile Batu Bara PT SAS di Aur Duri Kota Jambi, Hanya Sejengkal |
![]() |
---|
Raffi Tak Jadi Operasi Plastik, Anak di Jambi Kena Stevens-Johnson Syndrome, Virus Tak Masuk Daging |
![]() |
---|
Ketua DPRD Kota Jambi Minta Wako Panggil Dokter Puskesmas dan Kadis, Anak Kena Sindrom Langka |
![]() |
---|
Ustaz Agus Nyaris Menangis Lihat Kondisi Anak di Jambi Kena Sindrom Langka Kulit Mengelupas |
![]() |
---|
Anak di Jambi Kena Sindrom Langka, Kulit Raffi Lepas Jika Tidur di Kasur, Terpaksa Alas Daun Pisang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.