Berita Viral

Karyawati Dendam Sama Bos Kantor Gegara Anaknya Meninggal, Sempat Tak Izinkan Pulang Saat Sakit

Viral di sosial media curhatan karyawati yang tak diizinkan pulang atasan ketika anaknya sakit hingga meninggal dunia.

Penulis: Tommy Kurniawan | Editor: Tommy Kurniawan
ist
Karyawati Dendam Sama Bos Kantor Gegara Anaknya Meninggal, Sempat Tak Izinkan Pulang Saat Sakit 

TRIBUNJAMBI.COM - Viral di sosial media curhatan karyawati yang tak diizinkan pulang atasan ketika anaknya sakit hingga meninggal dunia.

Akibat hal itu, wanita itu pun dendam hingga sekarang.

Ia menceritakan kisah pilunya di TikTok @ReivanMaulanaHadi, yang diunggah ulang oleh akun Instagram @ohmeygatt.

Kisah bermula ketika sang wanita ini minta izin atasannya untuk pulang karena anaknya sakit.

Sayangnya permintaan izin itu ternyata tak direspon ramah oleh atasannya.

Bahkan ia mengunggah bukti chat atasannya yang berisi meminta izin pulang saat sudah pukul 19.57. WIB.

Baca juga: Kaesang Pangarep Bohong? Ngaku Ditebengi Sosok Y Naik Jet Pribadi Tapi Ada Tiket Rp 90 Juta

Baca juga: Prilly Latuconsina Bikin Iri Bisa Peluk Lee Min Ho: Seneng Bisa Ngobrol Sama Crush

"Pak, saya izin pulang ya, anak saya sakit kejang2," tulis ibu mengirimkan pesan.

"Laki lu kemana?" balas atasan.

Namun balasan dari atasanya itu justru bikin nyesek.

Ia malah menyuruh suami dari karyawannya itu untuk pulang ke rumah.

"Suami saya kerja pak," kata ibu.

"Kenapa ga suruh laki lu aja yg pulang?," melansir dari BangkaPos.

Pemilik akun tampak elus dada dengan sikap atasannya itu, ia kemudian hanya bisa menangis.

Unggahannya itu pun membuat warganet turut meradang dan mempertanyakan nasib sang anak.

Diungkapnya, meski tak mendapat izin pulang, ibu tersebut tetap memilih pulang demi melihat kondisi sang anak.

Anaknya yang masih balita itu harus dilarikan ke ruang ICU rumah sakit.

Namun takdir berkata lain, nyawa sang anak tak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia.

Kepergian putranya itu menjadi penyesalan yang teramat mendalam baginya.

Diduga karena sang anak kurang cepat mendapatkan penanganan.

"Trs waktu itu jadi pulang ngga kak?"tanya netizen.

"Tetep pulang kak walaupun gak dapet ijin. anak saya meninggal, penyesalan gak udah2 sampe sekarang," ucapnya.

"Sabtu malam masuk RS masuk ICU, Minggu siangnya meninggal kak," ungkap pilu pemilik akun.

Atas kejadian ini, wanita tersebut mengaku masih menyimpan sakit hati kepada atasannya.

"Demi Allah gak akan.!!! Demi Allah saya sakit hati atas perlakuannya, ucapannya. Semoga seumur hidupmu dirundung duka, semoga anda merasakan sakit yang saya rasakan," tulisnya.

"Sudah ku amalkan Al-Jabbar juga khususon untuk orang itu, sumpah sakitnya bukan main," sambungnya.

Pemilik akun juga membeberkan jabatan dari atasannya itu bukan manager, melainkan hanya Manager On Duty (MOD).

"Asli orang Indonesia kak, dan dia juga jabatannya cuma MOD, bukan manager," ungkap.

Kini, ia harus kehilangan putranya untuk selama-lamanya.

Ia juga memperlihatkan momen terakhir mengantarkan jenazah anaknya ke pemakaman.

Kini, ibu muda itu memutuskan keluar dari tempatnya bekerja.

Sebelumnya juga viral kisah CS (27), seorang karyawan menjadi korban kekerasan atasannya berinisial C (43).

CS mengaku, kekerasan yang dialaminya ini berbagai macam mulai dari fisik, verbal, psikis, hingga pelecehan.

CS adalah karyawan di perusahaan yang bergerak di bidang game dan animasi di Jakarta Pusat.

Menurut CS, kekerasan yang dialaminya ini telah berlangsung sejak 2022.

Namun, kekerasan fisik yang paling parah ia alami pada 2024.

Tahun ini, kata CS, atasannya berani untuk menggunakan tangannya sendiri demi menyakiti CS.

Sementara, di tahun-tahun sebelumnya, CS dipaksa menyakiti dirinya sendiri.

"Pada tahun lalu, dia belum main tangan, dia maksa aku tampar diri aku sekeras mungkin, itu bisa sampai 100 kali," ungkap CS saat diwawancarai Kompas.com di Jakarta Selatan, Kamis (12/8/2024).

"Setiap aku melakukan kesalahan aku harus nampar diri aku sendiri," tambahnya.

Lebih parahnya lagi, C akan memaksa CS mengulangi penyiksaan diri itu juga tamparannya dinilai kurang keras.

"Terus, kalau kekerasannya kurang memuaskan untuk dia, itu dia suruh aku ulang," tutur CS.

"Misalnya, dia suruh aku tampar sekali, itu harus kanan dan kiri, keluar suara, dan itu harus keras, dan dia paling suka banget kalau kaca mata aku sampai lepas," lanjutnya.

CS selalu melakukan penyiksaan terhadap dirinya sendiri atas perintah C secara diam-diam di kamar.

Namun, C selalu meminta korban mengambil videonya.

Selain menampar diri sendiri, kekerasan fisik lain yang pernah dialami CS yakni naik turun tangga hingga 45 kali.

"Selain nampar ada hukuman fisik lain, aku suruh lari naik turun tangga itu lima lantai, dalam satu malam itu aku pernah sampai 45 kali berturut-turut," ungkap dia.

Mengenai alasan atasannya itu kerap melakukan kekerasan, CS pun tidak mengetahui pasti.

"Seingat aku sih dia enggak marah ya. Dia kayak benar-benar tanpa alasan aja pengin menyiksa aku," ucap CS.

Menurut CS, C tak segan menyebut dirinya sendiri sebagai sosok yang sadis di hadapan banyak orang. 

Bahkan, atasan CS terang-terangan menyatakan kerap melakukan perundungan.

CS sendiri mengaku sudah mengajukan resign berkali-kali, namun pengunduran diri itu selalu ditolak atasannya. 

"Itu September 2022 (mengajukan pengunduran diri)," kata CS.

Salah satu kejadian yang mendorong CS mengajukan pengunduran diri adalah ketika dia diminta melakukan perjalanan bisnis ke Kanada.

Saat itu, CS dipaksa bekerja secara terus menerus, bahkan tak diberi waktu tidur. 

"Itu aku diperas habis-habisan secara tenaga dan waktu, aku enggak dibolehin tidur," terang CS.

CS melakukan perjalanan bisnis bersama empat rekannya.

Empat hari sebelum keberangkatan, C secara mendadak meminta CS membuat desain postcard yang akan diberikan ke calon klien di Kanada.

Selama empat hari mengerjakan postcard itu, CS tidak diperbolehkan tidur oleh atasannya.

C terus-terusan meminta CS merevisi desain postcard yang mestinya bisa selesai dalam beberapa jam.

"Dia memaksa aku untuk ikut enggak tidur buat kerja sama dia, kayak bener-bener 24 jam itu aku full ngerjain hal itu sama dia," ucap CS.

Setibanya di Kanada, kondisi badan CS drop.

Suhu musim gugur yang dingin ditambah dipaksa kerja terus menerus membuat CS mengalami Covid-19.

Dalam kondisi demikian, CS tetap tidak diperbolehkan tidur dan dipaksa terus bekerja.

CS juga tidak boleh menggunakan masker oleh C.

"Secara mental aku diteror banget untuk kerjaan, secara fisik juga aku udah benar-benar enggak kuat, satu badan ngilu karena Covid. Aku suaranya sampai hilang karena tenggorokan sakit banget, ingusan terus, mataku merah. Udah gitu aku enggak dibolehin tidur," ujar CS.

Kendati sudah berusaha bekerja keras, CS mengaku kerap dicari-cari kesalahannya oleh sang atasan

Merasa tidak kuat, CS akhirnya menelepon C untuk mengundurkan diri.

Namun, pengunduran dirinya itu ditolak mentah-mentah oleh C.

CS tetap harus melanjutkan pekerjaannya dengan dalih perusahaan sudah mengeluarkan banyak uang untuk membiayainya ke Kanada.

Berlanjut ke tahun 2023, tiba-tiba, CS dipaksa mengundurkan diri oleh C tanpa alasan yang jelas.

Ia diminta mengikuti tes agar tidak dipecat. 

Namun, tes yang diberikan C sangat mustahil untuk dikejakan.

Benar saja, CS gagal mengerjakan tes itu dan dipecat atasannya. 

Namun, CS menolak karena ia dipecat tanpa alasan yang jelas.

CS pun melakukan protes dengan duduk di kantor selama berjam-jam.

Akhirnya, C memperbolehkan CS kembali bekerja untuknya, namun dari rumah.

CS menambahkan, perusahaan tempatnya bekerja itu kini tutup. 

Ia dan ratusan rekannya terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved