Kunjungan Paus Fransiskus

Deni Iskandar Murid Abuya Muhtadi Belajar Gereja Katolik di Vatikan, Ketemu Paus Fransiskus, Seri II

DENI Iskandar, alumnus penerima beasiswa Yayasan Nostra Aetate Vatikan tahun 2023, mengungkapkan pengalaman bisa menerima dan mengemban pendidikan

|
Editor: Duanto AS
TRIBUNNEWS/LENDY RAMADHAN
Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra (kanan), memakaikan jaket kepada penerima beasiswa Vatikan asal Indonesia, Deni Iskandar (kiri), sebagai kenang-kenangan seusai wawancara khusus di Studio Tribun Network, Jakarta, Rabu (5/6). 

DENI Iskandar, alumnus penerima beasiswa Yayasan Nostra Aetate Vatikan tahun 2023, mengungkapkan pengalaman bisa menerima dan mengemban pendidikan selama enam bulan di Vatikan.

Deni Iskandar mengaku sebelumnya tak mengenal secara langsung Vatikan.

Apalagi, sebagai satu di antara murid ulama kharismatik asal Banten, Abuya Muhtadi, dia hanya melihat Vatikan merupakan sebuah gereja-gereja.

Namun, pandangannya berubah saat menginjakkan kaki pertama kali di sana.

"Jadi memang awalnya memang saya tuh tidak pernah terpikir untuk bisa sekolah di Vatikan, ya. Karena saya juga tidak tahu Vatikan itu apa gitu. Yang saya tahu Vatikan ini cuma gereja saja, begitu. Ternyata ini setelah saya mendapatkan beasiswa yang itu direkomendasikan oleh Pak Putut Prabantoro, itu senior saya itu. Ternyata Vatikan ini negara," kata Deni, saat sesi wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra, di Studio Tribunnews, Palmerah, Jakarta, Rabu (5/6).

“Jadi baru tahu kalau negara. Nah, karena dia melihat Vatikan itu negara, itu punya yang namanya lapangan pendidikan sekolah-sekolah. Dan termasuk saya juga sekolah di Vatikan, di sekolah Vatikan yang letaknya tuh ada di Kota Roma. Memang ada sekolah di Vatikan cuman letaknya ada di Kota Roma. Jadi kalau di Vatikan itu gak ada sekolah,” sambungnya.

Alumnus Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta itu juga mengungkapkan banyak belajar tentang Gereja Katolik. Apalagi, dia berkesempatan belajar di bidang akademik, sekolah Dewan Kepausan, di Santo Thomas Aquinas, Gregoriana dan Nostra Aetate.

“Ada juga ruangan belajarnya itu. Jadi saya di tiga institusi itu belajar,” ujarnya.

Lelaki yang pernah berdialog langsung dengan Paus Fransiskus itu menambahkan, dirinya mendalami soal dialog.

Pertama, tentang dialog yang dibangun berdasarkan perspektif Gereja Katolik, temanya seputar perdamaian dunia.
Kedua, di Angelicum, dia belajar tentang teologi.

"Jadi saya belajar Trinitas. Kalau di Indonesia itu umumnya disebut Tri Tunggal Maha Kudus. Itu belajar saya. Kemudian juga saya belajar Eskatologi. Di samping saya belajar secara akademik gitu, ya," ungkapnya.

Selama belajar di Vatikan, Deni tinggal di Biara San Gregorio Magno. Di sana, dia mengaku banyak belajar hidup dan mengamati pola hidup para biarawan Katolik.

“Nah di sana itu memang saya belajar tentang hidup intinya itu. Secara besar ya. Saya mengamati, saya pelajari pola hidup orang-orang Katolik. Utamanya para biarawan Katolik. Yang itu memang rata-ratanya para imam dan biarawan biarawati. Jadi saya belajar banyak dengan dia,” jelasnya.

Deni juga mengatakan selama tinggal di biara tak mengalami hambatan untuk tetap menjalankan ibadah seperti salat lima waktu.

Bahkan, dia terkesan dengan sikap para biarawan dan biarawati terhadapnya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved