Pilpres 2024

Oknum TNI yang Diduga Aniaya Relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali Diperiksan Denpom Diponegoro

Oknum TNI yang diduga melakukan penganiayaan relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali diperiksan Denpom Diponegoro.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Kolase Tribun Jambi
Oknum TNI yang diduga melakukan penganiayaan relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali diperiksan Denpom Diponegoro. 

Kapuspen TNI, Brigjen Nugraha Gumilar, menyatakan oknum TNI yang terlibat pengeroyokan telah diamankan dan diperiksa di Denpom Solo.

TRIBUNJAMBI.COM - Oknum TNI yang diduga melakukan penganiayaan relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali diperiksan Denpom Diponegoro.

Aksi tak terpuji dari oknum anggotatersebut beredar di media sosial dan viral.

Video pengeroyokan yang dilakukan sejumlah anggota TNI itu terjadi di jalanan Boyolali, Jawa Tengah.

Para anggota TNI terlihat masuk ke tengah jalan dan memukuli pengendara sepeda motor yang menggunakan knalpot brong.

Pengendara sepeda motor terjatuh dan tak berdaya lantaran jumlah anggota TNI yang lebih banyak.

Video pengeroyokan tersebut dibagikan pengguna media sosial X, @YRadianto.

Pengunggah menarasikan pengendara sepeda motor yang menjadi korban pengeroyokan merupakan relawan calon presiden nomor urut tiga, Ganjar Pranowo.

Menanggapi kejadian ini, Kapuspen TNI, Brigjen Nugraha Gumilar, menyatakan oknum TNI yang terlibat pengeroyokan telah diamankan dan diperiksa di Denpom Solo.

Baca juga: Kronologi Relawan Ganjar-Mahfud Diduga Dihajar Oknum TNI di Boyolali

Baca juga: ST Buhanuddin Soal Kasus Jubir Timnas Amin: Tak Terkait Politik, Ini dari Luar, Bukan dari Kejaksaan

Baca juga: Gempa Terkini Minggu 31 Desember 2023 Guncang Papua, Bermagnitudo 6.5 di Kedalaman 10 Km

Ia belum dapat merinci kronologi pengeroyokan yang terjadi pada Sabtu (30/12/2023) siang.

"Oknum tersebut saat ini dalam proses pemeriksaan Denpom Surakarta."

"Untuk lebih jelas silakan langsung tanya ke Pendam IV Diponegoro," paparnya, Sabtu, dikutip dari TribunSolo.com.

Sementara itu, Kapendam IV Diponegoro, Kolonel Richard Harrison, mengatakan oknum TNI yang melakukan pengeroyokan berasal dari Kompi B Yonif Raider 408/Sbh.

Ia membenarkan korban pengeroyokan merupakan simpatisan PDIP yang sedang melakukan konvoi.

Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, pengeroyokan terjadi secara spontanitas karena para oknum TNI terganggu dengan suara knalpot simpatisan PDIP.

"Awalnya sekitar pukul 11.19 WIB beberapa anggota Kompi B yang sedang bermain bola voli, tiba-tiba mendengar suara bising rombongan sepeda motor knalpot brong yang oleh pengendaranya dimain-mainkan gasnya saat melintas di jalan Perintis Kemerdekaan Boyolali," ucapnya.

Para oknum TNI langsung keluar ke jalan raya dan menghentikan para pengendara sepeda motor yang memakai knalpot brong.

"Seketika itu beberapa anggota yang sedang bermain bola voli tersebut keluar gerbang dan saat itu dilihatnya rombongan pengendara sepeda motor kenalpot brong sudah berlalu melintas di depan Markas Kompi B," sambungnya.

Menurutnya, oknum TNI sempat menegur para simpatisan PDIP untuk taat berlalu lintas dan tidak memainkan gas.

Baca juga: Pinkan Mambo Panen Pujian karena Tak Malu Bantu Suami Jualan Singkong di Pasar: Salut Banget

Mereka merasa terganggu dengan suara bising para simpatisan PDIP.

"Selanjutnya terjadi cek-cok mulut hingga berujung terjadinya dugaan tindak penganiayaan oleh oknum anggota," imbuhnya.

Kolonel Richard Harrison memastikan oknum TNI yang terlibat pengeroyokan akan diproses hukum sebagaimana mestinya sesuai prosedur yang berlaku.

Pihak TNI juga bertanggung jawab membantu biaya pengobatan para korban yang kini dirawat di Rumah Sakit.

"Komitmen Pimpinan TNI/TNI AD untuk menegakkan aturan hukum yang berlaku, oleh karenanya siapapun nanti oknum anggota yang terbukti bersalah dalam kasus penganiayaan tersebut, tentu akan diambil langkah dan tindakan sesuai prosedur hukum secara profesional dan proporsional."

"Saat ini Denpom IV/4 Surakarta masih melakukan pemeriksaan terhadap beberapa anggota yang diduga mengetahui peristiwa dimaksud," pungkasnya.

Komentar PDIP

Adanya dugaan penganiayaan yang dilakukan oknum TNI kepada relawan Ganjar-Mahfud ditanggapi Sekjen PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto.

Hasto menyatakan rasa duka cita atas terjadinya kasus kekerasan itu.

Menurutnya bahwa peristiwa itu terjadi sebagai bentuk dari orang yang tidak bertanggungjawab.

"Menyampaikan suatu rasa duka cita yang mendalam mengingat mulai terjadi tindak kekerasan dari repdem saudara itu di Jogja itu menjadi korban dari berbagai bentuk kelompok yang tidak bertanggung jawab," kata Hasto Kristiyanto di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Sabtu (30/12/2023).

Hasto Kristiyanto mendesak agar kasus tersebut untuk diusut tuntas.

Baca juga: Kalahkan Sassuolo, Kualitas AC Milan tak Jauh Beda dengan Liverpool dan Leverkusen

Dia juga meminta oknum TNI yang diduga terlibat dalam aksi pengeroyokan tersebut diproses.

"Kami minta untuk seluruh aparat penegak hukum untuk tidak tebang pilih, dan mengusut tuntas. Karena pemilu ini harus damai, pemilu ini harus berjalan dengan aman," ungkapnya.

Kronologi Kejadian

Berikut kronologi oknum anggota TNI diduga menghajar rombongan PDI Perjuangan dalam relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali.

Relawan tersebut saat itu melakukan serangkaian kegiatan dalam Pilpres 2024 mendatang.

Adapun penganiayaan itu diduga dilakukan oleh sejumlah oknum dari Kompi B Yonif Raider 408/Sbh itu.

Kejadian itu terjadi pada dilakukan pada Sabtu (30/12/2023).

Berikut kronologi kejadian menurut Kapendam IV Diponegoro, Kolonel Richard Harrison.

Berikut fakta-faktanya:

1. Berawal dari Salah Paham

Kolonel Richard menyebut, berdasarkan informasi sementara yang diterima, peristiwa yang terjadi di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kabupaten Boyolali itu terjadi secara spontan karena adanya kesalahpahaman antara kedua belah pihak.

Dia kemudian menjelaskan kronologi kejadiannya.

"Awalnya sekira pukul 11.19 WIB beberapa anggota Kompi B yang sedang bermain bola voli, tiba-tiba mendengar suara bising rombongan sepeda motor knalpot brong yang oleh pengendaranya dimain-mainkan gasnya saat melintas di jalan Perintis Kemerdekaan Boyolali."

"Seketika itu beberapa anggota yang sedang bermain bola voli tersebut keluar gerbang dan saat itu dilihatnya rombongan pengendara sepeda motor kenalpot brong sudah berlalu melintas di depan Markas Kompi B," terang Richard dikutip dari TribunSolo.com.

Baca juga: 1.000 Relawan Sungai Gelam Siap Menangkan Edi Purwanto untuk DPR RI dan Ganjar-Mahfud di Pemilu 2024

Tak berselang lama, ada dua orang pengendara sepeda motor yang lewat dengan knalpot brong sedang memainkan gas sepeda motornya.

Pengendara itu lalu dihentikan dan ditegur oleh oknum anggota TNI.

Oknum anggota TNI memberikan teguran supaya dua orang tersebut tertib berlalu lintas dengan tidak memainkan pedal gas sepeda motor berknalpot brong.

Itu karena menimbulkan suara bising dan mengganggu orang-orang di sekitar jalan.

"Selanjutnya terjadi cek-cok mulut hingga berujung terjadinya dugaan tindak penganiayaan oleh oknum anggota," ucap Richard.

2. Dilakukan Pemeriksaan

Sementara itu, Richard mengatakan Panglima Kodam IV/Diponegoro telah memerintahkan Danyonif Raider 408/Sbh dan pihak polisi militer dalam hal ini Denpom IV/4 Surakarta untuk melakukan proses hukum sebagaimana mestinya sesuai prosedur yang berlaku.

Selain itu, mereka juga diminta untuk berkoordinasi dengan para pihak terkait untuk membantu pengobatan terhadap para korban yang saat ini masih dirawat di rumah sakit.

"Komitmen Pimpinan TNI/TNI AD untuk menegakkan aturan hukum yang berlaku, oleh karenanya siapa pun nanti oknum anggota yang terbukti bersalah dalam kasus penganiayaan tersebut, tentu akan diambil langkah dan tindakan sesuai prosedur hukum secara profesional dan proporsional."

"Saat ini Denpom IV/4 Surakarta masih melakukan pemeriksaan terhadap beberapa anggota yang diduga mengetahui peristiwa dimaksud," ucapnya.

Baca berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Pemadam Kebakaran Kota Jambi Siap Siaga di Malam Tahun Baru

Baca juga: Sinopsis Pengabdi Setan 2, Tayang 31 Desember 2023 di Trans 7

Baca juga: ST Buhanuddin Soal Kasus Jubir Timnas Amin: Tak Terkait Politik, Ini dari Luar, Bukan dari Kejaksaan

Baca juga: Teuku Ryan Pergi Umroh Bareng Ria Ricis Ditengah Isu Keretakan Rumah Tangganya: Doain Ya

Artikel ini diolah dari Tribunnews.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved