Pasca Kasus Pembunuhan Santri di Tebo, Gubernur Jambi Minta Ada Guru BK di Setiap Ponpes

Gubernur Jambi, Al Haris menanggapi soal kasus kematian santri bernama Airul Harahap (13) oleh kedua seniornya AR (15) dan RD (14). 

Penulis: Hasbi Sabirin | Editor: Teguh Suprayitno
A Musawira/Tribunjambi.com
Gubernur Jambi Al Haris 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Gubernur Jambi, Al Haris menanggapi soal kasus kematian santri bernama Airul Harahap (13) oleh kedua seniornya AR (15) dan RD (14). 

Al Haris tak menyangka kejadian kriminalitas seperti itu terjadi didalam lingkup pondok pesantren.

"Jadi untuk kasus santri ini kan sekarang sudah ditangani pihak kepolisian, dan sudah ada tersangkanya. Kita perihatin melihat ada santri yang tega menghabisi nyawa temannya sendiri dan ini yang mesti kita ubah lagi segera sistem pendidikan santri di Ponpes di Jambi ini," kata Al Haris, Minggu (24/3/2024).

Dalam keterangan polisi, Airul Harahap (13) tewas ditangan kedua seniornya di loteng asrama Ponpes Raudhatul Mujawwidin pada 14 November 2023 lalu. Airul tewas dianiaya dengan cara dipukul menggunakan kayu hingga tewas.

Belakangan diketahui, tewasnya Airul itu akibat persoalan hutang piutang sebesar Rp10 ribu antara pelaku dan korban. 

Kedua pelaku sempat merekayasa kematian Airul seolah tersengat listrik hingga akhirnya terbongkar karena dipukul.

Mengenai hal ini, Al Haris yang merupakan Gubernur Jambi tak menyangka kematian santri tersebut diatur secara sistematis seperti itu. 

Bahkan Al Haris kini akan berkoordinasi dengan pihak Kemenag agar Ponpes se Provinsi Jambi harus ada guru Psikologis demi mengatur kelakuan santri agar tak melampaui batas perilaku.

"Ini yang harus kita ubah lagi, jika Ponpes sudah besar ini yang akan kita minta agar setiap Ponpes ada guru psikologisnya. Ini untuk semua Ponpes saya kira. Jika kalau di SMA-SMK ada guru BK (bimbingan konseling) di pesantren harus ada guru khusus psikologi, ini yang akan saya minta secepatnya," ujar Al Haris 

Haris menilai guru psikolog itu penting di Ponpes lantaran selain belajar soal akhlak dan agama, adanya guru soal kejiwaan dan mental anak juga penting. 

Ini bertujuan agar perilaku anak bisa dibaca karena Ponpes itu anak-anak yang menempuh pendidikan disana jauh terhadap orang tua dan keluarga.

"Ini kan bisa terlihat perilaku anak-anak kita, jika sudah mentalnya berubah, lalu sifatnya berubah. Ini kan penting adanya guru psikolog. Dan ini yang harus kita bawa ke semua Pondok Pesantren," ucap Al Haris.

"Saya harus pastikan ini agar kedepan setiap Ponpes di Jambi harus ada guru psikolog khusus. Ini harus segera ditindaklanjuti," lanjut dia 

Selaku gubernur, Al Haris nantinya akan secepatnya berbicara dengan Kemenag Jambi dan jika bisa Kemenag RI untuk membahas soal adanya tambahan pendidikan kejiwaan atau tenaga pendidik soal psikolog agar tidak ada lagi kejadian-kejadian tewasnya santri di Ponpes Jambi.

"Ini akan kita bicarakan lagi secepatnya mengenai hal ini, adanya guru Psikologis," pungkasnya.

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved