Jamaah Islamiyah Bubarkan Diri

Jamaah Islamiah Membubarkan Diri, Dulu JI Dikaitkan dengan Aksi Teror Bom Bali

Organisasi Jamaah Islamiyah (JI) menyatakan diri bubar. Melalui tokoh dan anggota seniornya, JI resmi membuarkan diri di Bogor, Jawa Barat, Minggu (3

|
Editor: Suci Rahayu PK
KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo
Sejumlah mantan tokoh dan anggota Jamaah Islamiyah (JI) berkumpul di daerah Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (17/7/2024). Diketahui JI resmi membubarkan diri pada 30 Juni 2024 

Kepemimpinan JI

Tongkat kepemimpinan JI kemudian dipegang Adung alias Sunarto (2004-2005), Zarkasih (2005-2007), lalu dilanjutkan Para Wijayanto setelah ada kekosongan pada 2007-2008.

Para Wijayanto memimpin JI sejak 2008 hingga 2019, yang berakhir saat dia ditangkap.

Abu Rusdan dan Para Wijayanto menjadi salah satu tokoh pembubaran diri yang dilakukan JI.

Alasan Membubarkan Diri

Dikutip dari laman Kompas.com, Ketua Majelis Fatwa JI Ustaz Imtihan mengatakan, pernyataan membubarkan diri tersebut dilandasi dari komitmen mereka terhadap ilmu, terutama dalam hal memandang Indonesia.

Dulu JI berpandangan, Indonesia itu bukanlah negara Islam tetapi juga bukan negeri kufur.

Hal ini bisa dimaknai JI memusuhi NKRI, tetapi tidak memusuhi warga negaranya.

"Jadi memusuhi sistem," ujar Imtihan saat ditemui Kompas.com di daerah Sukoharjo, Rabu (17/6/2024).

Namun, dalam perkembangannya, dari kajian-kajian di Majelis Fatwa memandang bahwasanya NKRI itu merupakan negeri Islam warisan para ulama.

"Negeri seperti Indonesia ini bukan darul kufr tapi juga bukan darul Islam, sehingga sikapnya pun berbeda. Kalau darul kufr sikapnya perang, kalau darul Islam berarti taat penuh," ungkap dia.

"Nah, JI mengambil sikap yang memandang sistemnya, pemerintahnya, pemerintah kufur, tapi masyarakat dan orang-orangnya adalah orang-orang Islam," paparnya.

Dari kajian-kajian yang dilakukan, JI kemudian berubah dan memandang Indonesia sebagai darul Islam secara total. "Untuk selanjutnya nanti kita beramal Islam.

Toh, di sini kita tidak dilarang untuk mengerjakan syariat-syariat Islam," ungkap dia.

Imtihan menjelaskan, sekitar 2016 atau 2017 dia pernah diminta oleh tokoh JI, Ustaz Para Wijayanto untuk mengkaji tentang Pancasila.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved