Human Interest Story
Kisah Warga Jambi Lepas Baiat NII Seri I, Kini Pegang Bendera Merah Putih
Mereka memberikan penghormatan dan mencium bendera Merah Putih, kemudian menandatangani surat pernyataan ikrar NKRI.
Penulis: Rifani Halim | Editor: Duanto AS
RATUSANlaki-laki dan perempuan berpakaian atasan putih dan bawahan hitam, duduk di kursi di lapangan Mapolda Jambi, Kamis (25/7).
Tangan mereka memegang Bendera Merah Putih berukuran kecil.
Kemarin, 256 orang warga Provinsi Jambi yang terafiliasi dalam kelompok aliran radikal Negara Islam Indonesia (NII), mengucap ikrar kembali ke Indonesia.
Upacara pelepasan baiat dilakukan di Mapolda Jambi
Mereka memberikan penghormatan dan mencium bendera Merah Putih, kemudian menandatangani surat pernyataan ikrar NKRI.
"Ini suatu kesadaran yang perlu kita hormati bersama dan syukuri, karena saudara kita ini sepakat untuk berikrar setia kepada NKRI," kata Irjen Rusdi Hartono, Kapolda Jambi, seusai rangkaian pelepasan baiat eks anggota NII.
Rusdi mengatakan kegiatan itu sebagai tanda bahwa kehadiran organisasi terlarang NII itu nyata di tengah masyarakat.
Potensi paham radikalisme berkembang harus dicegah dengan bantuan seluruh elemen pemerintah.
"Kita juga harus, sebagai warga negara, sadar bahwa NII itu nyata dan ada hidup di tengah-tengah kita.
Oleh karena itu, seluruh masyarakat senantiasa waspada, ternyata organisasi telarang ini ada.
Dengan kewaspadaan ini, kita turut menjaga lingkungan sebagai anak bangsa untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," sebut Rusdi.
Ratusan orang di Jambi yang terpapar paham NII, sudah berlangsung sejak 1987.
Paham itu masuk ke Jambi melalui penyebaran kepada kelompok masyarakat dan kalangan mahasiswa.
Kini, sebagian dari kelompok NII sudah meninggalkan paham tersebut.
"Dari ratusan ini, ada masyarakat biasa, ada aparatur sipil negara, dan ada profesor juga tadi," ujar Rusdi.
Rusdi menyadari, ke depan pihaknya akan terus memantau dan melakukan pembinaan terhadap eks anggota NII tersebut.
Dia meminta masyarakat untuk merangkul para eks jemaah NII untuk agar tidak kembali terpapar paham radikalisme.
Wakil Gubernur Jambi, Abdullah Sani, mewakili Gubernur Jambi dan negara, hadir di sana.
"Menerima lepas bai't dan ikrar janji setia kepada NKRI oleh kelompok NII dan simpatisan di provinsi Jambi untuk kembali pada NKRI," kata Abdullah Sani.
Sementara itu, Kepala Anjak Tama Bidang Penindakan Densus 88 Polri, Brigjen Pol Torik Triyono, mengatakan maksud dan tujuan lepas baiat untuk mengembalikan orang-orang yang pernah terafiliasi NII kepada nilai yang moderat sesuai nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
"Perlu diketahui bersama-sama, faksi atau kelompok NII berjumlah dua kelompok. Yang pertama, KW 9, dan MYT Muhammad Yusuf Tohiri," kata Torik dalam sambutannya di Mapolda Jambi.
NII masuk ke Provinsi Jambi pertama kali, yaitu KW 9 pada 1987, dibawa oleh Mutasof Harbi yang kala itu menjabat sebagai menteri pendidikan sekaligus Dewan Imam NII di wilayah Koto Lolo, Sei Ulak, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi.
Dalam perkembangannya, NII di Jambi banyak merekrut pengikut dari kalangan pelajar SMA, mahasiswa dan masyarakat.
"Sehingga terbentuklah struktur pemerintahan NII di Jambi, mulai dari gubernur, bupati, sampai camat," jelasnya.
Kemudian, pada 2012, terjadi perpecahan NII KW 9 dan membentuk tim reformasi.
Lalu, Mutahid Azwar alias Abu Basir sebagai menteri hukum dan syariah NII dan tim reformasi pembawa NII faksi Muhammad Yusuf Tohiri (MYT).
"Jadi, hari ini yang mengikuti batal baiat dan menyatakan kembali bergabung pada NKRI, merupakan anggota yang tergabung dalam NII faksi KW 9 dan faksi MYT yang telah mendapatkan hidayah kembali ke NKRI," ujar Torik.
Dia berharap orang-orang yang telah menyatakan kembali ke NKRI, tidak diberikan hukuman bagi instasi masing-masing.
Karena mereka sudah kooperatif dengan kesadaran dirinya untuk mengikuti kegiatan ini.
"Kami berpesan kepada peserta lepas baiat, jangan sampai kembali pada pemahaman terdahulu dan ajak rekan kalian yang belum bisa hadir untuk kembali pada NKRI," ungkapnya.
Densus 88 Anti Teror Polri juga berharap kepada stakeholder agar menerapkan strategi baru secara sistematis untuk mencegah berkembangnya intoleransi dan radikalisme yang dapat menjadi ancaman yang nyata. (fan)
Baca juga: Pengakuan Ustaz Abu Fatih Eks Ketua Mantiqi II Jamaah Islamiyah, Seri I
Baca juga: Pengakuan Ustaz Abu Mahmudah, Eks Senior Jamaah Islamiyah, Seri II
Cara Wanita Jambi Menabung Uang Koin Seribuan untuk Beli Mobil Rp281 Juta |
![]() |
---|
Kisah Orang Rimba Jambi Beli Sapi dari Menabung dan Hidup di Sudung |
![]() |
---|
Juliana Perempuan Pertama Suku Anak Dalam Jambi yang Jadi Sarjana, Seri V |
![]() |
---|
Puluhan Tahun Alex Bertahan Jajakan Putu di Era Modernisasi Kuliner: Dulu Harganya Rp50 |
![]() |
---|
Ratusan Warga Padati Sungai Batang Asam Kabupaten Bungo, Buka Lubuk Larangan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.