Reshuffle Kabinet Jokowi
Pengamat Soal AHY Masuk Kabinet: Jokowi Butuh Demokrat agar Dapat Selesaikan Jabatan dengan Mulus
Pengamat politik menilai masuknya Agus Harimurti Yudhoyono ke Kabinet Indonesia Maju karena Presiden Jokowi butuhkan Partai Demokrat di akhir jabatan.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
TRIBUNJAMBI.COM - Pengamat politik menilai masuknya Agus Harimurti Yudhoyono ke Kabinet Indonesia Maju (KIM) karena Presiden Jokowi membutuhkan Partai Demokrat di akhir masa jabatannya.
Sehingga Jokowi dalam mengakhiri masa jabatannya dengan mulus atau soft landing.
Penilaian itu disampaikan Ahmad Khoirul Umam, Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic).
Menurutnya, Presiden Jokowi membutuhkan Partai Demokrat agar dapat menyelesaikan pemerintahan dengan mulus atau soft landing.
Kata Ahmad Khoirul Umam, alasan itu yang membuat Jokowi akhirnya memasukkan AHY ke dalam kabinet meski Demokrat 9 tahun berada di luar pemerintah.
"Keuntungan untuk Jokowi dengan memasukkan AHY adalah, bisa memastikan Demokrat ikut bekerja optimal untuk menjamin Jokowi bisa soft-landing di akhir pemerintahannya," kata Umam kepada Kompas.com, Rabu (21/2/2024).
Umam mengatakan, kehadiran Partai Demokrat dapat memproteksi Jokowi terhadap potensi turbulensi di akhir masa kepemimpinannya, termasuk wacana hak angket mengusut dugaan kecurangan Pilpres 2024.
"Terutama jika akhirnya PDI Perjuangan mulai menyalakan mesin politik bercorak oposisi ke depan," ujar dia.
Pengamat politik, Adi Prayitno menganggap pelantikan AHY sebagai menteri menjadi hadiah lantaran memutuskan masuk ke dalam gerbong pendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, pada Pilpres 2024.
Baca juga: Pengamat Politik Sebut AHY Masuk Kabinet Lantaran Jokowi Butuh Demokrat Agar Akhir yang Soft Landing
Baca juga: Jawa Timur Diguncang Gempa Hari Ini, Kamis 22 Februari 2024, Bermagnitudo 5.4, Ini Kata BPBD
Baca juga: Politikus Gerindra Sebut Pemilu 2024 Jauh Lebih Baik, Politisi PDIP: Paling Berengsek dalam Sejarah
Sebelum bergabung ke Koalisi Indonesia Maju, Partai Demokrat diketahui berkoalisi dengan Partai Nasdem, PKB, hingga PKS untuk mengusung Anies Baswedan.
Partai berlambang bintang mercy lalu memutuskan keluar usai Anies mendeklarasikan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar menjadi calon wakil presiden.
Saat ini, hubungan Jokowi dengan Prabowo disebut makin lekat usai putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, disanding menjadi cawapres Prabowo.
"Mungkin juga ini semacam ‘reward’ (hadiah) kepada Partai Demokrat dan AHY yang telah memberikan dukungan politik pada Prabowo-Gibran di Pilpres 2024 ini. Apapun judulnya paslon nomor 2 adalah jagoan Jokowi," kata Adi Prayitno, Rabu.
Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) ini mengatakan, pelantikan AHY merupakan wujud politik rekonsiliasi antara Presiden Jokowi dan Partai Demokrat.
Apalagi, Partai Demokrat selama sembilan tahun terakhir merupakan oposisi pemerintahan Jokowi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.