Pilkada Serentak 2024

PDIP dan PKS Digandangkan Usung Anies Baswedan di Pilkada DKI Jakarta, Mungkinkah Bersatu?

PDIP dan PKS digandangkan bakal mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon gubernur di Pilkada Jakarta 2024.

Editor: Suci Rahayu PK
KOMPAS.com/SINGGIH WIRYONO
Anies Baswedan 

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - PDIP dan PKS digandangkan bakal mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon gubernur di Pilkada Jakarta 2024.

Dua partai yang selama ini dikenal berseberangan secara ideologi ini telah memberikan sinyal dukungan kepada Anies Baswedan.

Bisakah PDIP dan PKS bersatu?

Pengamat Politik Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam mengatakan interaksi simbolik antara Anies Baswedan dan PDIP dinilai sebagai bagian dari upaya penjajakan dengan saling mengirim sinyal terkait potensi kerja sama di Pilkada DKI Jakarta.

Meskipun Anies dan PDIP berada pada gerbong yang berbeda secara politik maupun ideologis di Pilkada DKI Jakarta 2019 dan Pilpres 2024, namun menurut Umam, di Pilkada DKI 2024 ini bisa jadi kedua entitas ini dipertemukan oleh kepentingan yang sama.

"Di satu sisi, PDIP kehilangan golden ticket dan dominasinya di politik lokal Jakarta, sehingga butuh kekuatan tambahan utk berhadap-hadapan dengan pemenang Pemilu 2024 yang akan pegang kekuasaan dan tidak akan melepaskan kepemimpinan Jakarta berada di luar kontrol dan kendali mereka sebagai penguasa," kata Umam, Senin (10/6/2024).

Baca juga: Deteksi Narkoba, Ratusan ASN Dilingkungan Pemerintah Kabupaten Batanghari Ikuti Tes Urine

Baca juga: Viral Wanita Cantik Tewas di Pal V Kota Jambi, Polisi Lakukan Penyelidikan

Di sisi lain, Umam mengatakan Anies juga sangat berkepentingan menjaga kartu politiknya agar tetap hidup dan relevan hingga Pilpres 2029 mendatang.

Umam menilai Anies sebagai petahana dan memiliki akar yang memadai di DKI Jakarta akan dilirik dan melirik PDIP yang memiliki 16 persen dukungan di Jakarta untuk memenangkan pertarungan Pilkada di kota megapolitik yang memiliki APBD Rp80an triliun itu.

"Jika Anies dan PDIP bersatu, sisi positifnya maka tidak ada lagi pertentangan ideologis yang ditandai oleh meleburnya dua kekuatan politik yang selama ini menjadi representasi kekuatan politik kanan nasionalis dan Islam," kata dia.

Namun, Umam menilai peleburan itu juga berpeluang pada melemahnya basis pemilih loyal masing-masing, baik di DKI Jakarta maupun di jaringan relawan nasional, yang selama ini terkonsolidasi oleh sentimen ideologis yang kuat.

Selain itu, jika mendapat dukungan PDIP, Umam menilai Anies masih harus bisa memastikan mendapatkan dukungan 1 partai politik lagi.

"Di sisi lain, partai-partai Koalisi Perubahan di Pemilu 2024 telah mengalami faksionalisme dan tengah melakukan penjajagan untuk masuk ke pemerintahan Prabowo-Gibran, yang besar kemungkinan berdampak pada baku atur komposisi koalisi Pilkada DKI Jakarta," kata Umam.

"Wacana menyatunya entitas Anies dan PDIP di Pilkada Jakarta masih terlalu dini. Belum ada indikasi lanjutan yang lebih kuat yang memungkinkan konsolidasi politik itu terjadi," tandasnya.

Baca juga: Wanita Cantik yang Ditemukan Bersimbah Darah di Kos Kota Baru Jambi Ternyata Warga Tungkal

Baca juga: Ketua DPRD Hadiri Rakerprov Kormi Jambi, Bahas Program Kerja 2024 dan 2025

Syarat Berkoalisi

Jika PKS dan PDIP berkoalisi mengusung Anies maka dua partai itu telah memenuhi syarat mengusulkan calon gubernur dan wakil gubernur di Jakarta.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved