KISAH Munif Dilantik Jadi Anggota DPRD Kota Pasuruan Bermodal Kemenangan Dua Suara

PASURUAN,TRIBUN - Muhammad Munif (51) calon legislatif asal Partai Golkar akhirnya bisa bernafas lega, setelah dirinya ikut dilantik sebagai anggota DPRD Kota Pasuruan periode 2024-2029, Jumat (30/8).

Dia mengaku sangat tegang selama mengikuti pesta demokrasi tahun ini karena sebelumnya pernah gagal pada pemilu 2019. 

Sedangkan Pemilu 2024 dia juga unggul tipis, hanya dua suara dari caleg lainnya, hingga dinyatakan menjadi caleg terpilih oleh KPU Kota Pasuruan.

"Tentunya saya tak berhenti mengucap syukur, karena begitu lama saya menunggu momen (pelantikan DPRD) ini," tutur dia.

Dengan ditemani istrinya Novi Mawuntu (48) dan putri sulungnya Salsabilah (21), mereka berangkat menuju Kantor DPRD di Jalan Balaikota Nomor 11, Kota Pasuruan.

Dengan memakai setelan kemeja berbalut jas hitam, Munif tampak terharu bercampur bahagia karena tidak menyangka bisa lolos dilantik sebagai wakil rakyat.

Sebelum berkarir di kancah politik, bapak empat anak ini pernah menjadi karyawan pabrik rokok selama hampir 20 tahun. 

Kemudian dia memutuskan untuk berwirausaha sembari mengenal politik melalui partai Golkar pada 2018.

Baca juga: Jelang Pelantikan Anggota DPRD Kabupaten Merangin, Ini Persiapan Yang Dilakukan Sekretariat DPRD.

Baca juga: Gubernur Jambi Serahkan Santunan BPJS Ketenagakerjaan pada Acara Pelantikan Kepala Desa

Dengan modal pesangon dari pabriknya, dia nekat dan memutuskan untuk menjadi caleg. 

"Saya di pemilu 2019 sudah optimistis terpilih. Takdir berkehendak lain, saya tidak terpilih," tutur dia. Seolah tidak pernah menyesali kegagalan itu, Munif pun bangkit dan tetap berusaha untuk mendalami politik.

Untuk mendukung kebutuhan sehari-hari, dia harus pontang-panting mencari nafkah. Menjadi sopir, jasa jual beli barang hingga jadi marketing percetakan pun dilakoninya.

Puncaknya, pada tanggal 14 Februari 2024 dia mengadu nasib untuk berkontestasi menjadi calon legislatif di Dapil I Kota Pasuruan melalui partai yang sama, Golkar.

Belajar dari kegagalan terdahulu, dia pun menggunakan strategi yang berbeda.

Mengandalkan jaringan pertemanan, keluarga hingga teman kecilnya, dia blusukan dari rumah ke rumah untuk mencari dukungan.

"Alhamdulillah, saya bisa bersaing dengan caleg lainnya. Tapi waktu itu saya harus kawal sendiri hasil perhitungan jangan sampai hilang atau keliru," sebut dia.