Pemilu 2024
Penjelasan KPU Soal Penyebab Kotak Suara di Papua Tengah Dirusak dan Dibakar Massa
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Papua Tengah menjelaskan penyebab massa rusak dan bakar kota suara di Papua pada Senin (12/2/2024).
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
TRIBUNJAMBI.COM - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Papua Tengah menjelaskan penyebab massa rusak dan bakar kota suara di Papua pada Senin (12/2/2024).
KPU menyebutkan bahwa aksi perusakan dan pembakaran yang terjadi di Kabupaten Paniai itu karena kesalahpahaman.
Ditegaskan bahwa tidak ada kekurangan logistik saat pendistribusian di Papua Tengah, termasuk di Paniai.
KPU Papua Tengah sendiri menggelar konferensi pers usai beredar video massa membongkar dan membakar kotak suara di Distrik Kebo, Paniai.
Massa menganggap ada indikasi kecurangan karena logistik Pemilu 2024 yang didistribusikan disebut tidak memuat formulir C-Hasil.
Ketua KPU Papua Tengah Jenifer Tabuni mengaku logistik Pemilu 2024 yang didistribusikan di provinsi dimekarkan pada 2022 lalu itu lengkap.
Dia menyebut massa termakan isu hilangnya formulir C-Hasil.
Baca juga: Anggota KPPS di Fakfak Kompak Pakai Baju Pink, Pemilu 2024 Bertepatan dengan Valentine Day
Baca juga: Jelang Hari H Pemilu 2024, PLN Siagakan Kelistrikan Nasional, Dari Sabang Sampai Merauke
Baca juga: 5 Kotak Suara Rusak, KPU Tebo Pastikan Sudah Diganti
”Kami pastikan semuanya lengkap di dalam kotak suara. Selain itu, massa juga termakan isu, jika formulir C-Hasil adalah palsu karena tidak memiliki hologram seperti di 2014 dan 2019."
"Padahal, untuk Pemilu 2024 ini tidak lagi berhologram, tetapi menggunakan barcode,” kata Jenifer dalam konferensi pers di Nabire, Selasa (13/2/2024).
Massa diketahui menyebut formulir C-Hasil dibawa lari para panitia pemungutan distrik dan anggota partai politik saat pembakaran terjadi.
Aksi pembongkaran kotak suara juga diduga terjadi di Distrik Yagai, Muye, dan Aweida.
Anggota KPU Papua Tengah, Octovianus Takimai menyebut keselahapahaman tersebut disinyalir disebarkan oleh pihak tertentu.
Dia menyebut ada provokator yang diduga menghambat penyelenggaraan pemilu di Papua Tengah.
Octovianus juga mengaku menyayangkan panitia penyelenggara pemilu di tingkat distrik yang dinilainya gagal memberi edukasi.
Baca juga: 349 Personel Polres Tebo dan 114 BKO Polda Jambi dan Brimob Dikerahkan Amankan Pemilu 2024
Dia menduga panitia tidak memahami utuh sejumlah perubahan teknis terkait logistik Pemilu 2024.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.