Berita Jambi
Insentif Nakes Belum Dibayar 5 Bulan, Wakil Direktur Sebut Keuangan RSUD Raden Mattaher Jambi Minus
RSUD Raden Mattaher belakangan ini jadi perbincangan publik lantaran belum dibayarkannya insentif tenaga kesehatan selama lima bulan.
Penulis: tribunjambi | Editor: Darwin Sijabat
#Hutang RSUD Raden Mattaher Capai Rp69 Miliar
JAMBI, TRIBUN - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mattaher belakangan ini jadi perbincangan publik lantaran belum dibayarkannya insentif tenaga kesehatan selama lima bulan terakhir.
Kondisi ini membuat tenaga kesehatan menjerit, terlebih tenaga honorer yang menerima gaji dibawah UMR.
Kepada tribun, R mengaku bahwa dia dan rekannya sangat menantikan insentif itu cair. Dia mengungkapkan pihaknya telah mempertanyakan permasalahan tersebut kepada pihak manajemen.
Namun jawaban yang didapatkan yang diterima tidak memuaskan.
Kepada nakes, pihak manajemen menjawab jika insentif belum bisa dibayarkan kapan.
Sebab tidak ada tim penilai sehingga BPJS tidak bisa melakukan pembayaran insentif tersebut.
"Alasannya baru ganti tim, jadi pake rumus baru. Rumus lama tidak sesuai lagi. Ganti tim sudah hampir setahun. Tidak masuk akal," kata R.
Baca juga: Ratusan Nakes RSUD Raden Mattaher Jambi Menjerit, 5 Bulan Insentif Tak Cair-cair
Baca juga: Insentif Nakes Tak Dibayarkan, RSUD Raden Mattaher Jambi Sebut Kondisi Keuangan Minus
Sebelumnya kata R, pembayaran insentif ini memang sering telat. Namun tidak separah saat ini yang mencapai lima bulan.
Biasanya paling lama tiga bulan.
Menurut dia, persoalan dirumah sakit kebanggaan pemerintah Provinsi Jambi itu sangat banyak sekali. Terutama soal keuangan.
"Gaji honorer itu banyak versinya. Ada Rp 1,1 juta perbulan, ada yang Rp 1,5 juta. Padahal kerjanya sama. Malah yang gaji besar itu yang baru masuk, kami yang sudah belasan tahun ini hanya Rp 1,1 juta perbulan," katanya lagi.
Perbedaan gaji tersebut membuat mereka merasa iri dengan mereka yang baru masuk, apalagi pengalaman dan jam kerja sudah tentu lebih matang yang belasan tahun.
"Pihak rumah sakit itu pilih kasih. Gaji anak baru lebih besar daripada orang lama. Padahal kerjanya sama saja," imbuhnya.
Keuangan Minus
Terkait permasalahan itu, RSUD Raden Mattaher Jambi mengakui jika insentif tenaga kesehatan itu belum dibayarkan.
Baca juga: Viral Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi Diduga Tak Bayar Insentif Tenaga Kesehatan 5 Bulan
Wakil Direktur Umum dan Keuangan RSUD Raden Mattaher Jambi, Ferdiansyah mengatakan tidak dibayarkannya insentif itu karena kondisi keuangan yang tidak memungkinkan.
"Kondisi keuangan kita minus, namun dari tahun-tahun sebelumnya juga terus dibayarkan sehingga hutang kita semakin banyak, padahal yang namanya insentif itu diberikan kalau keuangan di RSUD ini sedang surplus, kalau minus begini bagaimana kita mau bayarkan," katanya, Senin (3/6).
Dia menjelaskan kondisi minusnya keuangan RSUD karena penggunan paket INA-CBG yang sudah ditetapkan nasional untuk pasien BPJS sering melebihi angka yang sudah ditetapkan. "Misalnya, paket tindakan pasien BPJS ini Rp5 juta, namun rupanya RSUD habis Rp100 juta.
Pihak BPJS tidak mau tau, mereka cuma mau bayar sesuai paket tadi, ini kemudian yang menyebabkan keuangan kita minus," jelasnya.
Kumpulkan Pejabat Struktural
WAKIL Direktur Umum dan Keuangan RSUD Raden Mattaher Jambi, Ferdiansyah mengungkapkan bahwa pihaknya telah memanggil para pejabat struktural dan kepala ruangan.
Pemanggilan itu untuk merapatkan permasalahan belum dibayarkannya insentif tenaga kesehatan.
Hasil pemanggilan pada Jumat pekan lalu itu pimpinan memerintahkan agar kepala ruangan bertanggungjawab penuh mengawasi penggunaan paket BPJS agar tidak melebihi nilai yang sudah ditentukan.
Baca juga: 5 Bulan Insentif Tenaga Kesehatan di RSUD Raden Mattaher Jambi Belum Dibayar Nakes Ancam Mogok Kerja
"Kita harapkan ini juga sebagai evaluasi ya bagi para pegawai kita, jangan sampai insentif ini terus kita bayarkan padahal kondisi keuangan tidak memadai, nantinya dapat menambah jumlah hutang yang dapat mengganggu operasional Rumah Sakit," pungkasnya.
Ia menegaskan saat ini pihak RSUD sendiri mempunyai hutang sampai dengan Rp 69 miliar yang belum terbayarkan.
Untuk itu, kebijakan ini harus diambil untuk memperbaiki kondisi keuangan RSUD Raden Mattaher Jambi.
"Rata-rata untuk membayar insentif pegawai di sini Rp 3 miliar per bulan, namun pada Januari lalu saja kita ada minus Rp 8 miliar selisih dari pembayaran BPJS, jadi memang tidak ada uang untuk membayar insetif ini," tambahnya.(tribun jambi)
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Gubernur Al Haris Langsung Video Call, Uji Coba Jaringan Internet di Desa Muara Hemat, Kerinci
Baca juga: Siapa Sebenarnya Thomas Djiwandono, Ponakan Prabowo yang Potensial Jadi Menteri Keuangan
Baca juga: Mengapa Ganti Sofyan Ali? DPP PKB Ungkap Alasan Faisol Riza Jadi Ketua DPW PKB Jambi
Baca juga: Kloter 22 Jemaah Calon Haji Jambi Terbang Perdana ke Tanah Suci, Dilepas Abdullah Sani
Ratusan Nakes RSUD Raden Mattaher Jambi Menjerit, 5 Bulan Insentif Tak Cair-cair |
![]() |
---|
Insentif Nakes Tak Dibayarkan, RSUD Raden Mattaher Jambi Sebut Kondisi Keuangan Minus |
![]() |
---|
Viral Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi Diduga Tak Bayar Insentif Tenaga Kesehatan 5 Bulan |
![]() |
---|
5 Bulan Insentif Tenaga Kesehatan di RSUD Raden Mattaher Jambi Belum Dibayar Nakes Ancam Mogok Kerja |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.