WAWANCARA EKSKLUSIF
Ikan Tapah, dari Sungai hingga Jadi Batik, Bincang Bareng Iktiolog Unja, Dr Tedjo Sukmono
Ikan tapah atau Wallago, merupakan genus beberapa ikan berkumis (Siluriformes). Ikan berukuran besar yang bisa mencapai 1,5 meter ini merupakan
Penulis: tribunjambi | Editor: Duanto AS
SEBUAH video yang menunjukkan seorang nenek menangkap seekor ikan tapah berukuran besar viral di Instagram. Ikan itu terkait ke sampan yang ditumpangi sang nenek.
Ikan tapah atau Wallago, merupakan genus beberapa ikan berkumis (Siluriformes). Ikan berukuran besar yang bisa mencapai 1,5 meter ini merupakan pemakan daging (karnivora).
Ikan ini hidup di sungai-sungai Kalimantan, Sumatra termasuk Jambi. Ada juga di India, Bangladesh, Pakistan, Sri Lanka, Nepal, Afghanistan, Myanmar, Thailand, Vietnam, dan Kamboja. Namun di perairan Sungai Batanghari, keberadaan sungai ini mulai terancam punah habitatnya karena berbagai faktor.
Berikut perbincangan Tribun Jambi dengan iktiolog atau ahli ikan dari Universitas Jambi, Dr Tedjo Sukmono.
Apakah benar ikan yang viral di tangkap seorang nenek tersebut benar merupakan ikan tapah?
Jika dilihat dari ciri khasnya, benar memiliki kesamaan dengan jenis ikan tapah, dari bentuk dan corak pada bagian badan ikan.
Kalau dilihat dari ukuran yang jumbo, seberapa besar kemampuan tumbuh dari ikan tapah ini, Pak?
Ikan tapah memang menjadi salah satu ikan raksasa (besar) yang ada di Indonesia. Di Jambi sendiri rekor yang pernah tercatat atau terukur itu mencapai 105 Kg dan sudah cukup lama sekali. Di mana ikan tersebut ditemukan di kawasan Batang Tembesi, Kabupaten Batanghari.
Untuk spesies kecilnya, ikan ini memiliki kesamaan dengan ikan lais, hanya saja ikan tapah ini merupakan spesies yang dapat tumbuh besar dengan panjang bisa mencapai 1,5 meter. Di mana Sungai Batanghari menjadi salah satu habitat alami dari ikan raksasa tersebut.
Ada yang menyebut bahwa ikan tapah ini merupakan pemakan segala?
Dalam ilmu biologi itu ada yang namanya ikan karnivora atau omnivora. Nah, karena ikan tapah ini merupakan ikan besar, biasanya dia makan apa yang ada di sekitarnya, seperti ikan ikan kecil, udang dan ikan ikan di sekitarnya.
Dengan kondisi air Sungai Batanghari saat ini, dengan keberadaan ikan tapah sendiri saat ini bagaimana, apakah bisa terancam punah?
Ikan tapah ini sebenarnya bisa menjadi kebanggaan Jambi, di beberapa daerah di Jambi juga menjadikan ikan tapah sebagai ikon mereka, sebut saja Batanghari.
Nah untuk ikan tapah sendiri saat ini belum masuk kategori terancam punah, dan juga belum masuk kategori hewan dilindungi. Meskipun jumlahnya saat ini terus terbatas ditambah dengan kondisi habitat sungainya dalam kondisi tidak baik baik saja.
Data mencatat, lima tahun belakang di Jambi masih banyak dijumpai ikan ikan besar rata rata 30-90 Kg per ekor. Yang lumrah ditemukan atau tertangkap para nelayan lokal.
Apakah ikan tapah ini bisa dibudidayakan seperti ikan ikan pada umumnya?
Pada dasarnya semua ikan dapat dibudidayakan dengan teknologi yang ada saat ini, tergantung mana yang menjadi prioritas.
Selama penelitian, bapak, ada tidak orang yang melakukan budidaya ikan tapah itu sendiri?
Sejauh ini belum ada.
Tadi Bapak singgung ikan tapah menjadi ikon dan juga motif batik menjadi simbol budaya juga. Dari kacamata keilmuan, fenomena itu bagaimana?
Kalau dari keilmuan, kita memandang itu sebuah kajian ilmu sains, dan itu menunjukan bahwa masyarakat sekitar mengenal dengan baik ikan tapah tersebut. Dengan cara lain untuk melestarikan atau memperkenalkan ikan asli Jambi tersebut.
Di Jambi sendiri sejatinya tidak hanya ikan tapah saja yang dijadikan motif batik, ada seluan, botia, jelawat kalau kita lihat itu menjadi penanda atau maskot bahwa ikan ikan tersebut tinggal di daerah itu.
Saat ini, saya juga tengah melakukan penelitian terkait makanan berbahan dasar ikan, dan cukup banyak makanan yang berbahan dasar ikan mulai dari fermentasi, siap saji seperti pepes dan lainnya.
Apa yang membedakan jenis bahan makanan berbahan dasar ikan, baik dari wilayah uluan ataupun dari wilayah ilir?
Lain lubuk lain ikan. Kalau kita susuri dari hulu ke hilir, tentu memiliki perbedaan. Meskipun bahannya sama, namun namanya beda ataupun mungkin sebaliknya.
Di Provinsi Jambi terdapat beberapa atau belasan ikan endemik yang terancam punah, mungkin bisa dijelaskan, Pak?
Secara jejak digital, jika kita menunjukan sebuah foto ke warga lokal. Maka mereka mengatakan dulu pernah ada ikan ikan seperti itu. Dari situ juga bisa dikategorikan ikan ikan itu terancam punah ataupun mungkin sudah punah.
Saat ini juga beberapa ikan sudah dilindungi karena terancam punah tadi, satu diantaranya ikan belida yang jika kita melakukan jual beli makan dagingnya sudah tidak boleh lagi, termasuk arwana.
Apa faktor yang menyebabkan ikan ikan itu mulai sulit ditemukan atau hilang punah?
Beberapa teori mengatakan ada empat poin yang menjadi sebab. Penangkapan berlebihan, kerusakan habitat, pencemaran, alih fungsi lahan. Di mana dari empat poin tadi, di Jambi ada semua.
Berdasarkan data ikan Jambi ini dulunya ada sekitar 300 spesies, namun pada 2010 hanya tinggal 130-an, dan sekarang tinggal 100-an saja. Dalam artian terjadi penyusutan, sangat berkorelasi jika kita lihat dari awal mula munculnya pertambangan ilegal di Jambi.
Pada tahun 2022 saya bersama BRIN melakukan ekspedisi menyusuri Sungai Batanghari, terutama di kawasan genangan atau danau biasanya ikan berkumpul bermigrasi dari sungai. Momen banjir menjadi momen bagi ikan untuk bermigrasi dan berpindah untuk mencari tempat kehidupan yang baru.
Ikan tapah sendiri lebih cenderung migrasi jangka pendek, atau sungai air tawar yang memiliki lubuk yang dalam, menjadi habitat paling favorit bagi ikan tapah.
Di Jambi terdapat lubuk larangan. Seberapa efektif peran lubuk tersebut?
Dengan adanya sanksi atau aturan larangan mengambil ikan di lubuk tersebut, secara tidak langsung cukup efektif untuk menjaga atau melindungi ekosistem keberlangsungan ikan tadi. Dan itu juga nilai positif bagi masyarakat yang lebih menghargai hukum alam. (abdullah usman)
Baca juga: Viral, Nenek Nenek di Jambi Tangkap Ikan Tapah Ukuran Jumbo
Baca juga: Peluang RI Jadi Makin Besar Sebagai Pemasok Lobster, Ada Kekhawatiran Terhadap Pembudidaya Lokal
Saksi Kata, Anggota HMI Dikeroyok di UIN STS Jambi hingga Kepala Bocor |
![]() |
---|
Saksi Kata: Sesepuh Kenali Asam Atas Kota Jambi Siap Mati, Heran Zona Merah Pertamina |
![]() |
---|
SAKSI KATA Pasien Somasi RSUD Kota Jambi, Pengacara: Anak 4 Tahun Meninggal |
![]() |
---|
Juliana Wanita SAD Jambi Pertama yang Kuliah, Menyalakan Harapan dari Dalam Rimba |
![]() |
---|
SAKSI KATA: Pengakuan Rosdewi Ojol Jambi yang Akunnya Di-suspend karena Ribut vs Pelanggan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.