Wawancara Eksklusif

Budi Arie Bahas Langkah Politik: Transformasi Projo Jadi Parpol Tergantung Kehendak Rakyat

Organisasi relawan Projo dirumorkan akan bertransformasi menjadi partai politik setelah Presiden Joko Widodo selesai menjabat 20 Oktober 2024.

|
Editor: Darwin Sijabat
Tribunnews
Organisasi relawan Projo dirumorkan akan bertransformasi menjadi partai politik setelah Presiden Joko Widodo selesai menjabat 20 Oktober 2024. 

Berarti Projo ikut di dalam skenario melawan kota kosong? 

Enggak, siapa yang bilang kotak kosong.

Kan di beberapa provinsi strategis kan pasti kotak kosong tuh. Jawa Timur kotak kosong? 

Kalau secara pribadi, saya kurang setuju juga dengan kotak kosong. Dan ini tidak terkesan inilah. Walaupun bisa dilakukan, sebaiknya jangan kotak kosong.

Karena kotak kosong itu kalau saya pakai bahasa anak Jakarta aja lah, ini kurang asyik nih. Walaupun kotak kosong juga demokratis. Cuma kurang asyik saja.

Jadi ruangannya harus kita berikan juga kepada masyarakat untuk mendapatkan pilihan. Kecuali beberapa daerah, tempat yang memang secara konsekuensi sulit. Sulit terhindar dari kotak kosong.

Misalnya karena ada komposisi parlemennya di daerah sudah kuat. Misalnya sudah 90 persen, 92 persen. Jika yang lain sudah nggak bisa mencalonkan, mau diapain lagi.

Tapi saya sih mengharapkan supaya tetap ada kompetisi yang sehat dalam Pilkada ini. Gitu loh. 

Tapi bahwa Projo ikut berkepentingan supaya Anies Baswedan tidak ikut kontestasi di Jakarta? 

Enggak, kita justru mengharapkan terjadi kompetisi yang sehat. Kan gini loh, hak memilih dan dipilih kan haknya warga negara. Kita tidak mau berkontribusi dalam menghilangkan hak dipilih seseorang.

Nah itu urusannya partai politik. Tapi buat kami sih secara pribadi, apalagi saya bilang kotak kosong kurang asyik nih. Pasti harus ada kompetisi.

Kalau Projo sekarang ini ikut berpartisi aktif di Pilkada apakah ada kompensasi yang nanti diaktifkan oleh Projo kepada pemenang Pilkada? 

Sampai saat ini kita kan komitmennya agenda. Agenda rakyat. Kita mengharapkan bahwa pembentukan daerah yang kita dukung ini bisa mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045.

Itu mimpi kita. Makanya saya selalu sampaikan ke semua gubernur atau bupati, wali kota yang datang atau mendukungan dari Projo saya selalu sampaikan itu. Bahwa kita ingin mewujudkan Indonesia emas 2045.

Dan 2045 ini kemajuan Indonesia harus bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat di Indonesia. Nah, tugasnya Bapak, Ibu sekalian yang kita dukung di daerah itu sesuai dengan tingkatannya dan gubernur, bupati, wali kota adalah memajukan kota, kabupaten, dan juga gubernur daerah yang Bapak, Ibu pimpin. 

Karena buat kita kemajuan Indonesia kan harus merata. Dari Sabang sampai Marauke, Miangas sampai Rote harus semuanya maju. Gak bisa Indonesia maju tapi masih banyak daerah-daerah yang tertinggal. 

Dan Projo memang ikut berkepentingan supaya PDI juga gak menang di beberapa atau kehilangan peluang untuk memajukan kadernya sebagai calon kepala daerah? Enggak ya? 

Kita gak pernah punya desain buruk. Tetapi bahwa Projo ini kan selalu patokannya, pilihan Projo dalam pilkada serentak 2024 kan patokannya pertama-tama didukung oleh Pak Jokowi, Prabowo, Gibran. 

Yang kedua didukung oleh partai-partai yang ada dalam Koalisi Indonesia Maju. Buat patokan kita kan itu. Kalau gak didukung oleh Pak Jokowi, Prabowo, Gibran ya masa mau didukung Projo. Ya pasti projok gak mungkin didukung yang gak didukung oleh Pak Jokowi, Prabowo, Gibran. 

Atau gak didukung KIM mana bisa? Kita kan Pilpres 2024 ini kan kita bersama Kim memenangkan Prabowo - Gibran. Jadi kalau mau dukungan Projo ya harus tadi didukung Jokowi, Prabowo, Gibran sama didukung oleh partai KIM.

Pak Budi kan orang yang dekat dengan Pak Jokowi. Memang hubungan Pak Jokowi sama Bu Mega sudah gak bisa dibaikin lagi kita gak bisa ya? Menurut Bapak yang deket ini? 

Kita berusaha karena kerupunan elit ini kan juga bagus buat bangsa kita. Tapi kita juga gak mau menjadi bagian yang terus maksa-maksa atau bahkan mengompori. 

Karena buat kami persatuan Indonesia itu kan penting. Jangan juga saling hasut disana, hasut disini. Saya pokoknya kita sangat bergembira bila elit-elit kita ini rukun.

Tapi peluangnya seberapa gede? 

Nah itu kan soal faktor-faktor yang lain. Kita sih mengharapkan kerukunan.

Kayaknya kecil ya peluangnya? 

Ya kita gak dalam kapasitas menilai itu. Biar aja dialetikanya berjalan dengan sebagaimana.

Mengalir apa adanya gitu ya kan? 

Kan ada sebab, akibat. Kan biar aja menuju takdir. Begitu. Ada pertemuan, ada perpisahan. Ada perpisahan, ada pertemuan lagi. Ada pertemuan, ada perpisahan. Muter saja begitu.

Ke depan ini Pak. Apakah Pak Jokowi ikut cawe-cawe dalam menentukan kabinet kedepan ini? Lima tahun kedepan. Ikut cawe-cawe atau diam saja begini atau ngasih kode-kode? 

Ya begini pada sebuah kesempatan memang Pak Jokowi memintakan saya untuk terus berkomunikasi aktif dengan Pak Prabowo. Tapi begini prinsipnya kewenangan penyusunan kabinet hak prerogatif Presiden.

Tapi beliau adi Presiden kan atas kerjasama banyak orang?

Bahwa Pak Prabowo mendengarkan saran dari berbagai pihak Pak Jokowi itu kan biasa. Kita harus menghormati hak prerogratif presiden dalam hal ini Pak Prabowo.

Setelah 20 Oktober kita sepakat harus mendukung penuh pemerintahan Pak Prabowo-Gibran, mengapa demkian karena ini kan pemerintahan berkelanjutan. Setelah 10 tahun Pak Jokowi sukses mengeksekusi banyak hal dan membuat fondasi penting kemajuan bagi bangsa Indonesia.

Kita mengharapkan kelanjutan pemerintaha Prabowo Gibran sangat diitunggu masyarakat.

Terutama program makan bergizi gratis itu?

Ya berbagai program-program yang memang sangat didedikasikan terhadap peningkatan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat Indonesia. Khususnya rakyat-rakyat kecil di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). (Tribun Network/Reynas Abdila)

 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved