Kisruh Angkutan Batu Bara

Suasana Kepanikan di Tugboat Batu Bara Kena Bom Molotov di Jambi, Awak Kapal: Siram Cepat

Awak kapal di tugboat penarik tongkang batu bara terlihat langsung panik, ketika bom molotov meledak di lantai kapal, Kamis (23/5/2024).

Penulis: Srituti Apriliani Putri | Editor: Suang Sitanggang
TRIBUNJAMBI/SRITUTI
Warga mengawasi aktivitas angkutan batu bara di sekitar Jembatan Muara Tembesi (kiri), dan tugboat yang kena bom molotov (kanan) 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Awak kapal di tugboat penarik tongkang batu bara terlihat langsung panik, ketika bom molotov meledak di lantai kapal, Kamis (23/5/2024).

"Api, api, terbakar kapal. Cepat siram, siram. Siram cepat," kata seorang pria kepada rekannya.

Kalimat itu diulanginya berkal-kali. Nada suaranya menunjukkan kepanikan. Suasana tegang itu terekam dalam video.

Berdasarkan video yang diperoleh Tribun, peristiwa itu terjadi pukul 09.25, sesuai angka yang ditunjukkan di jam dinding yang ada di tugboat tersebut.

Bagian dalam tugboat itu didominasi warna orange. Terdegar juga ada yang sedang koordinasi menggunakan radio.

Terlihat tugboat di video itu baru saja sudah melewati Jembatan Muara Tembesi, sedangkan tongkang tepat di bawah jembatan.

Pada video yang lain, terlihat kapal tunda atu tugboat dilempar bom molotov pada saat berada di Bawah jembatan.

Puluhan warga berdiri di atas jembatan di Jalan Lintas Barat Sumatera itu.

Suasana di Jembatan Muara Tembesi, Kamis (23/5/2024). Warga di sana marah melihat tongkang batu bara melintas, dan seseorang melempar bom molotov ke arah tugboat.
Suasana di Jembatan Muara Tembesi, Kamis (23/5/2024). Warga di sana marah melihat tongkang batu bara melintas, dan seseorang melempar bom molotov ke arah tugboat. (TRIBUNJAMBI/SRITUTI)

Ketika tugboat akan melintas, sejumlah warga melemparinya, dan ada yang melempar dengan bom molotov.

Terlihat satu bom mengenai tugboat dan langsung terbakar pada bagian depan kapal kecil yang dirancang khusus menarik kapal yang bermuatan berat itu.

Informasi yang dihimpun, adanya aksi ini karena warga di sana marah melihat tongkang masih melintas di Sungai Batang Hari.

Tongkang tersebut sudah sepekan ini terhenti di sekitar Desa Rantau Kapas Mudo, Kecamatan Muara Tembesi, Kabupaten Batanghari, Jambi.

Hal itu lantaran pemberhentian aktivitas angkutan jalur sungai oleh Pemerintah Provinsi Jambi.

Polemik angkutan batu bara jalur sungai sendiri terjadi akibat beberapa kali tongkang muatan batu bara menabrak tiang jembatan Muara Tembesi.

Warga Geram Pengusaha Bandel

Ketua RT 02 Desa Pelayangan, Yushidayat menceritakan sekitar pukul 07.30, gerombolan tongkang melintas Sungai Batang Hari didekat Jembatan Muara Tembesi.

Hal tersebut akhirnya membuat warga geram, menganggap pengusaha telah berlaku seenaknya tanpa mengindahkan aturan.

"Sebenarnya kami tidak masalah kalau yang lewat tidak bermuatan. Tapi ini (yang lewat) bermuatan (batu bara) padahal belum ada perintah untuk lewat," ujarnya, Kamis (23/5/2024).

Setidaknya ada tiga tongkang yang bermuatan batu bara melintas pada Kamis (23/5/2024) pagi di Bawah Jembatan Muara Tembesi.

Yushidayat mengatakan, pada Rabu (22/5/2024) Pemerintah Provinsi Jambi dan Pemkab Batanghari telah lakukan pengecekan ke Jembatan Muara Tembesi.

"Sudah di cek, tapi belum ada perintah untuk melintas. Apalagi jembatan jugo masih dalam kondisi rusak karena ditabrak. Tapi mereka masih melintas," ujarnya.

Warga mengamankan tiga boat dan satu tongkang berisi batu bara didekat Jembatan Muara Tembesi.

Mereka masih terus berjaga di sekitar jembatan, dan meminta agar perusahaan bertanggung jawab atas kejadian ini.

Enam Titik Kerusakan 

Ada enam titik jembatan terdampak angkutan tongkang batubara yang harus diperbaiki, termasuk Jambatan Batanghari I.

Anggota DPRD Provinsi Jambi, Ivan Wirata, mengestimasi anggaran Rp 30 Miliar untuk perbaikannya.

Beberapa waktu lalu, DPRD Provinsi Jambi melakukan sidak bersama pihak terkait.

Salah satu dari poin yang harus dilakukan adalah perbaikan.

“Ada enam titik jembatan yang harus diperbaiki buntut insiden tongkang batu bara tersebut," kata Ivan Wirata.

Untuk estimasi biaya yang dibutuhkan, butuh anggaran kisaran Rp 5 miliar per jembatan, dengan kategori dianggap darurat.

“Namun kita tidak percaya begitu saja, harus ada studi kelayakan an rincian pasti sebenarnya biayanya," tuturnya.

Sementara itu, Kasatker PJN I BPJN Jambi, Azwar Edie menuturkan terkait insiden jembatan Batanghari tersebut, dari informasi Kepala Dinas Perhubungan, pihak perusahaan bersangkutan ada itikad baik melakukan perbaikan.

“Sekarang, itu yang tengah kita kejar, sehingga fender yang rusak bisa segera diperbaiki dan keamanan jembatan bisa lebih baik lagi," tuturnya. (*)

Baca juga: Viral Kapal Tugboat Penarik Batu Bara Terbakar di Batanghari, Dilempar Bom Molotov

Baca juga: Tongkang Batubara Tabrak Jembatan di Batanghari, Bupati Fadhil Segera Koordinasikan ke Pemprov Jambi

 

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved