Renungan Kristen
Renungan Harian Kristen 13 Maret 2024 - Mengikut Yesus, Pilihanku!
Bacaan ayat: Markus 8:31 (TB) Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak
Renungan Harian Kristen 13 Maret 2024 - Mengikut Yesus, Pilihanku!
Bacaan ayat: Markus 8:31 (TB) Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari.
Oleh Pdt Feri Nugroho
Rabu 14 Februari 2024, menjadi hari bersejarah bagi Bangsa Indonesia. Pada hari tersebut pesta demokrasi diwujudkan.
Pilihan sistem demokrasi mengharuskan rakyat terlibat langsung dalam memilih pemimpinnya, dalam hal ini para wakilnya yang duduk sebagai pemimpin untuk mengambil kebijakan dan keputusan bangsa.
Dalam sistem demokrasi, motif utamanya untuk menemukan kehendak Tuhan; dengan asumsi bahwa suara terbanyak diyakini sebagai suara Tuhan.
Sayangnya, motif awal yang mulia ini seiring waktu telah mengalami penyimpangan ketika istilah yang dipakai adalah 'menang atau kalah'. Sadar atau tidak, terminologi 'menang kalah' telah menjadikan pesta demokrasi menjadi medan perang untuk saling menjatuhkan dan mengintimidasi.
Akibatnya, pesta yang seharusnya berakhir dengan sukacita, justru menyisakan hati yang terluka. Berbangga bagi yang menang dan terpuruk bagi yang kalah.
Ketika Yesus mengajarkan bahwa, 'Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari.', bagi Petrus ini sebuah kekalahan.
Belum lama berselang ia menjawab pertanyaan Yesus dengan meyakinkan, "Engkau adalah Mesias!", dan berekspektasi bahwa Yesus akan tampil sebagai Raja, Pahlawan gagah perkasa, memimpin pemberontakan Romawi yang sedang berkuasa; bagaimana mungkin tiba-tiba Yesus, Sang Anak Manusia, justru harus mengalami kekalahan. Ini parah! Jika yang akan diikuti saja mengalami kekalahan, lalu bagaimana masa depan para pengikutnya?
Inilah yang membuat Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor-Nya. Petrus tidak mau pernyataan kekalahan yang diajarkan Yesus akan mempengaruhi orang banyak yang datang berbondong-bondong, dan satu demi satu pergi meninggalkan-Nya.
Sebagai murid, ia tidak rela jika gurunya kehilangan pengikut. Itu memalukan!
Bukannya setuju dengan tindakan Petrus, Yesus justru marah kepada Petrus, "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."
Dapat dibayangkan, betapa keras respon Yesus terhadap tegoran Petrus; sampai-sampai Yesus menyebutnya sebagai Iblis!
Betapa seriusnya Yesus dengan pokok ajaran ini. Ia justru menjadikan situasi tersebut sebagai kesempatan untuk mengajarkan, "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku."
CEK FAKTA! Benarkah eks Barcelona Dani Alves Meninggal di Penjara? |
![]() |
---|
Desa Sukomulyo, Pemenang Desa BRILiaN Kategori Pengembangan Wirausaha Terbaik |
![]() |
---|
KPU Sarolangun Kembali Diprotes Partai Gerindra Soal Perbedaan Suara untuk DPR RI |
![]() |
---|
Pochettino Nyatakan Pemain Chelsea Pantas Dapat Pujian usai Kalahkan Newcastle 3-2 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.