Iuran Dana Pariwisata

Membebani Masyarakat, Asita Jambi Jambi Keberatan Iuran Dana Pariwisata Dibebankan ke Tiket Pesawat

Asita Jambi keberatan wacana pemerintah menarik iuran dana pariwisata dari setiap penjualan tiket pesawat.

Penulis: M Yon Rinaldi | Editor: Suang Sitanggang
Tribunjambi.com/M Yon Rinaldi
Pintu keberangkatan Bandara Sultan Thaha Jambi 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (Asita) Jambi keberatan wacana pemerintah menarik iuran dana pariwisata dari setiap penjualan tiket pesawat.

Ade, Ketua Asita Jambi mengatakan, kebijakan itu direalisasikan, akan membebankan masyakat.

Terlebih lagi dari sisi pengusaha bidang pariwisata, bisnisnya bakal ikut terguncang.

"Dengan iuran dana pariwisata tidak masuk ke tiket pesawat saja harganya sudah cukup tinggi, apalagi kalau masuk ke tiket," katanya, Sabtu (27/4/2024).

Dia mengatakan bisnis pariwisata ini sangat tergantung dari minat dan daya beli masyakarat.

"Kalau harga tiket tinggi, tentu pembelian masyarakat berkurang. untuk itu kami sangat menentang wacana tersebut," tegasnya.

Menurut Ade potensi pariwisata Indonesia ini sangat besar mulai dari alam, budaya, hingga kultur masyarakat.

Banyak yang kini semakin kreatif menyuguhkan keunikan daerahnya masing-masing.

Namun saat ini harga tiket pesawat cukup tinggi, sehingga banyak yang mengurangi frekuensi berwisata ke dalam negeri.

Justru yang berwisata ke luar negeri semakin hari makin banyak.

"Masa iya orang Indonesia jalan-jalan keluar negeri sedangkan semua ada di Indonesia. Ini karena harga tiket yang tinggi," ungkapnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, Indonesia negara kepulauan. Maka transportasi udara menjadi sesuatu yang sangat efisien.

Transportasi udara lebih memungkinkan untuk meningkatkan pertumbuhan wisata.

Namun jika harga tiket tinggi akan sangat berpengaruh sekali.

"Kalau harga tiket tinggi tentu minat wisatawan berkurang," pungkasnya.

Terpisah, EGM Bandara Sultan Thaha Jambi, Siswanto, saat dihubungi Tribun mengatakan pihaknya belum menerima instruksi atau arahan tentang adanya penambahan harga tiket dengan memasukkan iuran pariwisata.

"Sampai saat ini kita masih belum mendapatkan arahan resmi dari pusat menangani hal tersebut," ujarnya

Lebih lanjut, ia mengatakan informasi tersebut malah ia ketahui dari pemberitaan media yang masif.

Siswanto menganggap hal itu baru berupa wacana yang dilontarkan pemerintah untuk meningkatkan pariwisata, belum menjadi sebuah keputusan.

Hal ini menurutnya untuk meningkatkan pariwisata banyak hal yang menjadi pertimbangan termasuk harga tiket pesawat.

"Kalau harga tiket pesawat naik, kita juga was-was, khawatir penerbangan akan terdampak," pungkasnya.

(Tribunjambi.com/M Yon Rinaldi)

Baca juga: Bandara STS Jambi Belum Dapat Informasi Mengenai Iuran Dana Pariwisata

Baca juga: Air Terjun Telago Jando, Destinasi Wisata Favorit di Kabupaten Bungo

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved