Renungan Kristen

Renungan Harian Kristen 2 Juni 2024 - Cerita Lama untuk Membangun Iman

Bacaan ayat: Mikha 7:20 (TB) Kiranya Engkau menunjukkan setia-Mu kepada Yakub dan kasih-Mu kepada Abraham seperti yang telah Kaujanjikan

Editor: Suci Rahayu PK
ist
Ilustrasi renungan harian 

Renungan Harian Kristen 2 Juni 2024 - Cerita Lama untuk Membangun Iman

Bacaan ayat: Mikha 7:20 (TB) Kiranya Engkau menunjukkan setia-Mu kepada Yakub dan kasih-Mu kepada Abraham seperti yang telah Kaujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang kami sejak zaman purbakala!

Oleh Pdt Feri Nugroho

Salah satu tanda modernisasi adalah meninggalkan yang lama dan menciptakan yang baru. Hal baru yang dibuat biasanya lebih baik, lebih efektif dan lebih efisien dalam banyak hal. Contohnya, komputer. Catatan sejarah memberikan informasi bahwa perangkat keras komputer dulu bisa seukuran kamar tidur orang dewasa. Hari ini, sangat slim dan ringan.

Handphone, yang model lama hanya bisa dipakai untuk panggilan saja. Saat ini, apapun bisa dicari dengan mempergunakan handphone dalam kecanggihan yang bisa diimajinasikan oleh manusia.

Segala berubah semakin maju dalam teknologi yang diketahui manusia. Yang lama menjadi jadul (jaman dulu) dan ditinggalkan.

Ironisnya, hal yang sama terjadi dalam kehidupan beriman. Banyak orang mulai berfikir bahwa Alkitab sudah terlalu usang untuk dijadikan sebagai pedoman hidup. Isinya terlalu sulit untuk dipahami, lebih-lebih dalam sudut pandang budaya modern. Terlalu banyak meninggalkan pertanyaan dibandingkan dengan jawaban. Benarkah demikian?

Sebagai nabi yang berlatar belakang kehidupan pedesaan, Mikha dengan berani tampil mengutuk para pemimpin Yehuda yang korup, nabi-nabi palsu yang berkeliaran menebar janji palsu, imam-imam yang berlaku jahat, pedagang-pedagang yang tidak jujur dalam menjalankan bisnisnya dan hakim-hakim yang kena suap demi memenangkan perkara para pemegang uang.

Mikha dengan berani berkhotbah menentang dosa-dosa ketidakadilan, penindasan para petani dan penduduk desa, keserakahan, kekikiran, kebejatan dan penyembahan berhala, serta mengingatkan akan dampak yang berat jikalau umat itu dan pemimpinnya terus bersikeras melakukan kejahatan.

Menariknya, ia juga meminta belas kasihan Allah agar berkenan untuk mengampuni umat yang sudah hidup dalam kebejatan tersebut. Pengharapannya akan Allah yang mengasihi justru didasarkan pada pengenalannya yang dalam tentang Allah.

Ia yakin bahwa Allah pernah berkarya di masa lampau. Panggilan-Nya kepada Abraham menjadi penting sebab memberikan jaminan bahwa Allah yang berinisiatif dalam karya penyelamatan.

Panggilan tersebut menjadi awal bagi terbentuknya sebuah bangsa yaitu Israel yang merupakan cucu dari Abraham. Mikha tidak meninggalkan masa lalu. Justru masa lalu di jadikannya sebagai jaminan bahwa Allah akan terus mengasihi. Sebagaimana Ia telah mengasihi umat-Nya, kasih yang sama akan terus mengalir disepanjang sejarah hingga masa kehidupannya sendiri.

Pilihan untuk percaya ini penting agar tidak mudah diombang-ambingkan oleh berbagai sesembahan lain yang menawarkan pertolongan. Cerita baik di masa lalu justru menjadi alasan terkuat dan pasti bahwa Tuhan akan terus menyertai kehidupan orang-orang yang percaya kepada-Nya.

Faktanya, Alkitab memang cerita lama yang telah berusia lebih dari dua puluh abad. Meskipun demikian, idenya tetap baru saat berbicara tentang kasih Tuhan. Konteks kehidupan memang berubah dari waktu ke waktu, namun persoalannya sebenarnya selalu sama pada tiap orang meskipun bentuknya berbeda.

Cerita itu tidak pernah usang oleh waktu. Dalam hal ini Roh Kudus yang akan menolong kita untuk paham dan mengerti maksudnya.

Jadikan cerita lama Alkitab sebagai jaminan bahwa sebagaimana Allah pernah menolong mereka, demikian juga Ia akan menolong kita hari ini. Amin

      Renungan Kristen oleh Pdt Feri Nugroho, GKSBS Siloam Palembang

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved