10 Mahasiswa di Jambi Luka-luka Saat Demonstrasi Tolak Revisi UU Pilkada

Mahasiswa mencoba masuk gedung, namun aparat kepolisian mengadang dengan pagar betis. Ketegangan terjadi, suasana memanas, hingga akhirnya saling...

|
Penulis: tribunjambi | Editor: Duanto AS
TRIBUN JAMBI/RIFANI HALIM
Ratusan mahasiswa saat berunjuk rasa di depan gedung DPRD Provinsi Jambi, Jumat (23/8). Mahasiswa menolak revisi UU Pilkada. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Mahasiswa mencoba masuk gedung, namun aparat kepolisian mengadang dengan pagar betis. Ketegangan terjadi, suasana memanas, hingga akhirnya saling dorong.

Peristiwa itu terjadi saat ratusan mahasiswa di Jambi berunjuk rasa menolak revisi Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah ( UU Pilkada ) di depan gedung DPRD Provinsi Jambi, kawasan Telanaipura, Kota Jambi, Jumat (23/8). 

Hari kedua setelah unjuk rasa besar-besaran di Jakarta dan berbagai kota di Indonesia, mahasiswa di Jambi masih menggelar aksi. 

Awalnya, mahasiswa berorasi di simpang BI. Dari situ, pengunjuk rasa yang membawa poster bertuliskan perlawanan terhadap penguasa, berjalan menuju gedung DPRD Provinsi Jambi yang berjarak ratusan meter.

Di sana, kedatangan massa mahasiswa telah disambut kawalan aparat kepolisian lengkap dengan mobil watercanon.

Saat tiba di depan gedung DPRD, tidak ada satu pun anggota dewan yang menemui massa. 

Mahasiswa mencoba masuk gedung, namun aparat kepolisian mengadang dengan pagar betis.

Ketegangan terjadi. Suasana memanas hingga akhirnya saling dorong dua pihak terjadi. 

Sementara suasana semakin memanas, mahasiswa membakar ban di halaman kantor DPRD Provinsi Jambi. 

Api menjilat ke atas, asap hitam membubung. 

"Kami hadir dari pagi, dari Universitas Jambi sudah stay di kampus Telanaipura sejak pagi. Kawan dari kampus lain juga dari pagi," kata David satu di antara koordinator aksi. 

Dia mengatakan mahasiswa datang untuk mengawal putusan Mahkamah Konstitusi soal UU Pilkada yang oleh DPR RI akan direvisi.

Semakin siang, massa aksi dari sejumlah kampus semakin bertambah. Namun, massa tak kunjung ditemui anggota dewan.

Menjelang waktu Salat Jumat, sekira pukul 12.00 WIB, aksi mahasiswa mulai mereda.

Mereka meninggalkan gedung dewan untuk beristirahat dan masjid di wilayah Telanaipura untuk beribadah.

"Break sebentar mau salat," ujar seorang mahasiswa. 

Setelah Salat Jumat, massa tetap melanjutkan unjuk rasa hingga sore.

10 Mahasiswa Kena Pentungan

Sepuluh mahasiswa yang ada di barisan pengunjuk rasa mengalami-luka-luka.

"Kurang lebih ada 10 mahasiswa kena pentungan polisi. Ada yang tangannya berdarah, ada yang jatuh terseret juga. Ada yang masuk rumah sakit, tapi langsung keluar lagi," ujar Risma, mahasiswa Universitas Jambi.

Dia mengkritik aparat kepolisian lupa dan menyebutnya lupa tugas yang fundamental.

Target aksi massa mahasiswa, menurut Risma tidak sampai.

Penyebabnya dari awal mahasiswa dari berbagai kampus ini ingin menduduki DPRD. 

"Aksi hari ini tidak sampai, karena tuntutan kami karena sedari awal ingin menduduki DPRD Provinsi Jambi. Namun dihalang-halangi oleh aparat kepolisian hingga berjilid-jilid," kata Risma. 

Para mahasiswa Jambi memastikan akan menggelar aksi jilid selanjutnya, hingga keputusan Mahkamah Konstitusi terkait UU Pilkada tidak diganggu gugat. 

Risma mengirim pesan kepada Anggota DPRD Provinsi Jambi yang tidak kunjung menemui massa.

"Kalaulah tahu negara menuju kehancuran, seharusnya tidak mementingkan agenda-agenda yang di luar prioritas," tuturnya.

Menurutnya, ada agenda-agenda penting yang seharusnya dewan Provinsi Jambi itu hadir, bukan malah kabur saat mahasiswa dan masyarakat sipil datang berdemonstrasi. 

Sore harinya, setelah aksi unjuk rasa, terlihat sejumlah mahasiswa membersihkan sampah yang berserakan. Mereka memunguti botol dan plastik bekas yang berceceran.  "Ayo pungut sampah masing-masing kawan-kawan," kata seorang mahasiswa. (fan)

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved