Renungan Kristen

Renungan Harian Kristen 27 Maret 2024 - Berseru Dalam Pengharapan

Bacaan ayat: Lukas 17:12-13 (TB) Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh dan berteri

Editor: Suci Rahayu PK
Instagram Inspirasi Alkitab
Ilustrasi berdoa 

Renungan Harian Kristen 27 Maret 2024 - Berseru Dalam Pengharapan

Bacaan ayat: Lukas 17:12-13 (TB) Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh dan berteriak: "Yesus, Guru, kasihanilah kami!"

Oleh Pdt Feri Nugroho

Apa yang masih bisa diharapkan ketika seorang imam menyatakan, "Anda terkena kusta!" Seakan tersambar petir di siang bolong: tanpa terduga, tanpa disangka! Dalam sekejap, langit terasa runtuh menimpa.

Segalanya menjadi gelap, tidak tahu lagi harus berbuat apa-apa.

Keluarga menjauh, meskipun dalam linangan air mata. Kerabat menjaga jarak, para sahabat kasak kusuk, apalagi mereka yang hanya sekilas pandang mengenal: spontan mereka akan membuat kesepekatan untuk mengirim para kusta ke tempat pengasingan, yaitu luar kota! Lengkap sudah penderitaan yang harus dialami.

Tubuh perlahan melemah. Bisa terjadi, tanpa terasa bagian tubuh tertentu, terutama jemari, lepas satu demi satu tanpa terasa. Secara sosial menjadi terasing. Jangankan untuk menyapa, setiap kali lewat di keramaian harus berseru, "Kusta, kusta kusta!"

Dan semua orang akan menyingkir memberi jalan. Mungkin ini satu-satunya keuntungan, tidak perlu bersusah payah menyibak keramaian dan berdesakan saat ingin pergi ke suatu tempat. Meskipun demikian, ada banyak tempat yang tidak boleh didatangi: paling utama Bait Allah.

Para kusta akan dianggap terkutuk bagi Allah.

Masihkah ada pengharapan? Jika hari itu mereka berani berseru, "Yesus, Guru, kasihanilah kami!" Ini menjadi secuil harapan! Yach, hanya secuil, tidak lebih dan tidak kurang.

Berita tentang Yesus yang bisa menyembuhkan tentu telah mereka dengar. Rumor menyebutkan bahwa Yesus adalah Guru yang peduli. Itu sebabnya mereka memberanikan diri untuk berseru dari kejauhan. Paling tidak mereka telah berupaya untuk sekedar mendapatkan belas kasihan.

Sembuh? Ach, rasanya terlalu tinggi ekspektasi tersebut!

Cukuplah jika Yesus peduli, apapun bentuknya. Mungkin melempar roti untuk bertahan satu hari lagi.

Itu cukup, dari pada harus kelaparan. Atau sekedar merespon seruan mereka dengan sapaan lembut yang menghargai. Tapi, mungkinkah? Yesus adalah Guru yang dihormati orang banyak, sementara para kusta adalah orang terhina dalam kondisi tidak tahir.

Jika diantara kita ada yang merasa menderita melebihi penderitaan para kusta, coba baca bagian Alkitab ini dalam keheningan dan keteduhan.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved