Renungan Kristen
Renungan Harian Kristen 7 Mei 2024 - Kerinduan Bersama TUHAN
Bacaan ayat: Mazmur 122:1 (TB) Nyanyian ziarah Daud. Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: "Mari kita pergi ke rumah TUHAN."
Renungan Harian Kristen 7 Mei 2024 - Kerinduan Bersama TUHAN
Bacaan ayat: Mazmur 122:1 (TB) Nyanyian ziarah Daud. Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: "Mari kita pergi ke rumah TUHAN."
Oleh Pdt Feri Nugroho
Jawab jujur, ya! Jika ditanyakan dua pertanyaan kepadamu, 'Ayo, pergi ibadah!', dengan, 'Ayo, pergi ke mall!' , mana yang paling cepat mendapat jawaban ya? Jujur, lho...
Hidup di era modern, hari ini, yang serba menguntungkan, ternyata berimbas pada kehidupan beriman yang semakin kurang tangguh jika disandingkan dengan kehidupan tiga puluh tahun silam. Yang paling sederhana, persoalan tranportasi; tiga puluh tahun silam, jalan kaki menjadi pilihan paling baik untuk datang ke tempat ibadah.
Kala itu (jika diijinkan mengenang), semangatnya luar biasa. Kebersamaan di jalan menjadi hal yang dirindukan. Jarak yang cukup jauh, jalan yang berbatu, panas terik matahari: tidak pernah dikeluhkan.
Disandingkan dengan hari ini, ketika setiap rumah telah tersedia kendaraan, jalan yang lebih halus, bahkan transportasi umum tinggal menggerakkan jari; rasanya butuh perjuangan besar untuk datang ke rumah ibadah. Tidak mengherankan jika kerasnya kehidupan gampang sekali menumbangkan seseorang.
Cukup dengan sedikit masalah, seseorang meraung sejadi-jadinya dan kehilangan arah kehidupan. Tidak bisa dihindari bahwa telah tercipta budaya baru sebagai efek samping kemajuan teknologi.
Ketika segala hal dapat dilakukan secara cepat, efektif dan efisien, tanpa sadar relasi dengan Tuhan mulai tergeser. Lebih tertarik untuk klik aplikasi media sosial dibandingkan dengan aplikasi Alkitab.
Berbeda dengan Daud, saat diperdengarkan ajakan untuk datang ke Rumah TUHAN, ia bersukacita. Apakah Daud tidak berhadapan dengan pergumulan hidup? Ia pasti tidak jauh beda dengan kita hari ini; pergumulan pasti ada setiap hari. Ia memang tidak berhadapan dengan media sosial seperti kita hari ini.
Meskipun demikian, ia pasti dihadapkan pada pilihan-pilihan lain yang setara kesenangan dan keasyikannya dengan media sosial hari ini.
Meskipun demikian ia memilih untuk bersukacita ketika diperdengarkan ajakan untuk datang ke Rumah TUHAN.
Apa rahasianya?
Jika akhirnya Daud bersukacita ketika diperdengarkan ajakan ke Rumah TUHAN, itu adalah akumulasi kebiasaan yang menciptakan budaya dan paradigma bahwa hubungan dengan Tuhan itu dasar dari segala hal.
Dalam hal ini Daud sadar akan ketidakberdayaannya yang menjadi seorang raja, harus bijaksana dalam mengambil keputusan. Datang ke Rumah TUHAN menjadi ritual sebagai penanda yang kelihatan bahwa kebijaksanaan yang dilakukannya dalam memimpin, bersumber dari Tuhan.
Tidak masalah pergumulan apapun yang sedang dihadapi, selama tetap mengandalkan Tuhan maka semua akan baik-baik saja.
Selayaknya syair yang dibuat Daud menjadi pengingat bagi kita hari ini. Tidak seharusnya kita larut dalam eforia kemajuan teknologi, sehingga hanyut dalam paradigma yang menyimpang. Semaju apapun teknologi yang kita buat, semuanya tetap dibawah kendali dan kuasa kita manusia yang menciptakannya
. Dunia akan terus menawarkan keindahan dengan segala gemerlap yang memanjakan mata untuk melihat, menghanyutkan rasa puas telinga untuk mendengar, bahkan menawarkan hiburan yang menjadi candu yang memabukkan. Ibadah, membaca Alkitab, berdoa: akan terlihat kuno dan ketinggalan zaman!
Faktanya, apa yang kita pikir akan memberikan penghiburan, akhirnya hanya menjadi seperti uap yang sesaat terlihat lalu lenyap tanpa jejak.
Sudah seharusnya setiap kita sadar, bahwa TUHAN berjalan bersama kita dalam menjalani hari-hari kita di bumi. Dia adalah Bapa yang terus menggandeng tangan kita dalam perjalanan.
Sesekali kita seperti anak kecil yang melepaskan pegangan Bapa untuk berlari menjauh; jangan sampai situasi ini menjadi kesempatan bagi Iblis untuk membuat kita semakin jauh dari Bapa!
Berpalinglah kembali kepada-Nya dan pegang tangan-Nya. Bersukacitalah ketika diperdengarkan, 'Mari datang ke Rumah TUHAN.' Amin
Renungan Kristen oleh Pdt Feri Nugroho, GKSBS Siloam Palembang
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.