Renungan Kristen

Renungan Harian Kristen 29 Maret 2024 - Mati untuk Menyelesaikan Persoalan Dosa

Bacaan ayat: Matius 27:46, 50 (TB) Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku,

Editor: Suci Rahayu PK
Ist
Ilustrasi Yesus memikul salib 

Renungan Harian Kristen 29 Maret 2024 - Mati untuk Menyelesaikan Persoalan Dosa

Bacaan ayat: Matius 27:46, 50 (TB) Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?
Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.

Oleh Pdt Feri Nugroho

Mengapa Yesus harus mati? Jika itu terkait dengan karya penyelamatan Allah, tidak adakah cara lain untuk menyelamatkan? Misalnya, yang paling masuk akal, mengampuni saja manusia. Beres sudah!

Sebelum memberikan jawab terhadap pertanyaan tersebut, kita perlu paham, motif di balik pertanyaan tersebut.

Pertama, mati itu tidak baik. Manusia sudah biasa berjuang untuk bertahan hidup; maka menjadi wajar jika terkait dengan kematian, maka akan dinilai gagal dan tidak masuk akal. Kedua, paham tentang kasih Allah begitu dominan, sehingga cukuplah jika mengampuni berdasarkan kasih maka segalanya beres dan selesai.

Tidak perlu direpotkan dengan penderitaan dan ide tentang mati di kayu salib yang justru merepotkan dalam memberikan penjelasan.

Terhadap dua keberatan tersebut, dapat dijawab sebagai berikut: pertama, benar bahwa mati itu tidak baik, sebab kematian itu terjadi ketika manusia jatuh dalam dosa dengan memberontak dan hidup tidak taat kepada Allah. Itu sebabnya, jalan untuk bebas dari dosa adalah dengan mati

. Dengan mati seseorang akan bebas dari dosa! Itu sebabnya, untuk bebas dari dosa dan kembali memperoleh kehidupan, perlu pihak lain yang mati dan bangkit, agar hukuman dosa dibereskan dan mendapatkan kesempatan untuk hidup kembali. Kedua, Allah adalah kasih; ini juga benar

. Persoalannya, kasih Allah tidak bisa dipisahkan dari keadilan-Nya. Allah itu kasih, sekaligus adil.

Dan dalam keadilan-Nya, maka yang berdosa harus menerima hukuman yaitu kematian. Ketika manusia tidak mampu menanggung hukuman tersebut, maka Allah menyediakan jalan melalui korban pengganti yaitu Yesus demi mewujudkan kasih sekaligua keadilan-Nya dinyatakan.

Dosa itu persoalan paling serius di bumi. Dosa membuat rancangan baik Allah menyimpang. Dosa merusak kehidupan sehingga ada kematian. Dosa mempunyai konsekuensi yang berat yaitu ditinggalkan oleh Allah sebagai sumber kehidupan.

Itu sebabnya teriakan Yesus di katu salib m njadi bisa dipahami; "Eli, Eli, lama sabakhtani?"

Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? Berdosa itu membuat i Allah berpaling. Ia meninggalkan! Allah membenci dosa sehingga Ia berpaling dan pergi meninggalkan!

Yesus sebagai kurban pengganti manusia berdosa, maka Allah juga meninggakan. Ia mati sebagai gantinya kita manusia yang berdosa.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved