Wawancara Eksklusif

Budi Arie Bahas Langkah Politik: Transformasi Projo Jadi Parpol Tergantung Kehendak Rakyat

Organisasi relawan Projo dirumorkan akan bertransformasi menjadi partai politik setelah Presiden Joko Widodo selesai menjabat 20 Oktober 2024.

|
Editor: Darwin Sijabat
Tribunnews
Organisasi relawan Projo dirumorkan akan bertransformasi menjadi partai politik setelah Presiden Joko Widodo selesai menjabat 20 Oktober 2024. 

Wawancara Eksklusif.

JAKARTA, TRIBUN - Organisasi relawan Projo dirumorkan akan bertransformasi menjadi partai politik setelah Presiden Joko Widodo selesai menjabat 20 Oktober 2024.

Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi tidak membantah terkait kabar tersebut dan juga tidak memberikan jawaban konkret.

Menurutnya, seluruh agenda pembahasan penting akan dibicarakan dalam Kongres ke-III Projo nanti pada akhir September 2024. "Projo ini kan besar lahir dari energi rakyat. Sehingga kepemilikan Projo ini bukan kepemilikan 1-2 orang. Tapi Projo ini memang milik rakyat. Kita akan tanya ke masyarakat, ke rakyat termasuk juga teman-teman Projo seluruh Indonesia," ucap Budi Arie saat podcast di kantor Tribun Network, Palmerah, Jakarta, Jumat (9/8).

Di tengah situasi Pilkada, Projo masih menunggu dinamika yang tengah terjadi termasuk menunggu arahan dari Ketua Dewan Pembina Projo Joko Widodo.

Budi Arie menyatakan tidak pernah melakukan desain khusus terkait transformasi menjadi partai politik. "Buat saya begini menjadi partai politik atau tidak itu adalah pilihan bagi Projo untuk merumuskan langkah-langkah. Karena organisasi itu kan alat yang pasti Projo akan berpartisipasi aktif di Pilkada," tukasnya.

Hal itu karena Projo juga merupakan bagian dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang sama-sama mendukung keberlanjutan pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Lanjutan wawancara Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra dengan Menkominfo Budi Arie:

Projo betulkah akan bermetamorfosis jadi partai gitu Pak? Karena selama ini, kalau Projo mendukung Pak Jokowi dan kemarin mendukung Pak Prabowo di Pilpres. Bagaimana sekarang memasuki masa Pilkada?

Ya ini kan, apa, fenomena atau isu Projo menjadi partai ini kan mencuat, walaupun keputusan Projo bertransformasi, organisasi, apapun bentuknya itu kan nanti diputuskan dalam forum tertinggi organisasi. Forum tertinggi kita adalah Kongres. 

Baca juga: Relawan Projo Jambi Akui Kekuatan Besar Prabowo Gibran Memang Satu Putaran

Baca juga: Relawan Projo Jambi Berharap Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran

Karena nanti, di bulan-bulan depan, kita akan menyelenggarakan Kongres Projo yang ketiga.

Ketiga ya? Dan itu akan diobrolin? 

Itu akan menjadi keputusan bersama. Karena Projo ini kan besar lahir dari energi rakyat. Sehingga kepemilikan Projo ini bukan kepemilikan 1-2 orang. Tapi Projo ini memang milik rakyat. Kita akan tanya ke masyarakat, ke rakyat. Termasuk juga teman-teman Projo seluruh Indonesia.

Tapi arah atau indikasi itu kuat ya Pak? 

Jangan tanyakan ke saya, Projo jadi partai itu. Tanyakan aja kepada seluruh teman-teman Projo yang ada. Karena aspirasinya cukup beragam. Ada yang bilang jadi partai, ada yang bilang transformasi. Seperti itulah. 

Tapi sounding terkuatnya belum bisa diketahui?

Nanti kita tunggu dinamikanya. Buat saya begini menjadi partai politik atau tidak itu adalah pilihan bagi Projo untuk merumuskan langkah-langkah. Karena organisasi itu kan alat.

Nah pertanyaan kita kan selalu adalah apakah Projo perlu menjadi partai atau tetap menjadi ormas seperti saat ini. Buat saya sih mengalir aja. Kita ga mendesain khusus gitu. Ini Projo nanti jadi ini. Kita ga pernah.

Projo ini kan boleh dibilang cawe-cawe terkait dengan Pikada?

Jangan bahasanya cawe-cawe dong. Projo ini berpartisipasi aktif. Beda cawe-cawe. Dan itu di dalam alam demokrasi itu tanggung jawab seluruh warga bangsa dong untuk peduli. Bukan cawe-cawe. 

Oh jadi bukan cawe-cawe ya? 

Memang Projo tidak boleh ikutan mengurus Pilkada. Ya boleh dong.

Padahal cawe-cawe itu dalam bahasa Jawa artinya ikut serta? Iya kan? Berarti bagus juga?

Kalau bahasa kami itu berpartisipasi aktif.

Baca juga: Hari ini Projo Akan Deklarasi Dukung Capres, Disebut Akan Dukung Capres Inisial P

Apakah partisipasi aktif Projo itu menyuarakan pikiran Pak Jokowi

Ya pastilah kan spirit. Pikiran itu kan semangat. 

Jadi kalau Projo misalkan dukung si A. Berarti itu ada Pak Jokowi dukung si A itu dong?

Pasti akan ditangkap. Kita ga bisa menyalahkan masyarakat berpersepsi seperti itu. 

Tapi itu bener ga sih? 

Ya pastilah nggak mungkin kita mendukung calon yang Pak Jokowi. Yang pasti Pak Presiden ini juga ga ikut campur terlalu jauh. Itu kan ranahnya partai politik. Pak Jokowi ya sebatas dimintai masukkan.

Tapi Pak Jokowi titip Mas Kaesang ga? 

Ga usah nitip Mas Kaesang. Mas Kaesang sudah surveinya di Jawa Tengah tinggi. Ya biar aja keputusan partai politik. Bukan karena dia anak Pak Jokowi ya. 

Cuman keputusan Mas Kaesang nanti jadi maju dimanapun itu biar aja. Itu diskusi dan dialektika di partai politik. 

Pak, kalau nanti mau pilihannya tetap ormas maupun partai politik. Apakah juga menunggu fatwanya Pak Jokowi juga? 

Ya pastilah. Jokowi kan Ketua Dewan Pembina Projo

Jadi kalau jadi partai otomatis nanti Ketua Dewan Pembina Partai Projo kira-kira gitu? 

Bisa saja begitu tapi kan kita tunggu aja. Yang pasti Projo jadi apapun kita masukin di partai politik. Biarlah Projo menjemput takdir sejarahnya sendiri. 

Pak, Projo kan kemarin juga menyatakan mendukung Bu Khofifah gitu ya di Jawa Timur. Pasti menang dong didukung oleh Projo dan Pak Jokowi kok?

Pokoknya kita tidak mau sombong, kita tidak mau berbesar hati atau tinggi hati. Yang pasti kita kan semangatnya Projo itu kan setia di garis rakyat. Itu kan elan perjuangan kita.

Setia di garis rakyat. Kita ingin membawa kemajuan bagi masyarakat gitu. Terutama dalam konteks Pilkada ini kita ingin memastikan bahwa kemajuan Indonesia dan mimpi kita untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 ini bisa dirasakan oleh teman-teman atau warga masyarakat di seluruh daerah yang ada di Indonesia.

Boleh nggak disimpulkan bahwa Projo ikut berpartisipasi aktif itu agar para kepala daerah hasil Pilkada 2024 itu sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat Prabowo-Gibran?

Pasti dong, kita kan mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran. 

Sampai ke tingkat Pilkada berarti toh? 

Ke tingkat Pilkada juga kita ingin dan berharap bahwa ini inline pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Khususnya di daerah provinsi-provinsi yang memang sangat strategis dan signifikan.

Berarti the winner take all? 

Kita berharap dan mengimbau dan memohon kepada masyarakat, rakyat agar siapapun atau apapun yang didukung Projo pada Pilkada ini bisa mendapat dukungan masyarakat. Kita mohon doa restu dukungan dari masyarakat. 

Berarti Projo ikut di dalam skenario melawan kota kosong? 

Enggak, siapa yang bilang kotak kosong.

Kan di beberapa provinsi strategis kan pasti kotak kosong tuh. Jawa Timur kotak kosong? 

Kalau secara pribadi, saya kurang setuju juga dengan kotak kosong. Dan ini tidak terkesan inilah. Walaupun bisa dilakukan, sebaiknya jangan kotak kosong.

Karena kotak kosong itu kalau saya pakai bahasa anak Jakarta aja lah, ini kurang asyik nih. Walaupun kotak kosong juga demokratis. Cuma kurang asyik saja.

Jadi ruangannya harus kita berikan juga kepada masyarakat untuk mendapatkan pilihan. Kecuali beberapa daerah, tempat yang memang secara konsekuensi sulit. Sulit terhindar dari kotak kosong.

Misalnya karena ada komposisi parlemennya di daerah sudah kuat. Misalnya sudah 90 persen, 92 persen. Jika yang lain sudah nggak bisa mencalonkan, mau diapain lagi.

Tapi saya sih mengharapkan supaya tetap ada kompetisi yang sehat dalam Pilkada ini. Gitu loh. 

Tapi bahwa Projo ikut berkepentingan supaya Anies Baswedan tidak ikut kontestasi di Jakarta? 

Enggak, kita justru mengharapkan terjadi kompetisi yang sehat. Kan gini loh, hak memilih dan dipilih kan haknya warga negara. Kita tidak mau berkontribusi dalam menghilangkan hak dipilih seseorang.

Nah itu urusannya partai politik. Tapi buat kami sih secara pribadi, apalagi saya bilang kotak kosong kurang asyik nih. Pasti harus ada kompetisi.

Kalau Projo sekarang ini ikut berpartisi aktif di Pilkada apakah ada kompensasi yang nanti diaktifkan oleh Projo kepada pemenang Pilkada? 

Sampai saat ini kita kan komitmennya agenda. Agenda rakyat. Kita mengharapkan bahwa pembentukan daerah yang kita dukung ini bisa mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045.

Itu mimpi kita. Makanya saya selalu sampaikan ke semua gubernur atau bupati, wali kota yang datang atau mendukungan dari Projo saya selalu sampaikan itu. Bahwa kita ingin mewujudkan Indonesia emas 2045.

Dan 2045 ini kemajuan Indonesia harus bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat di Indonesia. Nah, tugasnya Bapak, Ibu sekalian yang kita dukung di daerah itu sesuai dengan tingkatannya dan gubernur, bupati, wali kota adalah memajukan kota, kabupaten, dan juga gubernur daerah yang Bapak, Ibu pimpin. 

Karena buat kita kemajuan Indonesia kan harus merata. Dari Sabang sampai Marauke, Miangas sampai Rote harus semuanya maju. Gak bisa Indonesia maju tapi masih banyak daerah-daerah yang tertinggal. 

Dan Projo memang ikut berkepentingan supaya PDI juga gak menang di beberapa atau kehilangan peluang untuk memajukan kadernya sebagai calon kepala daerah? Enggak ya? 

Kita gak pernah punya desain buruk. Tetapi bahwa Projo ini kan selalu patokannya, pilihan Projo dalam pilkada serentak 2024 kan patokannya pertama-tama didukung oleh Pak Jokowi, Prabowo, Gibran. 

Yang kedua didukung oleh partai-partai yang ada dalam Koalisi Indonesia Maju. Buat patokan kita kan itu. Kalau gak didukung oleh Pak Jokowi, Prabowo, Gibran ya masa mau didukung Projo. Ya pasti projok gak mungkin didukung yang gak didukung oleh Pak Jokowi, Prabowo, Gibran. 

Atau gak didukung KIM mana bisa? Kita kan Pilpres 2024 ini kan kita bersama Kim memenangkan Prabowo - Gibran. Jadi kalau mau dukungan Projo ya harus tadi didukung Jokowi, Prabowo, Gibran sama didukung oleh partai KIM.

Pak Budi kan orang yang dekat dengan Pak Jokowi. Memang hubungan Pak Jokowi sama Bu Mega sudah gak bisa dibaikin lagi kita gak bisa ya? Menurut Bapak yang deket ini? 

Kita berusaha karena kerupunan elit ini kan juga bagus buat bangsa kita. Tapi kita juga gak mau menjadi bagian yang terus maksa-maksa atau bahkan mengompori. 

Karena buat kami persatuan Indonesia itu kan penting. Jangan juga saling hasut disana, hasut disini. Saya pokoknya kita sangat bergembira bila elit-elit kita ini rukun.

Tapi peluangnya seberapa gede? 

Nah itu kan soal faktor-faktor yang lain. Kita sih mengharapkan kerukunan.

Kayaknya kecil ya peluangnya? 

Ya kita gak dalam kapasitas menilai itu. Biar aja dialetikanya berjalan dengan sebagaimana.

Mengalir apa adanya gitu ya kan? 

Kan ada sebab, akibat. Kan biar aja menuju takdir. Begitu. Ada pertemuan, ada perpisahan. Ada perpisahan, ada pertemuan lagi. Ada pertemuan, ada perpisahan. Muter saja begitu.

Ke depan ini Pak. Apakah Pak Jokowi ikut cawe-cawe dalam menentukan kabinet kedepan ini? Lima tahun kedepan. Ikut cawe-cawe atau diam saja begini atau ngasih kode-kode? 

Ya begini pada sebuah kesempatan memang Pak Jokowi memintakan saya untuk terus berkomunikasi aktif dengan Pak Prabowo. Tapi begini prinsipnya kewenangan penyusunan kabinet hak prerogatif Presiden.

Tapi beliau adi Presiden kan atas kerjasama banyak orang?

Bahwa Pak Prabowo mendengarkan saran dari berbagai pihak Pak Jokowi itu kan biasa. Kita harus menghormati hak prerogratif presiden dalam hal ini Pak Prabowo.

Setelah 20 Oktober kita sepakat harus mendukung penuh pemerintahan Pak Prabowo-Gibran, mengapa demkian karena ini kan pemerintahan berkelanjutan. Setelah 10 tahun Pak Jokowi sukses mengeksekusi banyak hal dan membuat fondasi penting kemajuan bagi bangsa Indonesia.

Kita mengharapkan kelanjutan pemerintaha Prabowo Gibran sangat diitunggu masyarakat.

Terutama program makan bergizi gratis itu?

Ya berbagai program-program yang memang sangat didedikasikan terhadap peningkatan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat Indonesia. Khususnya rakyat-rakyat kecil di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). (Tribun Network/Reynas Abdila)

 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved