Pengamat Olahraga Jambi: Pemerintah Harus Tahu Penyebab Balap Liar Agar Bisa Dihilangkan

TRIBUNJAMBI.COM,JAMBI - Aksi balap liar di Kota Jambi masih marak hingga saat ini,berdasarkan pantauan Tribunjanbi.com di jalan H Agus Salim, Tugu Kris Singinjai, Kota Baru, Kota Jambi rutin dilakukan oleh sejumlah remaja hingga pemuda saat malam minggu, hingga dini hari.

Menyikapi hal ini, Pengamat olahraga dan Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan (FKIP), Prodi Kepelatihan olahraga, Universitas Jambi (UNJA), Reza Hadinata berharap pemerintah bisa melakukan observasi untuk mencari penyebab terjadinya balap liar di Kota Jambi ini.

"Kita harus tau penyebabnya sehingga kita bisa mencari solusi untuk mengatasinya," ujarnya Kamis (23/11/2023).

Reza memaparkan balap liar cendrung di lakukan anak-anak remaja setingkat SMP dan SMA.

Dimana anak di usia tersebut memiliki energi yang berlebih selain itu keberaniannya juga luar biasa.

"Hal ini karena adrenalin yang memuncak dan Itu memang karakter remaja," katanya.

Lebih lanjut ia memaparkan balap liar ini merupakan penyaluran energi berlebih yang disalurkan ke hal yang tidak positif yang dapat mendatang kan kerugian untuk mereka maupun orang lain.

Untuk itu pemerintah perlu melakukan observasi penyebab terjadinya balap liar ini, apakah memang hobi balap atau ada motif lain.

"Kalau mereka itu memang hobi dan bakatnya di sana itu yang perlu kita salurkan dan perlu perna serta orang tua dan pemerintah untuk mengatakan hobi remaja ini," ujarnya.

"Tinggal bagaimana orang tua dan pemerintah bisa mengolah itu agar menjadi hal yang positif," timpalnya

Namun, jika ada motif lain seperti kenakalan remaja, Reza pemerintah perlu mencari solusi lain untuk penyelesaiannya.

"Pemerintah harus tegas di sini memberikan saksi jika penyebabnya kenakalan remaja," katanya.

Menurut Reza, sampai saat ini penyaluran hobi untuk olahraga balap di Jambi sudah cukup baik.

Hal ini dapat di lihat dari banyaknya event balap di Jambi, bahkan cabang olah raga ini sudah ada di Porprov hingga PON.

Namun memang belum ada sirkuit permanen untuk sarana dan prasarana olahbraga ini.