LIPUTAN KHUSUS
Jambi Kurang Pos Tanggap Darurat, Walhi Perkirakan Banjir di Hilir DAS Batanghari Lebih Lama
Manajer Kajian dan Penguatan Informasi Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jambi, Dwi Nanto, mengatakan bencana hidrometeorologi, seperti banjir di hilir
Penulis: tribunjambi | Editor: Duanto AS
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Pos-pos tanggap darurat banjir di Provinsi Jambi dinilai masih kurang. Gerakan pemerintah untuk penanggulangan bencana banjir yang tengah terjadi di berbagai wilayah, perlu diperkuat.
Manajer Kajian dan Penguatan Informasi Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jambi, Dwi Nanto, mengatakan bencana hidrometeorologi, seperti banjir di hilir Sungai Batanghari yang terjadi saat ini akan berlangsung lebih lama jika dibandingkan dengan situasi banjir di wilayah tengah dan hulu Provinsi Jambi.
Maka dari itu perlu langkah antisipasi dan penanggulangan yang bagus.
Dia mengatakan peran pemerintah belum optimal, terutama sangat lemah dalam konteks pencegahan. Selain itu, penanggulangan juga belum maksimal.
"Sumber daya Provinsi Jambi masih banyak yang belum digerakan secara maksimal. Misalnya, di wilayah Kota Jambi perlu posko-posko tanggap darurat untuk persiapan banjir. Gerakan ini kurang maksimal," ujar Dwi, Senin (15/1).
Menurutnya, pola pengananan banjir masih seperti yang sudah-sudah, jika terjadi banjir baru bergerak. Padahal ahli sudah banyak mengingatkan tentang besarnya potensi banjir di wilayah hilir, khususnya Kota Jambi.
Penyebab lama dan luas
Dwi Nanto mengatakan bencana hidrometeorologi banjir di hilir Sungai Batanghari akan berlangsung lebih lama, jika dibandingkan dengan situasi banjir di wilayah tengah dan hulu.
"Jadi lebih lama dan luas. Hal tersebut dipengaruhi beberapa faktor," ujarnya.
Pertama, wilayah hilir adalah lintasan akhir dari aliaran Sungai Batanghari.
Kemudian, daerah ini bagian terendah jika dilihat dari seluruh topografi wilayah Provinsi Jambi.
Wilayah hilir merupakan pertemuan air laut yang menjadi tujuan akhir aliran air.
Situasi yang cukup tidak mendukung, karena dalam beberapa bulan ke depan laut akan terus mengalami peningkatan volume air juga.
Itu mengakibatkan rob/naiknya air laut ke daratan.
Peristiwa rob dan banjir dari darat, akan bertemu pada satu titik, tepatnya di wilayah hulu yang berdekatan dengan pesisir dengan durasi yang lebih lama.
Secara teori, banjir di sana lebih luas dan durasinya lebih lama.
Kalau dilihat dari situasi banjir di hulu dan wilayah tengah, Kota Jambi akan mendapatkan kiriman air yang lebih jika dibandingkan tahun sebelumnya.
Catatan Walhi Jambi, paling tidak lima tahun terakhir ini wilayah hulu Kerinci dan Sungaipenuh selalu mengalami banjir.
Fakta tersebut sudah lebih dari cukup membuktikan bahwa wilayah hulu yang seharusnya memiliki fungsi menyerap atau mengikat air, tidak bekerja dengan baik.
Apa akibatnya?
Wilayah tengah, Sarolangun, Tebo, Bungo dan Batanghari, akan mendapatkan limpahan air yang jumlahnya sulit diperkirakan. Jika wilayah hulu dan hilir sudah mengalami surplus air dan berakibat banjir, maka wilayah hilir seperti Tanjung Jabung Timur, Tanjung Jabung Barat, Muaro Jambi dan Kota Jambi akan mendapatkan tekanan air yang didorong dari wilayah hulu dan tengah.
Kota Jambi Siaga 2
Penjabat (Pj) Wali Kota Jambi, Sri Purwaningsih, mengatakan daerah yang terdampak banjir hingga Senin (14/1) bertambah.
"Hari ini sudah delapan kecamatan yang terdampak banjir," ungkapnya.
Pemkot Jambi sudah siap menanggulangi bencana banjir dan telah menyiapkan tim siaga banjir.
Semua sudah siap, mulai tenda hingga perahu karet.
"Logistik untuk masyarakat terdampak banjir juga sudah siap," timpalnya.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkartan) Kota Jambi, Mustari, mengatakan dua hari lalu ada enam kecamatan yang terdampak, kini menjadi delapan.
"Kini Danau Teluk, Pelayangan, Telanaipura, Danau Sipin, Pasar Jambi, Jelutung, Jambi Timur dan Paal Merah," ujarnya.
Sementara jumlah kelurahan yang terdampak sudah mencapai 18 kelurahan, naik dari hari sebelumnya yang 12 kelurahan.
Dia menuturkan ketinggian banjir yang dirasakan warga wilayah Jambi Timur sudah mencapai 150 Cm.
Sementara Kecamatan Alam Barajo, Kota Baru dan Jambi Selatan saat ini tidak terdampak dari meluapnya air Sungai Batanghari.
Namun jika terjadi hujan lebat dalam waktu yang lama, maka Kecamatan Alam Barajo dan Kota Baru juga akan terdampak banjir.
"Jadi kalau hujan lebat 3-4 jam, Alam Barajo dan Kota Baru akan terdampak banjir, tapi hanya sekadar lewat," ujarnya
Mustari mengatakan saat ini Kota Jambi berada dalam kondisi siaga 2 (dua), karena ketinggian air Sungai Batanghari sudah di angka 14,76 meter.
"Kalau sudah 15 meter, kita masuk siaga 1," ungkapnya.
Ratusan karamba hanyut
Akibat luapan air Sungai Batanghari, atusan karamba warga Desa Olak, Kecamatan Muara Bulian, Kabupaten Batanghari, hanyut terbawa arus.
Kepala Desa Olak, Muzakir, mengatakan karamba ikan hilang pada Kamis (11/1) malam. Warga baru menyadari karamba hilang saat malam hendak memanen ikan.
"Memang sudah masuk waktu panen. Jadi masyarakat sedih waktu tahu karambanya hilang," tuturnya, Senin (15/1).
Saat dihitung, Muzakir mengatakan ada 192 karamba warga yang hanyut. Jika dihitung, kerugian keseluruhan mencapai Rp4,5 miliar.
Karamba ikan yang hilang itu merupakan milik petani yang tergabung dalam kelompok. Padahal seluruh petani mengandalkan hidup dari karamba ikan tersebut.
Muzakir mengatakan pihaknya telah melakukan pendataan para petani ikan yang karambanya hilang.
"Kami sudah laporkan ke dinas, Bakeuda dan menyurati Pak Sekda. Kemarin beliau juga sudah turun," ujarnya.
Dia berharap Pemerintah Kabupaten Batanghari dapat memberikan bantuan kepada masyarakat yang karamba ikannya hilang.
"Kami berharap pemerintah dapat memberikan pemulihan kepada para petani-petani. Supaya petani-petani bisa mulai dari nol lagi," ujarnya.
Saat ini, tujuh dari delapan kecamatan yang ada di Kabupaten Batanghari terdampak banjir akibat luapan air Sungai Batanghari.
Jalur putus
Di Kabupaten Muarojambi, akses jalan menuju Desa Teluk Jambi dari Desa Dusun Mudo, Kecamatan Taman Rajo, putus.
Air luapan Sungai Batanghari menutup jalan dan merendam rumah. Akibatnya, akivitas dan perekonomian warga terdampak.
Ketinggian air di jalan mencapai paha orang dewasa. Warga yang melintas harus hati-hati.
Junaidi, warga Desa Sekumbung, mengatakan sepeda motor sudah tak bisa melintas. "Sudah banyak motor yang mogok ketika melintas disana," kata Junaidi.
Saat ini, warga tidak bisa keluar-masuk desa yang ada di ujung. Jika ingin masuk desa, mereka harus menyewa perahu warga. Tentunya warga harus mengeluarkan uang.
Kasi Pemerintahan Desa Dusun Mudo, Zulyani, mengatakan jalan akses utama warga Desa Dusun Mudo dan Desa Sekumbung yang terendam sekira 300 ratus meter.
Warga yang ingin ke Kota Jambi atau sebaliknya, harus melalui jalur sungai menggunakan perahu ketek yang berbiaya lebih besar.
Jambi-Pekanbaru 18-24 Jam
Waktu tempuh perjalanan Jambi-Pekanbaru dan arah sebaliknya menjadi semakin lama, bisa mencapai 18-24 jambi. Penambahan waktu itu imbas dari banjir beberapa titik di Provinsi Jambi, Senin (15/1).
Beberapa titik jalan lintas terendam banjir, di antaranya akses jalan menuju Linggau (Sumatra Selatan), Bengkulu dan Pekanbaru (Riau). Kondisi itu membuat pengguna jalan antar kabupaten dan antar provinsi harus mencari jalur lain yang lebih jauh.
Hamid, pengelola Travel PO Ratu Intan, mengatakan dampak banjir di beberapa wilayah turut dirasakan para sopir lintas provinsi, bukan hanya hanya travel saja.
"Kalau rute kita yang terdampak ini ada tiga, yakni tujuan Pekanbaru, Bengkulu dan Lubuk Linggau. Itu untuk rute dari Jambi. Kalau dari Palembang ada lagi rute yang terendam, seperti Sekayu dan Banyuasin," jelasnya.
Kondisi itu berdampak banyak bagi pengelola jasa travel. Jumlah keberangkatan berkurang, karena calon penumpang sudah memperkirakan bahwa jarak tempuh pasti akan lebih jauh dan ongkos juga bertambah.
"Kalau biasanya Jambi-Pekanbaru itu 12 jam, sekarang bisa 18 jam lebih, bahkan 24 jam kalau terjebak macet," tuturnya.
"Nah,kalau sekarang sudah pasti macet, karena akses yang dilalui hanya itu satu-satunya, karena kendaraan Pekanbaru dan Medan lewat situ semua, “ lanjutnya.
Hamid mengatakan untuk wilayah Jambi, titik rawan banjir ada di kawasan Tembesi, Mandiangin, Pauh Sarolangun dan sekitar Merangin.
"Cuma sekarang masih terbilang aman dan tidak macet, karena angkutan batu bara disetop. Asalkan sopir sabar tetap aman," tandasnya.
Tarif travel naik
Imbas jarak tempuh yang semakin jauh akibat banjir, maka biaya operasional untuk travel semakin tinggi. Artinya, tarif travel ikut naik.
Hamid mengatakan PO Ratu Intan terpaksa menaikkan tarif untuk rute tertentu untuk menutupi biaya operasional.
"Dengan kondisi seperti ini jelas berdampak juga pada besaran ongkos, terutama untuk rute Jambi-Pekanbaru naik dari biasanya Rp250 ribu menjadi Rp300 ribu per orang," ujarnya.
Kenaikan tarif mau tidak mau harus tetap dilakukan. Karena selain untuk menutupi biaya operasional juga sebagai solusi agar perjalanan tetap bisa dilanjutkan.
"Biasanya para calon penumpang sudah mengerti dan paham terkait kondisi ini, dan efeknya penumpang kita berkurang," jelasnya.
Puluhan ribu jiwa terdampak
Banjir menerjang beberapa kabupaten di wilayah barat Provinsi Jambi. Permukiman, persawahan, fasilitas umum dan pribadi terendam air.
Di Kabupaten Sarolangun, tebing sawah milik warga Desa Bukit Sulah, Kecamatan Batang Asai, Kabupaten Sarolangun, habis terkikis dan runtuh.
Persawahan warga yang awalnya luas, kini tinggal sedikit.
Ruslan, tokoh masyarakat Desa Bukit Sulah, mengatakan sawah warga telah hancur.
"Warga Desa Bukit Sulah merasa gelisah dan takut dengan kondisi ini sudah mengancam tebing rumah penduduk," kata Ruslan, Senin (15/1).
Dia mengatakan jarak Sungai Batang Asai dengan tebing yang ada rumah warga tinggal lima meter lagi. Dia berharap pemerintah bisa memberikan solusi.
Apalagi cuaca saat ini kerap mendung. Apabila hujan banjir datang lagi, maka persawahan akan habis dan perumahan warga terancam tebing yang runtuh.
"Karena bronjong penahanan tebing sawah itu tidak mampu lagi membendung derasnya arus Sungai Batang Asai ketika banjir," tutupnya.
Di Kabupaten Tebo, banjir terjadi akibat hujan deras pada Sabtu (13/1).
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bungo mencatat ada 14 kecamatan terdampak. Di antaranya Kecamatan Tanah Sepenggal, Tanah Sepenggal Lintas, Tanah Tumbuh, Bathin II Pelayang, Jujuhan, Jujuhan Ilir, Rantau Pandan, Bathin III Ulu, Muko-Muko Bathin VII, Pasar Muaro Bungo, Bathin III, Limbur Lubuk Mengkuang, Bungo Dani, dan Bathin II Babeko.
Kepala BPBD Bungo, Zainadi, mengatakan upaya penanggulangan bencana telah dilaksanakan. Bantuan seperti dapur umum, tenda darurat, dan bantuan makanan siap saji seperti mie instan, telur, serta kebutuhan balita telah disalurkan ke lokasi terdampak.
"Hingga saat ini, anggota kami bersama Polri, TNI, dan satgas tanggap darurat masih berjibaku di lapangan. Jumlah warga yang terdampak mencapai 5.898 KK atau 22.157 jiwa," ujarnya.
Air masih menggenangi ribuan rumah warga serta fasilitas sosial dan umum.
Warga yang terdampak, terpaksa mengungsi ke rumah keluarga yang dianggap lebih aman.
Banjir juga mengakibatkan beberapa fasilitas umum seperti sekolah dan rumah ibadah terdampak.
Zainadi mengatakan kondisi banjir saat ini sudah mulai surut. "Ya, kondisinya sudah berangsur surut. Kita imbau agar warga tetap waspada," pungkasnya. (wir/yon/uti/zak/usn/sbi/nik)
Baca juga: Pungli di Rutan KPK Rp6,1 Miliar, Dewan Pengawas akan Periksa 93 Pegawai
Baca juga: Ikan Tapah, dari Sungai hingga Jadi Batik, Bincang Bareng Iktiolog Unja, Dr Tedjo Sukmono
Baca juga: Banjir Besar Siklus 20 Tahunan Intai Kota Jambi, Kadis Damkartan: Lima Hari ke Depan
Warga 4 Daerah Tolak Pembangunan Stockpile Batu Bara PT SAS di Aur Duri Kota Jambi, Hanya Sejengkal |
![]() |
---|
Raffi Tak Jadi Operasi Plastik, Anak di Jambi Kena Stevens-Johnson Syndrome, Virus Tak Masuk Daging |
![]() |
---|
Ketua DPRD Kota Jambi Minta Wako Panggil Dokter Puskesmas dan Kadis, Anak Kena Sindrom Langka |
![]() |
---|
Ustaz Agus Nyaris Menangis Lihat Kondisi Anak di Jambi Kena Sindrom Langka Kulit Mengelupas |
![]() |
---|
Anak di Jambi Kena Sindrom Langka, Kulit Raffi Lepas Jika Tidur di Kasur, Terpaksa Alas Daun Pisang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.