Berita Jambi

Harga Kopi di Jambi Naik, Seiring Menjamurnya Kedai Kopi

Harga kopi di Jambi naik seiring naiknya permintaan pasar. Permintaan pasar terbesar biji kopi saat ini malah dari dalam negeri, ini seiring menjamurn

Editor: Suci Rahayu PK
Istimewa
Ilustrasi petani kopi 

Kopi di Jambi

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Harga kopi di Jambi naik seiring naiknya permintaan pasar.

Kenaikan ini juga terjadi pada kopi asli Jambi yakni Kopi AAA. Jika sebelumnya kemasan terkecil kopi AAA dijual Rp 7 ribu, sekarang naik jadi Rp 10 ribu.

"Kopi naik ya, susah juga dapatnya (beli dari pemasoknya, red)," kata Ilham, pemilik toko kelontong di kawasan Cadas, Kota Jambi.

Sementara skala Provinsi Jambi, kenaikan signifikan ini terjadi dalam kurun waktu 3 tahun terakhir.

Jenis kopi di Jambi yang naik yakni kopi Liberica, Robusta, maupun Arabica.

Permintaan pasar terbesar biji kopi saat ini malah dari dalam negeri, ini seiring menjamurnya coffe shop dalam negeri.

Baca juga: Jika Golkar ke Budi Setiawan, Bagaimana Peta Politik di Pilwako Jambi?

Baca juga: Pasar Kopi Jambi Naik, Prioritaskan Pasok Dalam Negeri, Segini Angkanya

Kondisi ini seperti dibeberkan Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi Agusrizal.

“Ternyata pasarnya lebih banyak diserap di dalam negeri daripada ke luar negeri. Jadi lebih mahal di dalam negeri,” ujar Agusrizal kepada Tribun Jambi.

Menurutnya, peningkatan ini disebabkan oleh semakin banyaknya kafe dan kedai kopi di Indonesia.

Kata dia, permintaan pasokan kopi di Provinsi Jambi juga terus meningkat.

“Sehingga mau ekspor itu sudah tidak terpenuhi,” jelas Agusrizal.

Dari tiga jenis kopi yang ada di Provinsi Jambi, kopi Robusta yang dipasok cukup tinggi.

Alasannya adalah kandungan kafein yang lebih tinggi dibanding dua jenis lainnya.

Sementara pasokan kopi Arabica cenderung diekspor ke negara Eropa, Amerika, dan Australia.

Sedangkan jenis Liberica dikirim ke Malaysia dan Singapura. Semua pengiriman tersebut tergantung pada permintaan pasar dan selera masyarakat setempat.

Baca juga: Liverpool dan Atletico Madrid Bersaing buat Dapatkan Mohamed Simakan dari RB Leipzig

21 Hektar Kebun Kopi

Sekitar 21.000 hektar perkebunan kopi yang ada di Provinsi Jambi belum mampu memenuhi tingginya kebutuhan pasar saat ini.

Agusrizal, Kepala Dinas Koperinda Provinsi Jambi juga menyebutkan seluruh kopi yang dihasilkan di Jambi semakin diminati pasar ekspor maupun dalam negeri.

Dari seluruh luas perkebunan tersebut, dapat dipanen sekitar 21 ribu ton setiap tahunnya. “21 ribu ton itu per tahun. Tapi permintaan pasar tinggi.

Ditambah Brazil kemarin itu gagal panen, itu yang buat ekspor naik,” ucapnya.

Pengiriman kopi dari Provinsi Jambi dilakukan melalui pelabuhan di Sumatra Barat, Lampung, Medan, Talang Duku, dan lainnya.

“Ada juga yang sampai gabung di Bali. Karena satu kontainer itu kebutuhannya sampai 20 ton. Sementara kelompok-kelompok ada yang tidak sampai 20 ton, sehingga mereka bergabung dengan eksportir lain,” tutur Agusrizal.

Pengiriman dilakukan tergantung pada ketersediaan dan kecepatan kapal.

Pelayanan pengeksporan yang cepat sangat dibutuhkan. Namun, pengiriman lewat laut bisa memakan waktu sebulan bahkan lebih.

Jadi apabila di Pelabuhan Talang Duku atau lainnya milik Provinsi Jambi memakan waktu untuk mengantre terlebih dahulu, pengekspor memilih pelabuhan lain.

 

 

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Jika Golkar ke Budi Setiawan, Bagaimana Peta Politik di Pilwako Jambi?

Baca juga: Ramalan Zodiak Hari Ini Rabu, 17 Juli 2024: Cancer Tertantang, Harapan Pisces Tak Terpenuhi

Baca juga: Pasar Kopi Jambi Naik, Prioritaskan Pasok Dalam Negeri, Segini Angkanya

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved