LIPUTAN KHUSUS
Flyover Simpang Mayang Senilai Rp170 Miliar Bakal Dibangun di Jambi, Ini Panjang dan Lokasinya
Pemprov Jambi telah mengkaji kelayakan pembangunan flyover Tugu Juang menuju STM Atas. Hasil kajian Dinas PUPR Provinsi Jambi, panjangnya 653 meter
Penulis: tribunjambi | Editor: Duanto AS
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Wacana pembangunan flyover (jalan layang) Simpang Mayang ke Angso Duo, Kota Jambi, menguat lagi. Ternyata, Pemerintah Provinsi Jambi telah mengajulan usul tersebut ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Gubernur Jambi, Al Haris, mengatakan usul tersebut sudah sesuai program kerja di Kementerian PUPR perihal pembangunan flyover untuk daerah.
"Pemprov sudah lama sekali merancang flyover Simpang Mayang ke Angso Duo, Kota Jambi. Nah, jadi saya sudah ajukan ke Kementerian PUPR, lengkap dengan dokumen-dokumennya," katanya, Rabu (29/5).
Al Haris mengatakan pembangunan flyover bertujuan mengurai kepadatan kendaraan di satu titik tertentu yang dianggap perlu diatasi. Dia berharap kepadatan kendaraan di Kota Jambi dapat diatasi.
"Kota Jambi ini sudah mulai padat dengan kendaraan. Mudah-mudahan ada respons dari Pak Menteri dan Dirjen Bina Marga terkait dengan pembangunan flyover di Kota Jambi," pungkasnya.
Butuh Rp170 Miliar
Setelah Gubernur Al Haris menyampaikan ke Kementerian PUPR, wacana pembangunan flyover di Kota Jambi kembali menguat.
Awalnya, Pemprov Jambi telah mengkaji kelayakan pembangunan flyover Tugu Juang menuju STM Atas.
Hasil kajian Dinas PUPR Provinsi Jambi, jalan layang tersebut berlintasan sepanjang 653 meter.
"Rencananya anggaran mencapai Rp170 miliar," ujar Kepala Bidang Bina Program Dinas PUPR Provinsi Jambi, Wahyudi.
Beberapa tahun lalu, rencana pembangunan flyover ruas Tugu Juang menuju STM atas sempat berada di tahap finalisasi anggaran. Namun, pembangunan tertunda karena pandemi Covid-19.
"Ruas Tugu Juang menuju STM Atas yang sudah tersedia desainnya. Kita sudah menyiapkan, dari studi kelayakan sampai ke desain, hingga ke Amdal lalin sudah disiapkan. Bahkan saat itu sempat kita bahas," tuturnya, Rabu (29/5/2024).
Kata Wahyudi, perihal pembangunan flyover kala itu nyaris ke tahap finalisasi anggaran, namun tertunda disebabkan wabah Covid-19.
Kemudian, juga banyak kebutuhan terhadap program-program jalan lain yang menurut pandangan pemerintah provinsi perlu mendapat perhatian.
"Tentu studi yang sudah selesai Simpang Mayang ke Tugu Juang ini untuk mengatasi kemacetan. Tapi, tentu kalau terkait kebijakan anggaran, kita harus melaporkan ke Pak Sekda selaku TAPD.
Kalau memang nanti ada peluang untuk melanjutkan program ini tentu akan kita sampaikan kembali ke TAPD dan DPRD,” pungkasnya.
Sambutan Warga
Warga Kota Jambi menanggapi rencana Pemerintah Provinsi Jambi perihal pembangunan flyover Simpang Mayang-Angso Duo.
Edi Jhon (43), warga di sekitar Simpang Mayang, ada dampak positif dan negatif dengan adanya jalan layang di kawasan tempatnya berjualan.
"Tentu ada baik dan buruknya. Baiknya, Kota Jambi terlihat seperti kota maju dan juga tentu bebas dari kemacetan," tuturnya, Rabu (19/5).
Dampak negatifnya, kekhawatiran dari para pedagang, semisal pedagang di seputaran flyover akan sepi pembeli karena pengguna jalan lebih memilih jalur khusus flyover.
"Dan juga bagaimana nasib pedagang yang tinggal di sepanjang jalan tersebut, apakah akan terdampak pembangunan atau harus direlokasi. Semua masih menjadi kekhawatiran semata," tuturnya.
Tanggapan berbeda disampaikan Ibu Ita, pedagang di kawasan Tugu Juang. Dia menyambut baik rencana tersebut, meski ada juga kekhawatiran akan keberlangsungan usahanya.
"Kalau kami mendukung dan menyambut baik, meskipun nanti banyak yang lewat jalan layang. Kalau saya, yakin saja, ketika mereka (pembeli) sudah ada niatan untuk belanja, maka mereka akan tetap singgah," ujarnya.
"Toh, meskipun ada jalan layang, jalan lamanya kan masih tetap ada," sambung Ita.
Terlepas dari itu semua, terkait kekhawatiran pedagang lain akan dampak pembangunan, Ita secara pribadi tidak terlalu ambil pusing.
Itu mengingat dirinya berdagang di kawasan tersebut hanya menyewa, bukan permanen.
"Jika memang sudah tidak memungkinkan lagi, bisa memilih pindah ke tempat lain," ujarnya.
Dia juga berharap, jika nanti persoalan jalan layang sudah selesai, pemerintah juga harus menata parkir liar. "Karena terkadang itu menjadi faktor pembeli berkurang, dengan keberadaan mereka," kata Ita.
Sebuah Keharusan
Pemerhati masalah sosial Provinsi Jambi, Bahren Nurdin, mengatakan wacana Pemerintah Provinsi Jambi untuk membangun flyover di Simpang Mayang-Angso Duo, merupakan sebuah keharusan.
Kondisi Kota Jambi yang terus berkembang pesat, baik dari pembangunan infrastruktur dan perkembangan sumber daya manusia (SDM), sedikit banyak berpengaruh dengan kepadatan penduduk dan kondisi lalu lintas.
Wacana pemerintah provinsi untuk membangun flyover di titik titik rawan kemacetan, seperti Simpang mayang, hal tersebut bukan lagi wacana bagus, melainkan sebuah keharusan.
Sebenarnya itu harusnya sejak dahulu sudah dibangun.
Itu sebuah keharusan, justru terbilang terlambat.
Mayang itu sudah macet.
Itu sebabnya, flyover mayang sudah menjadi keharusan.
Mengapa demikian?
Karena nanti ketika Jambi Business Center (JBC) sudah beroperasi, maka semua kawasan Simpang Mayang akan menjadi crowded (padat).
Justru seharusnya, selain dari dulu, di Simpang Mayang itu lebih pas lagi jika dibuatkan underpass (terowongan bawah tanah).
Jika memang flyover terlalu berat dalam pembangunannya.
Jika ditanya, flyover itu baik atau tidak, tentu jawabannya itu sebuah keharusan untuk menghindari kemacetan.
Terkait plus minus adanya pembangunan, sedikit banyak pastinya tetap ada.
Minusnya soal anggaran, mengingat semua kota sudah memiliki flyover, hanya Jambi yang belum ada.
Terkait dampak minus akan terjadi pada pedagang kecil di sekitar Mayang, itu merupakan cerita lama.
Masyarakat Jambi sangat adaptif. Ketika di wilayah lamanya tidak lagi terjamin (laku), maka mereka dengan sendirinya akan berpindah mencari tempat yang lebih baik lagi.
Berkaca pada proyek sebelumnya, pembangunan Jembatan Gentala Arasy, tentang kekhawatiran penambang ketek akan mati pendapatannya, ternyata sampai sekarang masih ada penambang ketek dan tidak menjadi masalah.
Pemerintah jangan terlalu terpengaruh dengan isu-isu seperti itu. Ketika pemerintah ingin membangun, maka bangun saja, karena tujuan pembangunan flyover itu untuk mengatasi kemacetan, solusi. (wir/usn)
Rencana Flyover atau Jalan Layang
+ Lokasi Simpang Mayang, Kota Jambi
+ Arah dari STM Atas hingga kawasan Tugu Juang
+ Panjang 653 meter
+ Biaya butuh Rp170 miliar
+ Waktu pembangunan mulai belum diketahui
+ Waktu pembangunan selesai belum diketahui
+ Status usul sedang diajukan ke Kementerian PUPR
Baca juga: Dugaan SPj Fiktif Pemeliharaan Gedung dan Kendaraan Dinas di Tebo, Pejabat Rogoh Uang Pribadi
Baca juga: Konstelasi Parpol di DPRD Kota Jambi Geser, Bandingkan Kursi 2024-2029 dengan 2014 s/d 2024
Baca juga: Ridwan Kamil Blak-blakan Soal Kemenangan Pasangan 02 dan Investor IKN Nusantara, Seri I
Warga 4 Daerah Tolak Pembangunan Stockpile Batu Bara PT SAS di Aur Duri Kota Jambi, Hanya Sejengkal |
![]() |
---|
Raffi Tak Jadi Operasi Plastik, Anak di Jambi Kena Stevens-Johnson Syndrome, Virus Tak Masuk Daging |
![]() |
---|
Ketua DPRD Kota Jambi Minta Wako Panggil Dokter Puskesmas dan Kadis, Anak Kena Sindrom Langka |
![]() |
---|
Ustaz Agus Nyaris Menangis Lihat Kondisi Anak di Jambi Kena Sindrom Langka Kulit Mengelupas |
![]() |
---|
Anak di Jambi Kena Sindrom Langka, Kulit Raffi Lepas Jika Tidur di Kasur, Terpaksa Alas Daun Pisang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.