Profil dan Biodata Fahri Hamzah, Jubir TKN Prabowo-Gibran Kritik Komunikasi Politik Ganjar dan Anies

TRIBUNJAMBI.COM - Berikut profil dan biodata juru bicara TKN Prabowo-Gibran, Fahri Hamzah yang mengkritik gaya komunikasi politik Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan jelang Pilpres 2024.

Dia menyebutkan bahwa pihak Anies dan Ganjar yang menjalin komunikasi karena emosi.

Wakil Ketua Partai Gelora itu juga menyebutkan bahwa antara keduanya tidak berniat menjadi presiden dan memimpin Indonesia.

Hal itu kata Fahri Hamzah justru berbanding terbalik dengan jagoannya, Prabowo-Gibran.

Dia menegaskan bahwa Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka punya agenda nasional.
Dia menegaskan bahwa pihaknya sudah punya niat kuat dari awal untuk mempersatukan dan merekonsiliasikan bangsa ini dari Pemilu sebelumnya.

Lalu seperti apa profil dan biodata Fahri Hamzah.

Dia memiliki nama lengkap H Fahri Hamzah SE.

Fahri Hamzah meruoakan kelahiran 10 November 1971 adalah seorang politikus Indonesia dari Nusa Tenggara Barat.

Selama karirnya di dunia politik, dia pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI pada periode 2014–2019.

Baca juga: Fahri Hamzah Kritik Gaya Komunikasi Kubu Ganjar dan Anies: Tidak Punya Niat dari Awal Jadi Presiden

Baca juga: Gibran Diyakini Siap Hadapi Debat Cawapres Jelang Pilpres 2024, TKN Prabowo-Gibran: Let Him Cook!

Baca juga: Anita Yasmin Pimpin Rapat Paripurna DPRD Batanghari Soal Persetujuan Hibah Barang Milik Daerah

Kehidupan awal

Fahri tercatat pernah menempuh pendidikan di Fakultas Pertanian Universitas Mataram pada tahun 1990 hingga 1992.

Dia tidak melanjutkan kuliahnya di Unram dan memilih masuk Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada tahun 1992.

Di UI-lah kegiatan aktivisnya berkembang.

Fahri Hamzah menjadi ketua umum Forum Studi Islam di fakultasnya, dan juga tercatat pernah menjadi ketua departemen penelitian dan pengembangan di senat mahasiswa universitas periode 1996–97.

Seiring bergulirnya Reformasi pada 1998, Fahri Hamzah yang aktif di organisasi-organisasi mahasiswa Islam di Jakarta turut membidani kelahiran Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) di Malang, dan menjabat sebagai Ketua I pada periode 1998–1999.