Kisah Guru di Desa Terpencil Jambi, Bertaruh Nyawa Menyeberangi Laut Demi Mencerdaskan Anak Bangsa
Agus Hadi seorang guru, bercerita tentang dirinya mengajar di daerah ujung timur Kabupaten Tanjab Timur, Provinsi Jambi.
Penulis: anas al hakim | Editor: Teguh Suprayitno
TRIBUNJAMBI.COM, MUARASABAK - Tanggal 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional untuk menghargai jasa para guru, yang sering dijuluki sebagai “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”.
Sosok guru, memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan bimbingan dan pengajaran demi kemajuan suatu bangsa. Seorang guru mampu menciptakan seorang Pemimpin besar atau orang nomor satu yang ada Indonesia seperti Presiden dan yang lainnya.
Ini tidak terlepas dari perjuangan dan dedikasi seorang guru. Salah satu guru yang memberikan pengabdian yang luar biasa adalah Agus Hadi. Seorang tenaga pengajar di daerah ujung timur Kabupaten Tanjab Timur, Provinsi Jambi.
Agus Hadi sempat mengabdi pada SMP N 6 Tanjab Timur, tepatnya di Desa Sungai Lokan, Kecamatan Sadu sejak 2009 - 2018.
"Selama ini saya tidak pernah bermimpi untuk mengajar di daerah terpencil yang lokasinya sangat jauh dari ibu kota Kabupaten Tanjab Timur," jelas Hadi kepada tribunjambi.com, Jumat (24/11/23).
Perjuangan Hadi dalam melakoni tugasnya sebagai seorang guru tentunya tidak semulus seperti apa yang ada dalam benak banyak orang. Ia harus melewati perjuangan yang cukup berat.
Pasalnya untuk sampai ke lokasi ia mengajar perlu menyeberangi laut selama 40 menit. Meski nyawa menjadi taruhan, Hadi tetap mengabdi demi mencerdaskan anak bangsa.
Dirinya menjelaskan, awal mula ia bertugas di Sadu, bahwa setelah lulus CPNS, dirinya ditugaskan pada 2009 silam, untuk menjadi guru di SMPN 6 Tanjab Timur.
Dan Sadu ini, merupakan wilayah paling timur yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, dan memerlukan waktu sehari untuk sampai ke sana jika dari Jambi.
"Jadi waktu itu transfortasi belum bisa melalui sabak, karena belum ada jembatan, tentunya kami harus lewat Suak Kandis, dan sambung speedboat menuju Nipah dan baru nyebrang menggunakan pompong ke Sadu," ujarnya.
Lanjutnya, memang di sana daerah terpencil, tapi kalau untuk semangat kerja dan motivasi guru-gurunya insyaallah tidak tertinggal dengan guru yang ada di kabupaten.
Terbukti bahwa Hadi, pernah ikut uji kompetensi dan lolos pasing great di atas rata-rata, dan dalam mata Pelajaran IPA, ia termasuk 3 terbaik dan 3 nilai tertinggi untuk Kabupaten Tanjab Timur.
"Dan alhamdulillah, pada masa Menteri Pendidikan Anis Baswedan, saya terpilih sebagai instruktur nasional untuk mata Pelajaran IPA," ucapnya.
Menurut Hadi, suka duka yang ia rasakan saat mengajar di Wilayah terpencil seperti Sadu, terkait dengan Pendidikan, bahwa selain dari lokasi yang jauh, juga terkendala dengan sinyal.
"Sehingga, ketika mendapatkan infomasi secara online kita sering terlambat, dan jika ada informasi mendadak seperti pertemuan tentu kita tidak bisa hadir," ucapnya.
7,6 Kg Sabu dan 10 Ribu Ekstasi Diamankan dari Kurir Narkoba Jambi |
![]() |
---|
Polisi Gerebek Rumah di Muaro Jambi, Temukan 2 Kg Sabu dan 10 Ribu Ekstasi |
![]() |
---|
Breaking News: Pria di Jambi Timur Ditangkap Satresnarkoba, Bawa 1 Kg Sabu di Jalan |
![]() |
---|
Kesaksian Sahabat Ilham Pradipta, Kacab Bank BUMN yang Terbunuh: Padahal Dia Guru Bela Diri Kempo |
![]() |
---|
Jambi Kirim 25 Atlet ke Kejurnas Atletik 2025 di Surakarta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.