Pilpres 2024

TPN Ganjar-Mahfud Sebut Pembangunan IKN Utang Sejarah: Sudah Digagas Presiden Soekarno

Pembangunan Ibu Kota Negara di Kalimantan Timur merupakan utang sejarah sejak kepemimpinan Ir Soekarno menjadi presiden Indonesia.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Capture Kompas TV
Pembangunan Ibu Kota Negara di Kalimantan Timur merupakan utang sejarah sejak kepemimpinan Ir Soekarno menjadi presiden Indonesia. 

TRIBUNJAMBI.COM - Pembangunan Ibu Kota Negara di Kalimantan Timur merupakan utang sejarah sejak kepemimpinan Ir Soekarno menjadi presiden Indonesia.

Hal itu disampaikan Tim Pemenangan Nasional pasan Capres-Cawapres di Pilpres 2024 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.

Sehingga pasangan Ganjar-Mahfud menyatakan akan tetap mendukung Pembangunan IKN di Penajam Paser Utara.

Sebab, bagi TPN Ganjar-Mahfud, membangun IKN merupakan utang sejarah yang harus dituntaskan.

Jubir Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud, Yusuf Lakaseng.

Dia menyampaikan itu dalam merespon pernyataan PKS dan capres-cawapres Anies-Muhaimin yang menolak Pembangunan IKN jelang Pilpres 2024.

“Soal IKN ini untuk meluruskan bahwa selama ini kan semenjak pascaputusan MK itu kan orang menganggap bahwa Ganjar Mahfud ini antitesa banget sama Jokowi. Jadi soal IKN ini memperjelas posisi kita, bahwa apa yang baik dari Pak Jokowi akan kita lanjutkan, apa yang kurang baik, apa yang tidak baik akan kita koreksi dan perbaiki,” ucap Yusuf.

Baca juga: Awali Kampanye di Sabang dan Merauke, Ganjar-Mahfud Berkomitmen Wujudkan Ekonomi yang Merata

Baca juga: Baku Tembak Aparat Vs KKB Papua Pecah di Nduga, Jubir TPNPB-OPM Klaim Tewaskan 4 Prajurit

Baca juga: Gempa Terkini Selasa 28 November 2023 Getarkan Pidie Jaya Aceh di Kedalaman 10 Km

“Soal IKN ini komitmen Ganjar-Mahfud jelas akan menuntaskan, akan melanjutkan, karena ini adalah utang sejarah.”

Yusuf menuturkan, pemindahan ibu kota sudah digagas sejak Presiden Soekarno pada tahun 1957 ketika datang meresmikan Palangka Raya sebagai ibu kota Kalimantan Selatan.

“Saat itu Soekarno sudah menggagas bahwa ibukota akan dipindahkan ke Kalimantan, tapi entah apa yang terjadi kemudian itu tidak jadi,” ujar Yusuf.

“Kemudian pada masuk rotasi kekuasaan Orde Baru itu digagas lagi pada 1997 oleh Presiden Soeharto, keluar Keppres Nomor 1 tahun 1997 yang membangun Jonggol sebagai kota mandiri yang diperuntukkan untuk ibu kota atau pusat pemerintahan baru.”

Bahkan, sambung Yusuf, pada era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, sudah digagas juga skenario membangun ibu kota baru tidak jauh dari Jakarta 5070 KM atau bahkan di luar kota Jakarta.

“Kenapa bagi kami dari IKN penting? Karena dia adalah keseimbangan untuk keadilan pembangunan serta sebagai simbol Indonesia yang futuristik. Karena kan IKN ini dibangun menjadi kota modern yang akan (menjadi) forest city dan smart city. Jadi di situ dibangun sebuah kota yang nyaman untuk ditinggali, nyaman untuk bekerja, nyaman untuk bermain, nyaman untuk belajar,” jelas Yusuf.

“Saya kira itu ada dalam visi misi program Ganjar-Mahfud di poin percepatan pembangunan ekonomi berdikari berbasis pengetahuan.”

Baca juga: Alasan Anies Baswedan Pilih Tanah Merah dan Jatim Sebagai Kick Off Kampanye di Pilpres 2024

Dalam keterangannya, Yusuf menambahkan, pembangunan IKN di Penajam Paser Utara juga akan memberi dampak ekonomi bagi wilayah di Indonesia Timur.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved